Menyebut nama Donnarumma, aksi kiper muda AC Milan langsung terbayang. Dia adalah Gianluigi Donnarumma yang sudah mengawal gawang I Rossoneri sejak masih berusia 16 tahun pada musim 2015/2016. Tapi, pemain satu ini bukan dirinya, melainkan Alfredo Donnarumma. Meski bernama belakang sama, ternyata keduanya tak punya hubungan darah.
Lain halnya Gianluigi dengan kiper tiga Milan, Antonio Donnarumma yang merupakan kakak kandungnya dengan selisih usia 9 tahun. Mereka sebenarnya sama-sama berasal dari Napaoli; Antonio dan Gianluigi lahir di Castellammare di Stabia, sedang Alfredo berasal dari Torre Annunziata. Namun, perjalanan mereka jauh berbeda.
Perjalanan Alfredo hingga kini jadi salah satu ‘bomber maut’ di Serie A dalam musim debut di level tertinggi ‘Negeri Pizza’ memang sangat panjang. Selama hampir 10 tahun dia bermain di klub-klub medioker, bahkan sempat berkarier di level terendah liga profesional Italia, Serie C2. Saat Antonio yang seumuran dengannya membuat debut Serie A bersama Genoa pada 2012, Alfredo pun masih berjuang di Serie C1. Padahal selama periode 2010-2013, striker kelahiran 30 November 1990 ini sempat masuk skuat utama Catania yang ketika itu berlaga di Serie A, setelah 6 tahun di akademi.
Karier Alferdo berawal dari klub kecil di kotanya, Calcio Azzurri di Torre Annunziata sejak usia lima tahun, sebelum ditemukan Brescia pada 2004. Jelang ulang tahun ke-20, tepat pada akhir musim 2009/2010, Alfredo dipanggil tim utama, meski gagal membuat debut Serie A. Musim berikutnya dia malah ‘disekolahkan’ ke AS Gubbio yang ketika itu berlaga di Serie C1. Tapi, Alfredo beruntung karena mendapat pengalaman bermain secara reguler dengan turun sebagai starter dalam 20 laga dari 23 penampilannya dengan torehan lima gol. Dia juga berperan mengantar klub menjadi juara.
Sempat dipanggil pulang ke Sisilia, namun Alfredo malah dikembalikan ke tim primavera, sebelum dikirim lagi untuk belajar ke klub gurem, SS Virtus Lanciano yang tampil di Serie C2. Sayangnya, dia gagal mengulang performa impresif bersama Gubbio, karena hanya membuat 10 penampilan dan semua sebagai pengganti. Musim 2012/2013, giliran Alfredo yang meminta untuk dipinjamkan ke Como yang bermain di Serie C1. Kali ini, dia pun membuktikan diri sebagai striker muda berbakat dengan mencatatkan 13 gol dalam 30 penampilan. Tapi, lagi-lagi belum menarik perhatian Catania.
Tim berjuluk I Rossazzurri itu malah menjual setengah kepemilikan atas Alfredo pada AS Cittadella dengan nilai hanya 500 euro. Namun, kepindahan ini membuatnya mendapat peningkatan karier dengan tampil di Serie B untuk pertama kali. Di akhir musim, Cittadella sempat mempermanenkan statusnya, tapi kemudian dilepas ke klub Serie B lainnya, Pescara, yang kemudian meminjamkan Alfredo ke Teramo Calcio di Serie C2. Pada 2014/2015 itu dia berhasil mengakhiri musim sebagai pencetak gol terbanyak dengan 22 gol dalam 35 penampilan, hingga Teramo pun menebusnya.
Tapi, Alfredo tak sempat melanjutkan karier di klub tersebut, karena Teramo dihukum akibat kasus pengaturan skor meski baru promosi ke Serie B. Striker setinggi 1,8 meter itu lalu bergabung ke US Salernitana di Serie B dan bertahan dalam dua musim hingga kontraknya kadaluarsa.
Berikutnya, Alfredo dipinang FC Empoli, hingga akhirnya kesuksesan mulai mendekat. Dia berhasil mengantar klub berjuluk Gli Azzurri itu menjuarai Serie B dan keluar sebagai runner-up pencetak gol terbanyak dengan 23 gol; hanya kalah tiga gol dari tandemnya, Francesco Caputo yang menjadi top scorer.
Menariknya, meski Empoli promosi ke Serie A dan Alfredo punya kesempatan besar menuntaskan mimpinya selama delapan tahun untuk melakukan debut di kompetisi tertinggi Italia itu, di malah memilih menerima tawaran 1,8 juta euro dari tim papan bawah Serie B Brescia. Tapi keputusannya itu ternyata tak salah. Dia bisa menyelesaikan misi yang tertunda jadi top scorer Serie B 2018/2019 dan kembali mendapat tiket promosi ke Serie A dengan status juara, kali ini untuk I Biancazzurri. Kesempatan kedua ini tentu tak dilewatkan Alfredo, apalagi modalnya sudah jauh lebih matang.
Di usia jelang 29 tahun, Alfredo akhirnya membuat debut Serie A pada pekan perdana musim ini, saat Brescia bertandang ke markas Cagliari. Meski tak bermain full time, dia bisa mencetak satu gol lewat titik putih yang memberikan kemenangan 0-1 untuk Brescia. Kini, Alfredo sudah mengoleksi empat gol dalam enam laga di Serie A.
“Saya terus mendapat dukungan luar biasa dari staf pelatih, rekan setim, manajemen, maupun fans Brescia. Itu membuat saya semakin termotivasi memberi penampilan terbaik,” ungkapnya dilansir Football Italia. Meski belum berhasil membobol gawang Gianluigi di pekan kedua lalu, namun bukan tak mungkin Alfredo mereplikasi pencapaian terbaik sebagai capocannoniere di Serie A. Memang tidak ada kata terlambat untuk meraih kesuksesan!