Nasib setiap orang siapa yang tahu. Lulus dari akademi sepakbola yang kurang populer, Daniel Sturridge, sebenarnya menapaki jalan yang tepat. Ia bergabung dengan Chelsea di usia 20 tahun. Di sana, namanya melambung sampai akhirnya direkrut Liverpool pada musim 2012/2013.
Sturridge memang tak sefenomenal pemain muda lain seangkatannya seperti Theo Walcott, Chris Smalling, atau bahkan Gareth Bale. Namun, ia main konsisten di Liverpool meski tak selalu main setiap pekan.
Sturridge pernah dilatih oleh Brendan Rodgers dan Jurgen Klopp. Keduanya sama-sama memujinya. Klopp menyebutnya sebagai pemain hebat di era modern, sementara Brendan Rodgers bilang kalau dia akan sebagus Luis Suarez.
Di musim keduanya bersama Liverpool, Sturridge tampil hebat. Ia mencetak 21 gol dari 29 penampilan di Premier League. Goal menyebut kalau Sturridge menjelma menjadi striker Inggris terbaik di liga.
“Tiga puluh lima gol antara Januari 2013 dan Mei 2014 menceritakan kisah mereka sendiri. Sturridge tajam, pintar, secara teknis luar biasa dan penuh percaya diri,” tulis Goal.
Sempat tersebar rumor kalau Brendan Rodgers awalnya tak menginginkannya di Liverpool. Akan tetapi, Sturridge memainkan peran penting dan menjalin hubungan yang bagus bersama dengan Luis Suarez di lini serang.
Duet Sturridge dan Suarez menjadi salah satu yang paling kuat di Premier League, meski hanya berlangsung singkat. Mereka bahkan hampir mengantarkan Liverpool meraih gelar Premier League pertama pada musim 2013/2014. Di musim itu, Suarez menjadi top skorer dengan 31 gol, sementara Sturridge 21 gol.
“Daniel punya kesempatan besar di beberapa tahun ke depan untuk menjadi kelas dunia. Dia punya semua alat dan kualitas yang dia butuhkan untuk bisa menjadi sebagus Luis Suarez. Kalau dia bebas dari cedera dan tetap di lapangan, dia bisa meraihnya,” kata Rodgers kala itu.
Setelahnya, karier Sturridge bak roller coaster. Ia hanya mencetak 23 gol di liga selama enam musim. Dia terdegradasi ketika dipinjamkan ke West Bromwich Albion. Di sisi lain, ia juga pernah dikalungi medali juara Liga Champions, di musim terakhirnya bersama The Reds.
Namun, kebahagiannya itu tak berselang lama. Karena tiga hari kemudian, ia dilepas oleh Liverpool.
Pada 18 Juli 2019, Sturridge dihukum tak boleh main di sepakbola, karena terbukti melanggar aturan soal perjudian. Soalnya, ia menginstruksikan saudaranya untuk bertaruh agar ia pindah ke Sevilla.
Sturridge kembali bermain sepakbola setelah pada 21 Agustus ia direkrut Trabzonspor dengan durasi kontrak tiga tahun. Tapi belum genap setahun, kontraknya diputus karena ia mendapatkan sanksi larangan bermain selama empat bulan atas pelanggaran aturan perjudian.
Sturridge sempat menjadi penyerang muda yang disegani. Akan tetapi, di usianya yang ke-30 tahun, namanya bahkan tak pernah disebut untuk dibawah ke Piala Eropa 2020. Ia kalah tenar dibandingkan Harry Kane, Jamie Vardy, Raheem Sterling, bahkan kalah dari juniornya seperti Marcus Rashford, Tammy Abraham, dan Dominic Calvert-Lewin.
Salah satu alasannya adalah karena Sturridge “melanggar” semua syarat Rodgers: bebas dari cedera dan tetap fokus di lapangan. Ia pernah mengalami cedera hamstring, pinggang, lutut, ligamen ankle, betis, yang bikin tubuhnya tak lagi kuat menahannya.
Hal ini yang disadari Jurgen Klopp. Ia sengaja tak menjadikan Sturridge sebagai utama, meskipun sang pemain kerap mencetak gol setiap kali ia diturunkan. Di timnas juga ia masih main bagus di Euro 2016. Namun, tetap saja, menit bermainnya berkurang dtastis.
Saat dilepas dengan status bebas transfer, Klopp menghadiahinya pujian:
“Daniel sudah mendapatkan hak untuk dianggap sebagai pemain hebat Liverpool di era modern, menurutku. Dia datang ke klub saat kami mencoba untuk membangun kembali diri kami sendiri. Beberapa gol yang dia cetak buat Liverpool, sangat, sangat, sangat penting.”
“Dia adalah salah satu finisher terbaik yang pernah aku lihat dalam hidupku. Dia mencetak sejumlah gol yang menurut Anda bisa dicetak dan yang tak mungkin dicetak,” puji Klopp.
Sayangnya, usai kasus perjudian tersebut, Sturridge pindah ke Liga Super Turki dengan membela Trabzonspor. Meski hanya bermain di 16 pertandingan, ia berhasil mencetak tujuh gol.
Sampai akhirnya, FA membuat kariernya berantakan. Mereka mengajukan banding dan hukuman buat Sturridge ditambah menjadi empat bulan tak boleh beraktivitas di sepakbola. Kontraknya di Trabzonspor pun berakhir di hari yang sama.
“Menghancurkan bagiku. Hatiku benar-benar hancur soal itu. Musim ku berakhir. Aku cuma ingin bilang kalau ini adalah proses yang sangat panjang, berlarut-larut selama beberapa tahun terakhir, dan aku jadi susah konsentrasi buat karier di sepakbola,” tutur Sturridge.
Hukuman buat Sturridge sebenarnya terbantu dengan dunia sepakbola yang juga terhenti karena pandemi virus corona. Namun, kariernya masih belum kembali. Ia sempat berlatih bersama Real Mallorca, tapi hingga saat ini masih belum terdaftar sebagai pemain di klub manapun.
Klub Liga 1 barangkali ada yang mau?
Sumber: Goal.com