Aston Villa vs West Brom: Mencari Tim Terbaik dari West Midlands

West Midlands adalah salah satu daerah yang memiliki tradisi penting dalam sepakbola Inggris. Aplagai sejak 1984, empat dari 6 klub yang berasal dari sini bermain di divisi tertinggi kala itu. Mereka adalah Aston Villa dan saudara sekotanya Birmingham City, kemudian West Bromwich Albion, dan Wolverhampton Wanderers. Adapun kesebelasan lain seperti Coventry City dan Wallsall yang seringkali luput dari rivalitas karena bermain di divisi yang berbeda.

Sebenarnya bila ditelaah lebih lanjut, ada 4 derbi penting di West Midlands. Yaitu Second City Derby yang mempertemukan Aston Villa dan Birmingham City, Black Country Derby yang mempertemukan West Brom dan Wolves, dan sisanya adalah pertemuan salah satu dari klub Second City atau Black Country.

Kepastian Aston Villa dan West Brom untuk berlaga pada semifinal play-off divisi Championship 2018/2019 tentu merupakan keasyikan tersendiri untuk disaksikan. Apalagi, jarak stadion Villa Park dan The Hawthorns hanyalah terpisah 6 km saja.

Sejarah singkat rivalitas Aston Villa-WBA

Sebenarnya, rivalitas antara Villa dan WBA kian meruncing ketika terdegradasinya Birmingham City dari Premier League pada 2011. Villa yang tak memiliki rival lokal, otomatis haya bertemu WBA yang juga berasal dari West Midlands. Puncaknya, pada 2015 lalu pada laga perempat final Piala FA, Villa yang berhasil mengalahkan WBA dengan skor 2-0, suporter Villa yang merayakan kemenangan merangsek masuk ke dalam lapangan dan mengakibatkan keributan dan juga pemain yang terluka.

Bagi West Brom, rivalitas mereka dengan Aston Villa juga terjadi karena ketiadaan rival yag sepadan. Rivalitas ini mulai meruncing pada era 70-an. The Baggies yang merasa Wolves bukan lawan yang sepadan, menjadikan Villa sebagai tolok ukur siapa yang terbaik dari daerah Midlands. Pernyataan tersebut juga diperkuat oleh Cyrille Regis, legenda WBA yang bermain bersama empat klub West Midlands yang berbeda yaitu Villa, WBA, Wolves, dan Coventry.

“Kedua klub menjadi rival karena alasan yang berbeda. Albion dan Wolves hanya dua tim dari Black Country, sehingga benar-benar mempertaruhkan gengsi lokal. Tapi di masa itu, WBA versus Villa adalah laga untuk mencari tim yang terbaik dari Midlands,” tuturnya.

Kedua klub ini berpeluang menyemarakkan kembali salah satu derbi paling panas di Inggris ini, mengingat Wolves kini hanyalah satu-satunya klub dari West Midlands yang berkiprah di Premier League.

Aston Villa, Si Saudara Tua yang Dibenci

Aston Villa tentu lebih memiliki nama besar dibandingkan klub lainnya di West Midlands. Villa adalah salah satu klub kebanggaan Inggris hingga tahun 1980-an karena berhasil menjuarai kompetisi para juara, European Cup (kini Liga Champions) dengan menumbangkan Bayern Munchen di partai final.

Klub yang bermarkas di Villa Park ini menjadi tolok ukur bagi klub-klub di Inggris, sebelum era Premier League. Villa adalah peraih 7 kali trofi English First Division, 7 kali Piala FA, dan 5 kali Piala Liga. Sebuah prestasi yang hingga kini sulit dikejar oleh tim-tim lain dari West Midlands. Oleh karena itu, Villa menjadi “musuh bersama” bagi lima klub lain dari daerah yang berada di bagian barat Inggris ini.

Sempat berjaya di masa lalu, pada dekade 1990-an, Villa hanyalah tim papan tengah Premier League yang sesekali berlaga di kompetisi “kelas dua” eropa seperti  Piala UEFA atau Piala Intertoto. Namun konsistensi Villa untuk terus berlaga di kancah tertinggi sepakbola Inggris harus terhenti di musim 2015/2016.

Sejak berlaga di Divisi Championship pada musim 2016/2017, Villa belum beranjak naik ke divisi teratas. Musim lalu, mimpi Villa untuk berlaga kembali di Premier League pupus di babak final play-off oleh Fulham.

Musim ini Villa memiliki kesempatan sekali lagi untuk membuktikan eksistensinya dan juga untuk dibenci oleh pendukung klub dari Midlands, terutama West Brom. Terlebih, pada laga semifinal leg pertama play-off kemarin (11/5), Villa berhasil menggulung WBA dengan skor tipis 2-1.

Mission Impossible: WBA

Tak seperti Villa, West Brom memiliki reputasi yang medioker. Torehan lima gelar Piala FA yang mereka raih terjadi sebelum era 60-an. Setelahnya, WBA banyak menghabiskan hari-hari menjadi kesebelasan papan tengah. Selama kurun 1986 hingga 2002, WBA mencatatkan periode terlama mereka bertahan di divisi tertinggi Inggris.

WBA memiliki rekor baik dalam urusan back-to-back. Terdegradasi dari Premier League pada musim 2008/2009, The Baggies mampu kembali lagi di musim berikutnya berkat tangan dingin Roberto DiMatteo kala itu. Musim-musim berikutnya WBA malah sempat stabil di posisi papan tengah, bahkan pernah duduk di peringkat ke-8 Premier League di masa kepelatihan Steve Clarke.

Kemudian terjadi bencana bagi WBA terjadi pada musim 2017/2018. WBA mengalami instabilitas dalam kursi manajer dengan mengganti 3 pelatih dalam satu musim, yaitu Tony Pulis yang dipecat sebelum jeda musim dingin kemudian digantikan oleh Alan Pardew yang secara mengejutkan mengundurkan diri setelah 5 bulan melatih dan meninggalkan WBA di jurang klasemen.

Musim 2018/2019 juga nyaris menjadi kegagalan andai manajemen WBA tak bergerak cepat dengan memutus rangkaian performa buruk di bawah asuhan Darren Moore. James Shan ditnjuk menjadi caretaker dan berhasil mendaratkan WBA di posisi penantang play-off

Pada musim ini pula, menjadi pertaruhan bagi WBA untuk bisa back-to-back promotion. Namun, jalan WBA untuk mengulang prestasinya satu dekade lalu agaknya menjadi berat karena absennya penyerang andalan mereka, Dwight Gayle yang mendapat hukuman kartu merah pada laga semifinal play-off leg pertama (11/5). Peran Gayle bagi WBA amat krusial, mengingat torehan fantastisnya di musim ini yakni 23 gol.

Namun bukan tak mungkin bagi WBA untuk bisa mengalahkan Aston Villa pada leg kedua. Apalagi laga derbi West Midlands ini akan dilangsungkan di publik sendiri, The Hawthorns (14/5).

***

Sekali lagi, laga yang akan dijalani oleh Villa dan WBA nanti tentunya menjadi penentu siapa yang menjadi terbaik di tanah West Midlands. Akankah Villa masih menjadi saudara tua yang selalu dimusuhi? Atau kali ini WBA akan mengulang pencapaian back-to-back promotion sepereti yang mereka lakukan satu dekade silam?

Lebih dari itu, pemenang laga panas ini akan mengantongi satu tiket menuju Premier League musim depan lewat menjuarai final play-off yang akan diselenggarakan di Wembley, 16 Mei mendatang.