Basaksehir, Kesebelasan Pro-Pemerintah yang Dimusuhi Besiktas

Ada yang berubah di Liga Turki musim ini. Ketika persaingan gelar juara diperebutkan oleh kesebelasan kuat Istanbul macam Galatasaray, Besiktas, dan Fenerbahce, yang kini berada di puncak klasemen justru Istanbul Basaksehir, kesebelasan yang baru didirikan pada 1990.

Kalau melihat tren dari Super Lig Turki selama empat tahun terakhir, naiknya Basaksehir memang tidak mengagetkan. Pasalnya, mereka hampir selalu berada di empat besar klasemen akhir. Namun, kalau mau melihat lebih jelas lagi, naiknya Basaksehir terjadi pada 2014 ketika mereka promosi dari Divisi Dua, dan mulai dekat dengan Partai AK yang berkuasa di Turki.

Ketika Basaksehir bertandang ke Vodafone Park, para suporter Besiktas meneriakkan chant yang tak biasa. Mereka meminta Presiden Recep Tayyip Erdogan untuk menyerahkan kekuasaan pada lawan politiknya, Ekrem Imamoglu, yang menang dalam pemilu lokal. Lantas, apa hubungannya Besiktas, Basaksehir, dengan Presiden Erdogan?

Dalam tulisannya di BBCShamoon Hafez menjabarkan kalau sepakbola di Istanbul bersinonim dengan warna, gairah, dan suara bising. Namun ketika Besiktas bertemu dengan Basaksehir, keduanya bertemu dalam momen yang spesial karena mempertemukan dua kesebelasan yang amat berbeda secara politik.

Basaksehir yang kini memimpin Super Lig punya hubungan dekat dengan Erdogan. Mereka awalnya terbentuk pada 1990 sebagai kesebelasan amatir. Namun, mereka terus berkembang sampai akhirnya mencapai divisi tertinggi pada 2007. Baru pada 2014 mereka benar-benar berubah setelah mereka mulai dekat dengan partai pengusung Presiden Erdogan, Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP).

Setelah kedekatan itu, sejumlah unsur yang dekat dengan Erdogan juga masuk ke Basaksehir. Sebut saja Presiden Basaksehir, Goksel Gumusdag, yang menikah dengan keponakan dari istri Erdogan, Emine. Bahkan, ketika pembukaan stadion baru, Basaksehir mengundang Erdogan untuk ikut dalam pertandingan eksebisi pada Juli 2017. Dalam pertandingan tersebut, Erdogan mengenakan kostum nomor 12, sebagai simbol Presiden ke-12 Turki. Anehnya, beberapa hari kemudian, Basaksehir memensiunkan nomor “12” dari tim sebagai penghargaan.

Saat ini, Basaksehir tengah mencapai kejayaan. Namun, tak sedikit yang merasa kalau kejayaan itu didapatkan tak secara natural, tapi dibuat-buat. Mereka amat bergantung pada investor yang membayar pemain baru dan stadion baru mereka. Padahal, rata-rata penonton yang hadir untuk mendukung Basaksehir hanya sekitar empat ribu orang, yang cuma seperempatnya yang disebut sebagai penonton asli, karena sisanya penonton gratisan.

Sejumlah pemain top yang didatangkan ke Basaksehir adalah mantan penyerang Manchester City dan Real Madrid, Robinho. Selain itu ada pula mantan striker City dan ARsenal, Emmanuel Adebayor, juga striker Chelsea, Demba Ba. Basaksehir pun dikapteni oleh mantan gelandang Newcastle United, Emre Belozoglu.

Kesuksesan Basaksehir dianggap haram oleh sebagian pihak, termasuk fans Besiktas. Apalagi, Besiktas berdiri sejak 1903 atau lebih tua dari Republik Turki yang secara resmi berdiri pada 1923. Besiktas sendiri berbeda 180 derajat dengan Basaksehir yang disebut sebagai kesebelasan pro-pemerintah dan pro Erdogan. Pasalnya, Besiktas adalah kesebelasan yang cenderung menjadi oposisi.

Hal ini tak lepas dari aksi damai warga Istanbul atas penghancuran Taman Taksim Gezi yang berubah menjadi demonstrasi anti-pemerintah dalam skala besar. Puncaknya adalah ketika polisi menggunakan gas air mata untuk membubarkan demonstran. Namun, kerusuhan pun pecah. Ribuan orang terluka dan 22 lainnya meninggal dunia.

Sebagai aksi protes dan solidaritas, suporter Besiktas pun menyabotase bulldozer yang terparkir di luar stadion. Mereka mengarahkannya untuk mendorong mundur water cannon milik kepolisian. Sejak itu, ada kecenderungan Besiktas mulai berada di sisi seberang pemerintahan Turki. Apalagi, dalam pertandingan melawan Basaksehir, lawan politik Erdogan, Ekrem Imamoglu, duduk di sebelah pemilik Besiktas.

Derby antara Galatasaray dengan Fenerbahce dilabeli sebagai derby Intercontinental. Alasan yang paling utama karena Galatasaray ada di Turki sisi Eropa, sementara Fenerbahce di sisi Asia. Keduanya pun dipisahkan Selat Bosphorus. Yang membuat Galatasaray dan Fenerbahce berseteru adalah karena mereka memiliki perbedaan yang begitu mendasar dalam hal kelas sosial.

Galatasaray merupakan representasi dari kaum kelas atas di Istanbul. Hal itu karena kawasan di sana merupakan berdiamnya aristokrat-aristokrat Turki yang sudah merasakan enaknya hidup ketika Kekaisaran Usmani masih berdiri. Identitas elit inilah yang kemudian melekat pada diri Galatasaray, meskipun melebur dengan sendirinya seiring berjalannya waktu.

Berbeda dengan Fenerbahce yang dikenal dengan klub masyarakat karena representasi dari kelas pekerja. Fenerbahce sendiri merupakan gabungan dari dua daerah di Istanbul, yaitu Fener di kawasan mercusuar laut dan Bahce di kawasan perkebunan. Perbedaan kelas ini lumrah ditemui dalam pertandingan derby panas di belahan dunia manapun.

Kini, kehadiran Basaksehir ikut mewarnai derby di Turki. Meskipun sejumlah penggemar Besiktas tak mengakuinya, tapi Basaksehir berpeluang menjadi lawan kuat karena beberapa hal. Yang pertama, secara finansial mereka unggul. Yang kedua, karena Basaksehir akan menjadi musuh utama, gara-gara mereka dekat dengan pemerintah.

Sumber: BBC.