Cara Curang Agen Pemain Hasilkan Keuntungan

Aturan dibuat karena ada alasannya. Termasuk aturan soal larangan merekrut pemain di bawah umur secara profesional. Akan tetapi, seringkali aturan tercipta dengan sejumlah celah yang bisa disusupi.

Hal ini yang terjadi di Inggris. Agen Raheem Sterling, Aidy Ward, dituduh meminta kliennya tersebut untuk bicara pada pemain berusia 15 tahun. Ini dilakukan sebagai bagian agar pemain tersebut mau dibujuk dan direkrut olehnya.

Federasi Sepakbola Inggris, FA, melarang agen menawarkan kontrak sebelum tanggal 1 Januari di usia pemain yang ke-16 tahun. Ward, yang memiliki Colossal Sports Management, tengah dalam investigasi FA karena insiden ini.

Kasus ini mencuat ketika BBC lewat program “Panorama” mengungkapkan bagaimana Ward melakukan penjajakan terhadap pemain berusia 15 tahun. Ward mengajak makan malam pemain tersebut bersama dengan ibunya di sebuah restoran di London. Ia pun melakukan video call dengan Sterling dan memintanya untuk bicara dengan anak tersebut.

Saat dikonfirmasi, pengacara Sterling bilang kalau sebagai penggawa timnas Inggris, merupakan kewajibannya untuk bicara pada pemain muda dan memberinya motivasi. Pengacara Sterling bahkan mengakui kalau kliennya sudah melakukannya dua kali.

Sterling sendiri punya sedikit saham di Colossal yang merupakan pemberian Ward. Akan tetapi, ia justru melepas Ward sebagai agennya akhir tahun lalu.

Cara Agen Rekrut Pemain

“BBC Panorama” memperlihatkan sejumlah pesan dan email yang bocor. Dalam pesan tersebut menunjukkan Ward berusaha membangun bisnisnya dengan merekrut sejumlah pemain muda ke agensinya.

Di program tersebut, terdapat tujuh orang tua pesepakbola di bawah umur yang menyatakan kalau Colossal menawarkan jasa mereka. Dalam pesan yang bocor, terdapat daftar nama pemain yang ingin direkrut Colossal. Enam di antaranya berusia di bawah 15 tahun ketika email tersebut dikirim.

“BBC Panorama” juga bicara pada scout Premier League. Mereka menyatakan kalau agensi seperti Colossal biasanya menggunakan taktik curang untuk merekrut pemain. Misalnya, mereka menargetkan pesepakbola dengan orang tua tunggal, karena prosesnya akan mudah. Dan hal ini sudah dimulai sejak usia yang sangat muda.

Kasus Nabay dan Fulham

Salah satu mantan pemain muda yang kini sudah berusia 23 tahun, Foday Nabay, menyatakan pada “Panorama”, kalau ia didekati Ward ketika usianya masih 12 tahun. Nabay lahir di Sierra Leone dan pindah ke Inggris dengan ibunya saat usianya enam tahun. Kala itu, Nabay bermain di timnas Inggris U-16. Ia sempat menjadi bintang di Akademi Birmingham City.

Nabay bilang kalau dia bahagia di Birmingham. Namun, Ward menyarankannya untuk pindah ke Fulham yang saat itu berlaga di Premier League.

Ward menegaskan kalau ia tak pernah jadi agennya Nabay. Hebatnyam “Panorama” punya sejumlah bukti email dari 2013 yang kontradiktif dengan klaimnya itu.

Dalam email tersebut, terdapat percakapan antara Direktur Akademi Fulham, Huw Jennings, Ward, serta agen lain. Isinya adalah membicarakan transfer Nabay yang waktu itu masih berusia 14 tahun.

Negosiasi transfernya berjalan dengan penawaran menarik dari Fulham: agen akan dibayar penuh senilai 120 ribu paun, kalau transfer berjalan lancar!

Nabay tak tahu kalau kepindahannya tersebut melibatkan agen. Setelah mengetahui faktanya, ia bilang pada Fulham kalau dirinya tak mau pindah kalau mereka harus bayar biaya agen.

Dalam aturan FA, agen tak boleh meminta atau menerima pembayaran apapun dalam transfer pemain akademi sebelum usia mereka 16 tahun. Agen juga tak boleh membuat pendekatan apapun kepada pemain atau keluarga mereka sebelum tahun tersebut.

Fulham sendiri menyanggah kalau mereka membayar Ward dan agen lain. Mereka juga tak setuju untuk membayar agen dalam kepindahan Nabay.

Kasus ini yang sekarang tengah diinvestigasi FA karena Ward bisa saja melanggar aturan tersebut. Soalnya, FA sudah memberi 50 sanksi selama tiga tahun terakhir.

Nabay sendiri akhirnya direkrut Fulham tapi dilepas pada Maret 2018, ketika usianya 19 tahun. Nabay pun merasa dimanipulasi oleh Ward yang mendoronya untuk pindah. Padahal, ia tak mau.

“Aku di kamar seharian, tak ingin pergi, aku tak mau melakukan apapun. Aku benar-benar tidak dalam kondisi yang baik,” terang Nabay.

Soal Uang

Lantas, apa alasan agensi merekrut pemain di bawah umur? Tentu saja karena uang.

Akademi menghasilkan pemain muda. Memang banyak yang gagal, tapi ada pula yang berhasil. Ditambah lagi, mereka yang masuk akademi tim top biasanya memang pemain berbakat. Kalau mereka bisa jadi pemain top, tentu saja bisa menghasilkan banyak uang.

Musim panas lalu, kesebelasan-kesebelasan Premeir League bisa meraih setidaknya 250 juta paun dengan menjual alumnus akademi mereka. Menurut Ahli Finansial Sepakbola, Kieran Maguire, masalahnya bukan cuma pada satu agen atau satu akademi, tapi lebih dari itu.

“Komodifikasi pesepakbola muda berarti mereka kini tengah disaksikan oleh sejumlah klub sebagai pusat keuntungan yang potensial,” kata Maguire.

Dalam kasus ini, Ward mengintai pesepakbola muda dengan latar belakang tertentu, agar bisa ia rekrut dengan biaya yang rendah. Soalnya, kalau menunggu usia 16 tahun, tentu ada peluang besar pemain tersebut sudah mengerti skema agensi di sepakbola, atau kalah cepat dengan agen yang lebih meyakinkan.

Sumber: BBC.com