Cara Oscar Tabarez Membangun Sepakbola Uruguay

Oscar Tabarez dikenal karena kiprahnya melatih tanah kelahirannya, Uruguay. Ia berbakti sejak 2006 hingga November 2021 lalu. Ada sejumlah prestasi yang ia torehkan. Puncaknya adalah ketika menjuarai Copa America 2011. Lebih dari itu, ia menyiapkan sistem yang bisa meningkatkan kualitas para pemain Uruguay untuk jangka panjang.

Pembinaan Pemain Muda

Tabarez menjalankan timnas layaknya sebuah kesebelasan, di mana ia mengontrol keseluruhan aspek. Yang paling utama adalah soal pengembangan pemain muda.

Pada minggu-minggu tertentu, 30 kesebelasan top di Uruguay harus melepas para pemain muda terbaiknya untuk mengikuti pelatihan singkat untuk menjadi pesepakbola profesional. Para pemain muda ini nantinya dilatih oleh para pelatih di timnas.

Ini adalah salah satu bagian dari rencana pengembangan pemain muda yang disusun Tabarez. Tujuannya bukan cuma meningkatkan kualitas, tapi juga memastikan kalau timnas Uruguay punya sumber daya yang cukup dalam regerenasi pemain. Bagaimana tidak? Penduduk Uruguay cuma sekitar 3,5 juta orang!

Satu hal yang paling penting dalam metode Tabarez adalah soal menjunjung tinggi rasa hormat. Ia memastikan staf serta para pemainnya saling menghormati. Sehingga, ia bisa menjalin kerja sama yang baik di bawah arahannya.

Para pemain seperti Jose Gimenez, Lucas Torreira, dan Diego Laxalt, adalah contoh anak-anak berbakat yang dikirim setiap Senin ke pelatnas. Di pelatnas U-15 tersebut, para pemain melakukan rutinitas yang sama: berlatih, makan, belajar, lalu pulang ke rumah untuk tidur. Tujuan dari pelatnas ini adalah menyiapkan mereka buat menjalani sepakbola profesional di kemudian hari.

Hasilnya adalah para pemain profesional yang punya tanggung jawab serta rasa disiplin yang tinggi. Mereka merasa layak ada di dalam tim, serta bangga memakai jersey timnas. Sehingga bukan hal yang aneh kalau para pemain timans Uruguay ini langsung berangkat ke tempat latihan usai mendarat di bandara.

Meyakinkan Federasi

Dengan hasil yang telah ia capai, Tabarez berhasil meyakinkan para petinggi di federasi. Soalnya, sulit untuk memulai proyek yang membutuhkan pengeluaran ekonomi di Amerika Latin. Tabarez meyakinkan kalau itu bukan pengeluaran, melainkan sebuah investasi.

Dengan dukungan tersebut, Tabarez langsung menyiapkan rencana untuk pengembangan pemain muda serta memastikan fasilitas yang dibutuhkan sudah siap digunakan. Lewat dukungan tersebut, fasilitas latihan di Uruguay kini sudah meningkat. Mereka punyatempat latihan yang bagus, serta punya lapangan sintetis yang tertutup untuk berlatih di musim dingin.

Pengiriman para pemain muda setiap Senin juga bukan langkah yang mudah. Ia harus mendapatkan respect pada tingkatan tertentu, sehingga klub mau melepas para pemain mudanya.

Para pemain muda ini dibagi ke dalam kelompok usia. Semakin sering mereka dipanggil timnas, semakin besar peluang mereka untuk naik ke tim senior di klubnya. Semakin sering main di klub, semakin besar pula pengalaman mereka.

Karena proses ini pula, Tabarez mengenal para pemainnya. Ia tahu apa kelebihan-kekurangannya, mengerti apa yang bisa ia berikan. Yang paling jelas terlihat adalah perubahan di lini tengah. Tabarez memasukkan pemain yang cocok dengan sepakbola modern.

Di Piala Dunia 2018, lini tengah Uruguay diisi Matias Vecino (26 tahun), Rodrigo Bentancur (21 tahun), Nahitan Nandez (22 tahun), dan Lucas Torrerira (22 tahun). Mereka menggantikan para pemain berpengalaman yang membawa Uruguay ke semifinal Piala Dunia 2010 seperti Alvaro Pereira, Diego Luganoz, dan Arevalo Rios.

Bisa Ditiru Argentina

Regenerasi Uruguay jelas harus diapresiasi. Apalagi kalau melihat tetangga sebelah, Argentina, yang cukup kesulitan memproduksi bakat-bakat muda. Padahal, populasi Argentina 12 kali lebih besar dari Uruguay. Akan tetapi, kondisi federasi yang berantakan, bikin timnas Argentina jadi menua.

Melihat probabilitas dalam hal jumlah penduduk, Argentina jelas punya potensi yang lebih besar dari Uruguay. Mereka punya lebih banyak pemain berbakat, juga punya pelatih bagus macam Marcelo Bielsa.

Dengan diberhentikannya Tabarez, bukan berarti semuanya berhenti. Malah, pelatih baru Uruguay bisa mendapatkan manfaat dari program pengembangan pemain muda-nya Tabarez.

Tabarez seolah memperlihatkan bahwa proses itu sulit untuk dijalankan karena kemenangan-lah yang lebih penting. Namun, kalau proses itu berhasil dijalankan, hasilnya akan lebih baik asal tahu cara memaksimalkannya.

Sumber: Goal.com