Cerita Ange Postecoglou Melatih Tim Sepakbola di Usia 12 Tahun

Ange Postecoglou resmi menjadi pelatih baru Tottenham Hotspur sejak 9 Juni 2023, menggantikan Antonio Conte. Dengan kontrak berdurasi empat musim, dia akan segera memulai debut di Premier League Inggris, setelah menyelesaikan pengabdiannya bersama Celtic FC di Liga Skotlandia selama dua musim terakhir. Ini akan menjadi pengalaman baru baginya di salah satu liga terbaik dunia itu.

Sebelum dipercaya menangani Celtic sejak 2021, pelatih bernama lengkap Angelos Postecoglou itu hanya pernah melatih di Australia, juga sekali di Yunani. Keberhasilan mengantar timnas Australia jadi juara Piala Asia 2015 dan klub Jepang Yokohama F Marinos memenangkan J1 League 2019 yang membawanya melanjutkan petualangan ke Eropa, dengan hasil lima trofi domestik bagi The Bhoys.

Puskas dan Roarcelona

Karier kepelatihan Postecoglou dimulai pada 1996, tiga tahun setelah terpaksa pensiun dini sebagai pesepakbola profesional karena cedera lutut. Dia mengawalinya bersama South Melbourne FC, klub Australia yang sempat diperkuatnya sebagai bek selama sembilan tahun, dan lima tahun di akademi. Legenda Hungaria dan Real Madrid, Ferenc Puskas jadi inspirasinya ketika dulu pernah melatihnya.

Namun, menurut pria asal Yunani yang pindah ke Australia di usia lima tahun bersama keluarganya itu, Puskas memainkan formasi tradisional 4-3-3 dengan bek sayap yang kaku dengan dibantu oleh penyerang sayap. Makanya, Postecoglou mengembangkan strategi ini dalam kepelatihannya sendiri, dengan taktik serangan dibangun dari belakang dalam posisi berbeda dari mantan pelatihnya itu.

Hasilnya, setahun bersama South Melbourne, Postecoglou sukses menjadi juara liga domestik, yang berlanjut di tahun berikutnya, dan lalu memenangkan Kejuaraan Klub Oseania untuk mengamankan tempat di Kejuaraan Dunia Klub FIFA 2000. Prestasinya berlanjut empat tahun kemudian, ketika dia dipercaya melatih timnas Australia U-17 dan U-20 dengan tujuh trofi dalam tujuh tahun bertugas.

Sempat pergi ke Yunani, Postecoglou lalu kembali untuk memimpin Brisbane Roar, di mana dia merevolusi sepakbola Australia dengan gaya bermain inovatif berbasis penguasaan bola. Saat itu, taktiknya dijuluki “Roarcelona”, mengacu pada Barcelona yang terkenal dengan tiki-taka. Mereka pun memenangkan tiga trofi, dan Postecoglou dinobatkan jadi Pelatih Terbaik A-League 2010/2011.

Tim Sekolah dan Juara U-12

Jauh sebelum Postecoglou mengawali karier profesional sebagai pelatih, ternyata dia sudah mulai melatih tim sepakbola sejak usia 12 tahun. Pria kelahiran Athena, Yunani pada 27 Agustus 1965 itu mengaku memimpin tim sekolahnya, sekaligus sebagai pemain, kapten dan pelatih. Menariknya, dia berhasil membawa rekan-rekannya memenangkan trofi Kejuaraan Negara Bagian U-12 di Melbourne.

“Melihat ke belakang sepertinya gila, bagi saya lebih dari orang lain. Saya tidak tahu mengapa orang mendengarkan anak berusia 12 tahun, tetapi pasti ada sesuatu tentang saya bagi mereka,” ungkap Postecoglou dilansir The Celtic Star.

“Saya akan menjengkelkan sebagai pelatih usia 12 tahun. Saya yakin saya akan mengganggu banyak orang. Tapi saat itulah karier kepelatihan dimulai,” katanya.

“(Kami) Belum pernah ada tim sepakbola sebelumnya dan kami buat tim. Kami punya guru musik yang mengatakan akan mengambil tim, tetapi tidak ada pembinaan atau pelatihan,” sambungnya.

“Setelah beberapa sesi pertama, saya mengambil kendali. Kedengarannya aneh karena saya masih sangat muda. Tapi untuk beberapa alasan saya mengendalikan semua dan mereka mendengarkan.”

“Saya tidak hanya berpura-pura menjadi pelatih. Saya memilih tim, kami mengadakan sesi dan saya memberi tahu semua orang apa yang harus dilakukan. Melihat ke belakang, saya pikir saya haus kekuasaan,” lanjut Postecoglou.

“Kami akhirnya memenangkan Kejuaraan Negara Bagian U-12 di lapangan South Melbourne,” katanya lagi. Setahun kemudian dia pun bergabung ke akademi klub itu.

Takdir dan Rasa Nyaman

Dalam setiap kesempatan, Postecoglou selalu mengatakan bahwa dia telah ditakdirkan jadi seorang pelatih sepakbola.

“Cukup aneh ketika Anda memikirkannya (melatih di usia 12 tahun), tapi mungkin itulah mengapa saya selalu merasa lebih seperti seorang pelatih sepakbola. Saya berjuang dengan karier bermain saya, karena saya merasa takdir saya adalah menjadi seorang manajer,” ungkapnya.

“Saya pikir saya dilahirkan untuk melatih daripada bermain,” kata Postecoglou lagi dilansir Daily Mail.

“Saya mungkin sedikit tidak biasa dalam hal itu. Saya telah menemukan karier kepelatihan saya jauh lebih memuaskan daripada karier bermain saya, meskipun saya mencentang banyak kotak sebagai pemain,” ujarnya.

Dan, ketika melatihlah dia selalu merasa paling nyaman dan menjadi diri sendiri.

Tampaknya bermain sepakbola hanyalah sarana baginya untuk mencapai kualitas asli hingga bersinar melalui karakter yang menarik. Keterampilan kepemimpinan yang ditunjukkannya saat masih usia 12 tahun itu selalu ada dalam darahnya, dan masih ada hingga saat ini.

Kepemimpinan dan tekad itulah yang membawa Postecoglou sekarang menjadi pelatih asal Australia pertama di Premier League, liga sepakbola nomor satu dunia, untuk menangani salah satu klub raksasa Inggris, Tottenham Hotspur.

Sumber: The Celtic Star, Daily Mail, Wikipedia