Pada Piala Dunia 2018 lalu, seekor kucing bernama Achilles diminta untuk menebak siapa pemenang pertandingan pertama antara tuan rumah Rusia melawan Arab Saudi. Empat tahun sebelumnya, dua ekor kakatua bernama Oscar dan Sarge meramal siapa pemenang laga Brasil melawan Kroasia. Dua nama tersebut adalah beberapa hewan yang mencuat ketika diminta meramal hasil pertandingan Piala Dunia. Meski begitu, nama mereka masih kalah tenar jika dibandingkan dengan sosok Paul si gurita.
Paul lahir di Weymouth, Inggris pada 26 Januari 2008. Meski lahir di Inggris, namun dia menjadi penghuni tetap di Sea Life Centres di kota Oberhausen, Jerman. Nama Paul diambil dari judul puisi karya penulis anak-anak Jerman Boy Lornsen yang berjudul Der Tintenfisch Paul Oktopus.
Pada Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan dunia dikejutkan dengan kemampuan Paul yang sukses menebak hasil pertandingan yang melibatkan tim nasional Jerman dan final yang mempertemukan Belanda melawan Spanyol. Ada tujuh pertandingan yang ditebak Paul saat itu dan semuanya dijawab dengan tepat.
Kemampuan Paul meramal ini sebenarnya sudah dilakukan sejak Euro 2008. Dari enam pertandingan yang melibatkan timnas Jerman saat itu, ia sukses menebak empat pertandingan. Paul saat itu menebak pemenang dari semua pertandingan itu adalah timnas Jerman, sayangnya tebakannya saat melawan Kroasia dan Spanyol tidak tepat karena Jerman kalah pada dua pertandingan tersebut.
Cara Paul meramal adalah dengan memilih salah satu dari dua kotak yang berisikan makanan yang dimasukkan ke dalam akuarium. Pada kotak tersebut terdapat lambang negara yang bertanding. Paul akan memilih satu di antara dua kotak tersebut dan kotak yang dia pilih itulah yang dia prediksi akan menjadi pemenang pada pertandingan tersebut.
Pada Euro 2008, Paul memilih kotak yang ada logo Jerman. Berbeda dari dua tahun sebelumnya, Paul saat itu tidak jarang memilih kotak yang bukan terdapat bendera negara Jerman. Contohnya ketika anak asuh Joachim Loew tersebut bertanding melawan Serbia. Alih-alih Jerman, Paul memilih kotak dengan bendera negara Serbia. Begitu juga dengan pertandingan semifinal ketika ia memilih kotak dengan bendera Spanyol ketimbang negaranya tempat dia tinggal.
Hasil yang ia raih jauh lebih baik. Jika pada 2008, tingkat akurasi tebakan Paul hanya 66,6%, maka pada 2010 angka tersebut melonjak menjadi 100%. Ya, Paul sukses menebak delapan pertandingan Piala Dunia 2010 dengan tepat. Probabilitas ia menebak pertandingan sebenarnya cukup besar yaitu 256 banding 1. Secara keseluruhan, Paul menebak 12 dari total 14 pertandingan dengan tingkat akurasi 85,7%.
Banyak yang terkesima dengan kemampuan Paul dalam menebak hasil pertandingan. Meski begitu, tidak sedikit yang geram mengingat ia selalu menebak hasilnya dengan benar. Ketika Jerman sukses mengalahkan Argentina dengan skor 4-0, salah satu koki di Argentina, Nicolas Bedorrou, mengunggah resep masakan berbahan dasar gurita dalam akun Facebooknya.
“Selalu saja ada orang yang mau memakan gurita kami tapi dia akan tetap di sini dan kami akan melindunginya,” kata Oliver Walenciak yang menjadi penjaga Paul.
Kejadian seperti ini bukanlah yang pertama. Paul memilih Spanyol ketimbang Jerman ketika diminta menebak hasil final Euro 2008 dan ternyata tebakannya tepat, banyak penggemar mereka yang ingin memakan Paul.
Sebaliknya, Perdana Menteri Spanyol saat itu, Jose Luiz Rodriguez Zapatero menawarkan perlindungan resmi dari negara untuk Paul. Bahkan Miguel Sebastian, Menteri Perindustrian, siap untuk menjadikan Spanyol sebagai tempat tinggal yang aman baginya. Ketika Spanyol melakukan perayaan keberhasilan mereka menjadi juara dunia, Iniesta memegang sebuah mainan gurita sebagai bentuk penghormatan kepada Paul.
Kontroversi lain datang dari kemunculan Verena Bartsch. Pemburu binatang itu mengaku kalau dia adalah orang yang menangkan Paul pada bulan April di Italia. Klaimnya ini bertentangan dengan pernyataan Sea Life kalau Paul sudah berusia dua tahun dan lahir di Inggris. Hal ini yang menimbulkan keraguan kalau gurita ini adalah gurita yang sama dengan yang menebak hasil laga Jerman pada Euro 2008.
Piala Dunia 2010 menjadi kiprah terakhir Paul sebagai peramal. Pada 26 Oktober 2010, ia ditemukan sudah mati oleh staf Sea Life. Kejadian yang cukup mengagetkan mengingat sehari sebelum kematiannya Paul masih terlihat sehat. Ia meninggal secara alami karena rata-rata usia hidup gurita memang berada pada kisaran dua tahun. Untuk mengenangnya, pihak Sea Life Centre Oberhausen membangun sebuah monumen untuk mengenang Paul.