Gibraltar hanyalah negara kecil di bagian selatan Spanyol. Luasnya cuma 6,7 km persegi. Meski secara geografis bertetangga dengan Spanyol, tapi Gibraltar justru dekat dengan Britania Raya. Mereka, secara tidak langsung, masih dipimpin oleh Ratu Elizabeth II.
Tidak jauh berbeda dengan pemerintahannya, sepakbola Gibraltar juga memiliki akulturasi dengan FA sebagai induk sepakbola di Inggris. Gibraltar bersama dengan Jersey, Guernsey, dan Isle of Man, sempat menjadi Crown Dependencies bagi FA. Ini berarti para pemain dari empat negara tersebut boleh membela Tim Nasional Inggris.
Sepakbola Gibraltar sendiri keluar dari FA setelah mendapatkan keanggotaan penuh UEFA pada 2013 lalu. Pada 2016, FIFA pun turut memberi keanggotaan penuh kepada Gibraltar. Lantas, seperti apa sepakbola dan Liga Gibraltar itu sendiri?
Seperti Apa Liga Gibraltar?
Gibraltar saat ini sudah memiliki liga dengan sistem semi profesional. Ada dua divisi yang menaungi yakni Gibraltar Premier League dengan 10 kesebelasan, serta Gibraltar Second Division yang dihuni sembilan kesebelasan.
Menariknya, Gibraltar Premier League sebenarnya sudah bergulir sejak 1905. Namun terhitung sebagai liga amatir bagi FA. Semenjak keanggotaan Gibraltar diakui UEFA, mereka berhak berkompetisi di ajang yang diselenggarakan oleh UEFA. Klub dari Gibraltar berhak mendapat tiket di Q3 Liga Champions.
Hal yang unik dari Liga Gibraltar adalah kompetisi mereka hanya diselenggarakan di satu stadion, yakni Victoria Stadium yang berkapasitas 5000 penonton. Jadi semua klub dari 2 divisi tersebut hanya bertanding di satu stadion secara bergantian.
Victoria Stadium masuk dalam klasifikasi UEFA sebagai stadion berkategori 2. Artinya stadion ini boleh menyelenggarakan pertandingan untuk Liga Champions atau Europa League. Namun untuk gelaran pertandingan resmi Tim Nasional Gibraltar, mereka harus menjadi “musafir”, karena untuk gelaran pertandingan resmi tim nasional, UEFA menerapkan standar untuk bermain di stadion berkategori 1.
Persaingan di Liga Gibraltar
Lincoln Red Imps adalah kesebelasan dengan gelar terbanyak di Liga Premier Gibraltar dengan 22 gelar. Namun 22 gelar tersebut diraih ketika Liga Gibraltar masih dalam kategori liga amatir.
Liga Gibraltar baru dikategorikan menjadi liga semi-pro ketika mereka resmi masuk ke UEFA. “Sebelum masuk ke UEFA, semua tidak dibayar. Mereka mendapat sepatu, buah-buahan atau bahan makan. Namun tidak ada satupun yang dibayar, berbeda dengan saat ini,” kenang Peter Cabezutto, Presiden Klub Europa FC.
Europe FC sendiri diisi pemain-pemain gabungan antara semi profesional dan profesional. Mereka sukses menjadi juara Liga Premier Gibraltar edisi musim lalu, mematahkan dominasi Lincoln Red Imps.
“Mereka (Lincoln Red Imps) diisi pemain-pemain professional seutuhnya. Sulit untuk bersaing dengan mereka. Apalagi bagi tim lain di mana para pemainnya masih bekerja sebagai koki, pemadam kebakaran atau polisi,” lanjut Peter Cabezutto.
Lincoln Red sendiri musim lalu mampu berbicara jauh dengan menembus Q2 Liga Champions sebelum dihajar Celtic 6-1. Sedangkan Europa masuk ke Q2 Europa League. Akan tetapi langkah Europa terhenti oleh kesebelasan dari Kepulauan Faroe, HB.
Bagi kedua klub itu bukanlah hal besar kalah di Liga Champions. Mereka lebih ingin memberikan pengalaman bersaing dengan klub-klub Eropa lainnya, terutama untuk merasakan bermain di luar Victoria Stadium. Selain itu, mereka juga mendapatkan kompensasi pasca gugur.
Red Lincoln Imps mendapatkan 350.000 Paun sedangkan Europa mendapatkan 120.000 Paun. Meskipun terlihat kecil, bagi klub semi-pro, angka itu bahkan cukup membiayai pengeluaran mereka hingga dua musim.
Para pesepakbola dari Gilbaltar sendiri memang bukanlah pemain sepakbola profesional. Pencetak gol terbanyak bagi Tim Nasional Gibraltar, Jake Gosling, adalah contoh pemain professional yang berlaga di luar negeri.
Gosling sendiri saat ini memperkuat Torquay United, klub National League atau divisi lima dalam kompetisi profesional sepakbola Inggris. Sebenarnya ada satu nama lain yang berkarier di luar Gibraltar, yakni Liam Walker yang memperkuat Notts County. Sisanya, pemain Gibraltar adalah pemain-pemain amatir hingga semi pro.
Pengembangan Sepakbola Gibraltar
Dari segala keterbatasan bagi sepakbola Gibraltar, bukan berarti mereka tidak ingin maju lebih jauh. Europa misalnya kini mulai menjaring bakat-bakat muda yang ingin berkarir di sepakbola.
Gibraltar Football Association (GFA) juga mulai mencari cara untuk membuat sepakbola Gibraltar lebih maju. Salah satunya dengan membuat stadion baru dengan standar kategori 1 UEFA, yang sayangnya sulit terwujud. Pasalnya, lahan yang tersedia di Gibraltar terbatas. Selain itu, rencananya stadion baru tersebut hanya berjarak 500 meter dari bandara yang dianggap berbahaya.
Bagi Gibraltar yang sedang merajut mimpinya bisa berbicara jauh di peta sepakbola Eropa, rencana mereka mulai menampakkan hasil. Liam Walker yang masih berusia 21 tahun resmi direkrut oleh Notts County musim ini. Sedangkan klub-klub Liga Gibraltar kini mulai merekrut pemain-pemain profesional dari Spanyol dan Inggris, untuk membuat persaingan di level liga, sekaligus membantu perkembangan para pemain dari Gibraltar itu sendiri.
Gibraltar mulai berbenah besar-besaran demi mimpi mereka, lalu Indonesia kapan? Apakah menunggu Gibraltar mengalahkan Indonesia di ranking FIFA?