Usai era gemilang gelandang Paul Scholes atau Michael Carrick, bisa dikatakan timnas Inggris belum menemukan kembali talenta emasnya di sektor gelandang tipe bertahan. Kehadiran beberapa pemain seperti Fabian Delph, Ross Barkley, atau Jordan Henderson dan Dele Alli yang mampu berkontribusi lumayan di gelaran Piala Dunia 2018 lalu agaknya belum menemukan masa depan yang pasti. Ditambah, performa Dele Alli yang tiba-tiba merosot drastis musim ini.
Apalagi, dengan pola permainan, taktik, serta formasi yang terbilang gebrakan dari manajer Three Lions, Gareth Southgate, posisi gelandang bertahan modern adalah salah satu spot yang paling ramai untuk diperbincangkan. Southgate menggebrak dengan formasi dasarnya 3-5-2 yang tak lazim di kancah sepakbola Inggris. Tengok pula bagaimana dengan formasi 3-3-2-2 bisa membawa Three Lions melaju hingga semifinal Piala Dunia 2018.
Persoalannya, sejak Southgate mengganti formasi menjadi 4-3-3, permainan Inggris cenderung tak stabil. Posisi holding midfielder yang diisi oleh Jordan Henderson belum menemukan kestabilan. Faktor ini juga bisa diakibatkan perannya di Liverpool yang lebih diarahkan kepada peran gelandang box-to-box.
Bila dilihat dari recent-call ups timnas Inggris, Jordan Henderson dan Fabian Delph adalah nama paling senior diantara gelandang-gelandang lain. Usia mereka saat ini menginjak 30 tahun. Otomatis di gelaran Piala Eropa 2021 mendatang menjadi peluang terakhir mereka untuk dipanggil ke turnamen besar internasional. Sisanya ada nama Jesse Lingard (Manchester United), Harry Winks (Tottenham), Mason Mount (Chelsea), Alex Oxclade-Chamberlain (Liverpool), serta James Maddison (Leicester). Celakanya, dari deretan nama tersebut, hanya Maddison yang benar-benar menjadi andalan di klubnya. Dan kebanyakan gelandang bertahan di klub-klub Inggris merupakan gelandang asing non-Inggris.
Dan dua nama paling mutakhir ini tengah menjadi sorotan hangat untuk mengisi posisi yang dicari timnas Inggris: Declan Rice dan Kalvin Phillips.
Declan Rice, Aset Terpanas Premier League Terkini
Declan Rice bisa dikatakan penyelamat wajah West Ham United yang dikenal dunia sebagai “The Academy of Football”. Berlalunya generasi emas mereka yang berjasa menghadirkan sosok-sosok legendaris seperti Paul Ince, John Terry, Rio Ferdinand, Frank Lampard, Joe Cole, Michael Carrick, serta Jermaine Defoe adalah beban besar bagi West Ham.
Terbukti, beban tersebut sempat dilalui dengan cukup buruk, ketika dua nama yakni James Tomkins dan Mark Noble terbukti gagal memenuhi ekspektasi publik Inggris. Tomkins gagal menjadi “Next Ferdinand” meskipun pernah dipanggil timnas Britania Raya di Olimpiade 2012, sedangkan Noble, meski tampil konsisten dan loyal bagi West Ham sejak memulai debut 2004 silam, belum sekalipun menyimpan caps timnas Inggris di lemari rumahnya.
Di musim 2016/2017, saat West Ham memiliki kelebihan stok gelandang, manajer mereka Slaven Bilic memberanikan membuat keputusan berani. Memberikan debut penuh kepada pemuda berusia 17 tahun dari tim U-23 mereka sendiri, yakni Declan Rice, pada ajang Premier League kontra Southampton di awal musim 2017/2018.
Penampilan impresif Rice membuat Southgate memanggilnya ke skuat kualifikasi Euro 2020 pada Maret 2019. Gelandang bertinggi badan 185 cm ini resmi memulai debut pada laga kontra Montenegro. Sejak saat itu, Rice sudah tampil sebanyak 7 kali.
Ada sedikit cerita unik mengenai Declan Rice. Ia sebenarnya pernah memperkuat timnas senior Irlandia pada Maret 2018. Tentu penampilan Rice di timnas Three Lions sempat menimbulkan kontroversi. Karena dirinya masih memiliki kemungkinan untuk memperkuat Three Lions, ia mengajukan permohonan kepada FIFA untuk dapat berseragam Inggris. Alasannya, debutnya di timnas Irlandia kala itu berupa laga persahabatan internasional. Karena keputusannya berpindah dari seragam Irlandia ke Inggris, Declan sampai menerima surat ancaman pembuhunan dari fans!
Hingga musim 2019/2020 ini, Declan Rice sudah tampil sebanyak 94 laga di Premier League, dengan torehan 2 gol serta 2 asis. Dengan postur jangkungnya, ia sangat lihai dalam duel bola udara, juga piawai dalam melakukan tekel. Bahkan namanya terus dikaitkan dengan Chelsea
di setiap bursa transfer. Dengan catatan demikian, namanya sudah tentu dikaitkan dengan titel gelandang bertahan masa depan Inggris.
Kalvin Phillips: “Hadiah” Terbesar Championship
Mungkin beberapa penggemar sepakbola tidak banyak mendengar nama satu ini. Wajar, nama Kalvin Phillips baru bersinar musim lalu kala Marcelo Bielsa mengambil alih kemudi pelatih di Leeds United.
Phillips, bahkan dijuluki fans sebagai “Yorkshire Pirlo” karena kemiripan posisi dan spesialisasinya di lapangan hijau. Seperti Pirlo, Kalvin juga piawai dalam mengeksekusi tendangan bebas. Visi permainannya pun brilian. Meskipun pada praktiknya, Phillips lebih tepat disebut sebagai seorang half back dalam skema 3-3-1-3 ala Bielsa.
Karena penampilannya, Phillips beberapa kali terlihat dipantau langsung oleh Gareth Southgate. Sorotan kepada Phillips terbilang pemandangan langka, mengingat hampir tak ada pemain di level timnas yang bermain di divisi kedua.
Tertundanya kompetisi Piala Eropa ke tahun 2021 memberikan dampak yang positif kepada Phillips, karena membuat peluangnya bermain di timnas terbuka lebar. Apalagi dengan peluang Leeds dapat berkompetisi di Premier League musim depan.
Baca juga: Kalvin Phillips, Pirlo dari Yorkshire
Menyeret Rivalitas Fans West Ham dan Leeds
Menariknya, perdebatan mengenai siapa yang sebenarnya lebih layak untuk mendapatkan titel “gelandang masa depan” dan juga lebih layak tampil di skuat The Three Lions sampai kepada titik persaingan antar pendukung klub. Baik fans West Ham yang menganggap bahwa Declan Rice jauh lebih baik, maupun fans Leeds yang menganggap Kalvin Phillips jauh lebih layak.
Puncaknya yaitu kala Kalvin Phillips berhasil mencetak gol dari tendangan bebas pada pertandingan Leeds United versus Blackburn Rovers di Ewood Park (4/7). Baik fans Leeds maupun fans West Ham saling berkomentar tentang pencapaian apa yang sudah dilalui oleh kedua pemain tersebut.
https://twitter.com/LKenz/status/1279425507352862720
https://twitter.com/westhamonline1/status/1279453589816123392
Menariknya, sebuah laman sepakbola Inggris, 72.co.uk melakukan jajak pendapat tentang siapa yang lebih layak untuk dipanggil ke skuat The Three Lions. Hasilnya menarik, dari 105 orang partisipan, 59 persen memilih Kalvin Phillips. Sedangkan 41 persen memilih Declan Rice.
Berikut tabel perbandingan beberapa catatan dari Declan Rice dan Kalvin Phillips. Meskipun kedua pemain bermain di divisi yang berbeda, namun catatan di bawah menunjukkan perbedaan yang tak jauh berbeda dalam hal catatan defensif, menyerang, maupun operan.
Declan Rice | Kalvin Phillips | |
Menit bermain | 2970 | 3074 |
Tekel per laga | 3.1 | 2.7 |
Intersep per laga | 2 | 1.3 |
Sapuan (clearance) per laga | 1.4 | 1.3 |
Blok per laga | 0.2 | 0.3 |
Operan kunci per laga | 0.5 | 1.9 |
Rataan operan per laga | 44.5 | 54.4 |
Operan panjang (long balls) per laga | 3.2 | 5.3 |
Akurasi operan per laga | 86 % | 81.7% |
Unggul duel udara per laga | 1.5 (60%) | 1.8 (55%) |
Unggul duel lapangan per laga | 4.5 (58%) | 4.5 (55%) |
Unggul penguasaan bola (Final third) per laga | 0.2 | 0.4 |
*Data dihimpun dari Whoscored dan Sofascore
***
Musim depan akan sangat menarik bila kedua pemain dapat bertemu di ajang Premier League. Bahkan bukan tidak mungkin kedua pemain dapat masuk skuat The Three Lions dalam waktu bersamaan. Terlepas dari catatan statistik mereka masing-masing, siapa yang menjadi favorit kalian?