Rusia yang Bersatu Menjawab Keraguan

Rusia memang dikalahkan Kroasia di babak perempatfinal Piala Dunia 2018. Akan tetapi, perjalanan tim tuan rumah terbilang mengejutkan. Jauh lebih mengejutkan lagi adalah bahwa hampir tidak adanya berita negatif soal Rusia sebagai tuan rumah. Sejumlah persoalan seperti rasisme secara verbal maupun kekerasan fisik, tidak begitu terdengar.

Tidak sedikit yang menyebut kalau Piala Dunia 2018 di Rusia merupakan salah satu gelaran terbaik yang pernah ada. Rusia sebagai penyelenggara dianggap mampu menjalankan tugasnya dengan amat baik.

Keraguan Sebelum Piala Dunia

Setelah kritik tentang kesiapan sebagai tuan rumah Piala Dunia yang sangat mepet, kritik juga menyasar ke Tim Nasional Rusia. Mereka dianggap tidak memiliki skuat yang pantas untuk berlaga di turnamen sekelas Piala Dunia. Terbukti di beberapa uji coba, penampilan Rusia tidak begitu memuaskan. Sebanyak tujuh pertandingan uji tanding dilakukan tanpa satupun kemenangan. Kritik tentu saja semakin kencang.

Kritik lebih kencang setelah skandal doping menyeruak di kalangan atlet Rusia, tidak terkecuali para pemain Tim Nasional Rusia. Meskipun tidak terbukti, skandal ini sempat mengganggu konsentrasi para pemain Rusia. Perpecahan sempat terjadi hanya beberapa saat sebelum Piala Dunia bergulir. Beberapa pemain sempat melakukan mogok latihan di bawah Stanislav Cherchesov, dengan alasan yang belum jelas hingga saat ini.

Dari 23 daftar pemain Rusia yang akan berlaga di Piala Dunia, hanya ada dua nama yang bermain di luar Rusia, yakni gelandang Denis Cheryshev di Villareal dan kiper ketiga, Vladimir Gabulov, di Club Brugge.

Leonid Slutsky yang pernah menangani Rusia dari 2015 hingga 2016 mengkritik kualitas para pemain Rusia yang sulit bermain di luar negara mereka. “Pembatasan pemain asing untuk bermain di Rusia jelas merugikan. Menyulitkan para pemain kami untuk bisa berkompetisi dan dilirik klub luar negeri,” ujar Slutsky di tf.com.

Rata-rata usia pemain Rusia pun cukup uzur, yakni 28,1 tahun. Dari 32 kontestan, usia rata-rata pemain Rusia menempati posisi ke 6 tertua di Piala Dunia.

Dengan segudang faktor di atas, wajar rasanya apabila publik Rusia meragukan kiprah  mereka di Piala Dunia kali ini. Apalagi mereka berada satu grup dengan Uruguay, Mesir, dan Arab Saudi. Rusia diyakini hanya bisa menang dari Arab Saudi dan menelan kekalahan dari Uruguay dan Mesir.

Namun optimisme tetap dikobarkan oleh suporter Rusia yang militan, bahwa mereka mampu berbicara banyak sebagai tuan rumah. Namun keraguan tetap menyelimuti mereka sebelum Piala Dunia berlangsung.

Vladimir Putin yang Membungkam Keraguan

Mother of Russia, menjadi tagline suporter tuan rumah untuk membakar semangat para pemain Rusia. Tagline yang menggambarkan nasionalisme para pendukung Rusia yang dikenal memang sangat Nasionalis.

Dukungan juga hadir dari sang presiden, Vladimir Putin, padahal sempat berhembus isu bahwa Putin sendiri tidak terlalu antusias dengan sepakbola. Putin datang dan menyaksikan Rusia berlaga di pertandingan pertama menghadapi Arab Saudi yang berkesudahan 5-0 untuk kemenangan Rusia. Kemenangan yang dianggap sebagai momentum besar sebelum menghadapi Mesir di pertandingan berikutnya.

Mesir yang memiliki Mohamed Salah sebagai motor serangan jelas sangat diwaspadai oleh Rusia. Tapi Rusia mampu meredam permainan Salah sekaligus memecundangi Mesir 3-1 sekaligus mengunci tiket ke babak 16 besar. Kekalahan 0-3 dari Uruguay tidak menghentikan langkah Rusia lolos dari fase grup.

Di babak 16 besar Rusia harus berhadapan dengan tim kuat Spanyol. Di atas kertas, Spanyol jelas unggul segalanya dari Rusia. Tertinggal secara materi jelas membuat Rusia sempat tertekan.

Namun tekanan itu sirna setelah orang nomor satu Rusia, Vladimir Putin, menghubungi secara langsung Stanislav Cherchesov, guna menyampaikan dukungan sebelum menghadapi Spanyol. “Putin menghubungi saya menanyakan kabar saya dan pemain kami. Tentu itu bentuk dukungan yang luar biasa,” ujar Cherchesov di sputniknews.

Rusia tampak siap menghadapi Spanyol. Dukungan seluruh warga Rusia yang hadir ke stadion membuat Rusia menggila. Spanyol seolah menghadapi banteng kokoh pertahanan Rusia. Kredit khusus tentu diberikan kepada Igor Akinfeev yang tampil luar biasa. Penyelamatan gemilangnya di sepanjang pertandingan membuat Rusia percaya diri. Pun di babak adu penalti, penyelamatan krusial Akinfeev menghentikan sepakan Iago Aspas membuat Rusia bersorak.

“Mereka unggul segalanya, kami hanya berjuang berdasarkan kemampuan terbaik kami , kemenangan ini milik semua pendukung Rusia”, ujar Denis Cheryshev setelah pertandingan.

Vicente Del Bosque mengkritik penampilan Rusia yang disebutnya “bukan sepakbola”,  namun hasil telah menentukan bahwa Rusia lolos ke perempatfinal dan menghadapi Kroasia. Capaian yang terbaik sejak zaman Uni Soviet.

Rusia sudah membungkam kritik yang datang sebelum Piala Dunia bergulir, kesuksesan yang melibatkan banyak elemen di Rusia guna mendukung tim nasional mereka berprestasi. Gelar juara memang tidak bisa diraih, tapi setidaknya, Rusia membuktikan bahwa tidak ada yang tidak mungkin dengan usaha dan dukungan yang luar biasa.