Real Madrid secara resmi mendatangkan bek kiri Lyon, Ferland Mendy, dengan nilai transfer mencapai 47,1 juta paun. Mendy, yang kini berusia 24 tahun, menandatangani kontrak selama enam tahun bersama Madrid.
Kehadiran pemain berkebangsaan Prancis tersebut membuat Madrid kini sudah menghabiskan hampir 300 juta paun untuk belanja pemain. Sebelumnya, Madrid mendatangkan Eden Hazard dari Chelsea yang kalau ditambahkan dengan klausul bisa mencapai 150 juta paun.
Madrid juga mendatangkan striker berkebangsaan Serbia, Luka Jovic dari Eintracht Frankfurt yang biaya transfernya mencapai 150 juta paun. Sebelumnya, ketika bursa transfer belum dibuka, Madrid sepakat untuk memboyong bek Porto, Eder Militao, senilai 42,7 juta paun. Penyerang Brasil yang bermain untuk Santos, Rodrygo, pun akan bergabung dengan Madrid setelah ditransfer senilai 40 Juta paun pada Juni 2018, tapi baru resmi bergabung musim ini.
Terlambat Berkembang
Ferland Mendy memang bermain untuk Olympique Lyonnais yang merupakan kesebelasan besar di Ligue 1 Prancis. Namun, kalau mau melihat ke belakang, tepatnya dua tahun lalu, agaknya tak ada yang menyangka kalau ia akan bergabung dengan salah satu kesebelasan terhebat di dunia, Real Madrid. Pasalnya, perkembangan Mendy terbilang terlambat.
Mendy lahir pada 8 Juni 1995, atau 24 tahun silam. Rekan-rekannya yang lain sudah mencapai puncak performa di usianya. Sebut saja Paul Pogba yang pernah menjadi pemain termahal di dunia, pada usia 23 tahun. Ada pula Ousmane Dembele yang dua tahun lebih muda, tapi menjadi sensasi ketika diboyong Barcelona senilai 105 juta euro!
Saat berusia sembilan tahun, Mendy sempat bergabung dengan Akademi Paris Saint-Germain hingga ia berusia 17 tahun. Mendy kemudian bergabung dengan Akademi Le Havre dan memulai karier profesionalnya di sana.
Mendy memulainya di Le Havre B. Baru pada 2015 ia bermain untuk tim utama Le Havre yang berkompetisi di Ligue 2. Kenaikan karier terasa pada musim panas 2017 ketika Lyon merekrutnya senilai 5 juta euro. Sejak itu, ia mulai menjadi bagian integral di lini pertahanan Lyon. Puncaknya adalah ketika Mendy dipanggil tim nasional Prancis tahun lalu.
Masa Kecil yang Sulit
Mendy lahir di Meulan-en-Yvelines, Prancis, dari keturunan Senegal. Ia dibesarkan di lingkungan yang keras di luar Paris. Pada usia 11 tahun, ia kehilangan ayahnya yang wafat. Pada usia 12 tahun, infeksi pada pinggangnya mulai terlihat.
Pada usia 16 tahun masalah pada pinggangnya mencapai puncaknya. Dia dirawat di rumah sakit bahkan sampai tak bisa berjalan. Radang sendi yang ia derita disebabkan bakteri, virus, atau fungus, yang masuk lewat aliran darah atau luka yang terbuka tapi tak diobati.
Kondisi ini, yang secara langsung memengaruhi sendi, bisa menyebabkan kelelahan, rasa sakit, menggigil, dan bengkak. Selama delapan bulan, ia berjuang untuk sembuh dari penyakitnya. Berita sedihnya, pada usia 17 tahun, ia dilepas oleh Akademi PSG. Mimpinya untuk bisa jadi pesepakbola profesional seperti sahabat dan rekan setimnya, Presnel Kimpembe, mulai memudar. Padahal, Mendy merupakan salah satu anggota akademi terbaik saat itu. Cedera justru membuatnya terlupakan.
Mendy sempat bergabung dengan FC Mantes selama setahun dan bermain di liga amatir di Divisi 4. Selanjutnya, ia direkrut Le Havre dan bermain di tim akademi. Sayangnya, ia kesulitan untuk berkembang karena kehadiran Benjamin Mendy yang setahun lebih tua darinya dan mengunci posisi fullback kiri Le Havre.
Dari Le Havre Menuju Lyon
Saat itu, Ferland masih merasa kalau menjadi pesepakbola profesional hanyalah angan-angan. Bahkan, hingga usia 21 tahun masih belum ada tanda-tanda kalau ia akan segera menjadi pemain profesional. Namun, Le Havre adalah tempat di mana pemain seperti Paul Pogba, Riyad Mahrez, dan Dimitri Payet, menimba ilmu.
Setelah Benjamin Mendy pergi, posisi fullback kiri justru direbut Jerome Mombris dari Madagaskar, yang delapan tahun lebih senior dari Mendy. Baru pada musim 2015/2016, Mendy mulai mendapatkan peran sebagai pemain rotasi dengan bermain di 11 pertandingan.
Setelah Mombris dijual, Mendy diberi kesempatan di tim utama dan mengunci posisi di sana. Sejak itu, tawaran hadir dari sejumlah kesebelasan seperti West Bromwich Albion, Brighton Hove and Albion, hingga Crystal Palace. Akan tetapi, justru Lyon-lah yang paling tertarik.
Lyon mendapatkan kritik ketika merekrut Mendy. Banyak yang menyebut kalau Mendy terlalu rentan untuk cedera. Apalagi ia belum teruji fisiknya di Ligue 1. Para pencelanya kemudian menutup mulut mereka setelah Mendy membuktikannya di atas lapangan. Ia membantu Lyon mencatatkan 16 clean sheets dan memberikan empat asis.
***
Sebelum bergabung dengan Madrid, Mendy pernah digosipkan akan didatangkan Chelsea. Saat itu, Chelsea kesulitan di pos bek kiri karena Marcos Alonso yang sering kehilangan posisi dan Emerson Palmieri yang masih inkonsisten. Namun, gosip tersebut tak terjadi karena Madrid lebih cepat sementara Chelsea harus berjuang dengan larangan di dua bursa transfer.
Kini, bersama Real Madrid, Mendy tengah berlari untuk mengejar keterlambatannya. Bukan tidak mungkin, ia akan membuktikan ucapan agennya yang menyebut kalau dia adalah “Kylian Mbappe di posisi bek kiri”.
Sumber: Managing Madrid