CF Reus, dari ‘Rock Star’ Jadi ‘Rock Bottom’

Foto: Reus Digital

CF Reus Deportiu, nama mereka mungkin kalah populer dibanding gelandang Jerman yang bermain untuk Borussia Dortmund. Apalagi kini mereka terancam punah setelah ditendang badan liga sepakbola (LFP) dari tiga kompetisi profesional Spanyol, La Liga 1 | 2 | 3.

Terhitung sejak akhir Januari 2019, Reus akan menjalani masa pengasingan selama tiga tahun. Pihak klub disebut gagal memenuhi kewajibannya membayar gaji pemain selama tiga bulan terakhir. Berbagai upaya telah dilakukan untuk menyelamatkan Reus dari sanksi, namun pada akhirnya hukuman itu tetap harus diterima.

“Hingga saat ini, sepertinya tidak ada solusi untuk mengatasi masalah kami. Reus saat ini memiliki hutang sebesar 5,2 juta Euro, bagi siapapun yang memiliki uang dan memiliki niat menjadi pemilik klub ini, kita bisa bernegosiasi,” kata Joan Oliver, pemilik saham mayoritas Reus pada Januari 2019.

“Saya meminta maaf sebesar-besarnya pada para suporter. Kami berusaha sebisa mungkin untuk menyelesaikan masalah ini. Mungkin jalan keluar itu belum terlihat, namun kita tidak boleh menyerah dan terus berusaha,” lanjutnya.

Tak lama setelah konfrensi pers tersebut, Oliver melepas kepemilikannya kepada kelompok investor Amerika Serikat. Kelompok investor tersebut berjanji akan mengusahakan segala cara agar Reus bebas dari sanksi. Sayangnya, mereka datang beberapa hari sebelum batas yang diberikan LFP.

Salah satu cara yang dijanjikan oleh kelompok investor tersebut adalah dengan melepas berbagai pemain di bursa transfer Januari. Akan tetapi, sebelum investor baru itu datang sekalipun Reus sudah kehilangan berbagai pemain karena tidak mampu membayar jasa mereka.

Edgar Badia, Fran Carbia, Vitor Souza, Shaq Moore, dan Mikel Villanueva semuanya pergi dari Reus secara cuma-cuma. Padahal mereka bisa menjadi investasi berharga di bursa transfer Januari. Terutama Carbia yang merupakan pemain paling subur Reus pada musim terbaik mereka 2016/2017.

Memberi Momentum pada Klub Lain

Sejak hukuman tersebut diberikan kepada Reus, semua pertandingan mereka di La Liga 2 atau yang lebih dikenal sebagai Divisi Segunda dianggap berakhir dengan skor 1-0 untuk tim lawan.

Mengumpulkan 23 poin dari 21 pertandingan tidak ada artinya bagi mereka. Meski poin itu lebih banyak ketimbang raihan tim rival, Gimnastic de Tarragona, ataupun Cordoba CF yang pernah mewarnai kompetisi La Liga, Reus akan tetap tersingkir dari Segunda.

Hingga pekan ke-28, tujuh kesebelasan sudah merasakan hadiah tiga poin gratis dari Reus. Dari tujuh kesebelasan tersebut, Albecete menjadi kesebelasan yang paling beruntung dari tim lainnya. Sebelum mendapat hibah tiga poin dari Reus, Albecete mengalami kebuntuan di divisi dua Spanyol.

Sejak awal musim 2018/2019 mereka sebenarnya merupakan unggulan untuk promosi ke La Liga 2019/2020. Namun perlahan tapi pasti, posisi Albecete semakin merosot. Mereka bahkan tidak mencatatkan satupun kemenangan selama Januari 2019. Hanya dua hasil imbang dan satu kekalahan.

Tapi di pekan pertandingan terakhir di bulan tersebut, mereka dijadwalkan bertemu Reus. Secara cuma-cuma, tiga poin mendarat pada bulan terburuk mereka selama 2018/19. Hal ini tidak disia-siakan oleh klub berjuluk Queso Mecánico itu. Setelah mendapatkan tiga poin dari Reus, mereka berhasil mengalahkan Cordoba (3-1) dan Mallorca (2-0).

Albecete merasakan lima pertandingan tanpa kekalahan sebelum ditekuk Cadiz di pekan ke-28. Semua berawal dari tiga poin gratis yang diberikan oleh Reus. Kini, dengan 14 laga tersisa di musim 2018/19, Albecete menduduki peringkat empat klasemen dengan 50 poin. Hanya terpaut empat poin dari pemimpin klasemen sementara, Osasuna.

Foto: Sopitas

Bintang Rock n’ Roll 2016

Kondisi Reus tidak selalu seperti saat ini. Promosi ke Segunda sebagai juara dari divisi tiga, kesebelasan berjuluk Ganxets itu pernah menjadi kejutan di Spanyol. Musim pertamanya di Segunda diakhiri dengan menduduki posisi ke-11 klasemen akhir. Akan tetapi, mereka juga tercatat sebagai debutan terbaik sepanjang sejarah Segunda sejak era 80-an.

Pada 11 pertandingan pertama, mereka mencatat lima kemenangan dan lima hasil imbang. Hanya satu kekalahan lawan Girona. Mereka menduduki peringkat dua dengan hanya enam poin dari Levante yang menjadi pemuncak sementara.

Performa mereka perlahan menurun. Tapi pada pekan ke-18, partai terakhir sebelum libur musim dingin di Spanyol, Reus tetap memiliki peluang untuk promosi ke La Liga. Duduk di peringkat enam klasemen dengan 27 poin. Hanya tiga poin dari zona promosi otomatis.

“Target kami adalah mencapai 50 poin karena itu merupakan titik aman di sini [Segunda]. Setelah itu kita lihat saja nanti. Tapi Reus diisi oleh orang-orang yang lapar akan peluang dan hal ini [promosi] tidak akan kami biarkan lepas begitu saja,” kata nakhoda Reus saat itu, Natxo Gonzalez.

Bukan hanya performa Reus yang memikat di atas lapangan. Cara mereka mempromosikan setiap pertandingan juga menjadi buah bibir. Reus menggunakan elemen musik rock dalam mempromosikan setiap laga mereka. Mulai dari Queen, Nirvana, hingga Bruce Springsteen digunakan menjadi alat promosi.

Menurut Natxo, pemasaran yang dilakukan klub juga membantu anak-anak asuhnya tampil lepas di atas lapangan. “Reus memiliki orang-orang paham betul ke mana kesebelasan ini mau diarahkan. Ada keputusan-keputusan kecil seperti yang mereka ambil dan membantu tim,” jelasnya.

Harapan itu Masih Ada

Reus tengah berada di titik paling rendah mereka. Namun, perlahan cahaya harapan mulai terlihat. Mereka tetap absen dari kompetisi profesional Spanyol selama tiga tahun, namun masalah gaji yang selama ini dialami mulai terselesaikan.

Para pemain belum mendapatkan upah mereka, tapi pekerja lain di dalam klub telah diberi uang 16.000 euro untuk memenuhi kehidupan mereka. Menurut Diari de Tarragona hanya tinggal menunggu waktu agar pemain mendapat giliran mereka.

Bukan pemain-pemain tim utama, karena mayoritas dari mereka sudah pergi membela tim lain. Melainkan pemain dari tim B. Pemain-pemain dari Reus B sempat melancarkan protes secara terbuka setelah gaji yang dijanjikan turun pada 1 Maret 2019 belum gagal dibayar.

LFP menambah sanksi denda sebesar 200.000 euro karena hal ini. Namun setidaknya Reus sudah membayar pegawai klub. Ini kesebelasan asal Catalunya tersebut memiliki peluang untuk tetap hidup dan kembali mewarnai kompetisi di 2022. Tidak bubar layaknya rumor yang beredar.