Copa Latina, Cikal Bakal Turnamen Liga Champions Eropa

Untuk pertama kalinya, Liga Champions Eropa diikuti oleh 36 klub terbaik, bertambah empat kuota dari sebelumnya. Musim 2024/2025 ini merupakan edisi ke-70 dari turnamen sepakbola antar klub terbesar di benua biru ini. Kompetisi ini pertama kali bergulir pada tahun 1955 silam dengan nama Piala Eropa, sebelum berganti judul dengan UEFA Champions League pada 1992 hingga kini.

Tapi, beberapa tahun sebelumnya, sejumlah klub dari beberapa negara di Eropa sudah lebih dulu memulai turnamen, disebut dengan Copa Latina dalam bahasa Spanyol, alias Piala Latin. Memang hanya beberapa negara Eropa barat daya yang menggagasnya dan berpartisipasi di turnamen ini. Namun, belakangan banyak yang menyebut Copa Latina sebagai cikal bakal Liga Champions Eropa.

Level Kontinental

“… Latin Cup [a forerunner of the European Champion Clubs’ Cup]…,” demikianlah potongan kalimat dalam salah satu artikel di laman resmi federasi sepakbola Eropa, UEFA, yang disitasi oleh Wikipedia pada profil Latin Cup di situs ensiklopedia daring tersebu. “Kompetisi ini dianggap sebagai pendahulu turnamen klub Eropa, yaitu Piala Eropa,” tulis laman profil di situs Wikipedia berbahasa Inggris itu.

Adalah federasi sepakbola Prancis, Italia, Spanyol dan Portugal yang bersatu dan meminta federasi sepakbola dunia, FIFA untuk meluncurkan kompetisi tersebut. Di masa itu, keempat negara tersebut memang mulai menunjukkan diri sebagai kekuatan utama di Eropa. Makanya, mereka merasa kini dibutuhkan sebuah turnamen sebagai ajang uji coba untuk level kontinental yang sesungguhnya.

Sebenarnya, sudah ada Piala Mitropa, salah satu turnamen internasional utama antar klub di Eropa sejak tahun 1927. Namun, kompetisi ini hanya diikuti tim-tim papan atas Eropa Tengah, terutama Austria-Hungaria. Itu pun sempat vakum selama 10 tahun sejak 1941 karena Perang Dunia II, dan periode 1952-1954. Akhirnya, pada tahun 1949, Copa Latina pun digelar untuk pertama kalinya.

Edisi Perdana

Hanya empat klub yang bersaing dalam Copa Latina setiap tahun. Masing-masing merupakan juara kompetisi lokal di masing-masing negara. Barcelona yang menjuarai La Liga 1948/1949 maju sebagai utusan Spanyol yang menjadi tuan rumah Copa Latina 1949. Oleh karena keterbatasan dana setelah Perang Dunia II, maka Copa Latina pun diadakan di satu negara setelah berakhirnya kompetisi lokal.

Tiga tim lainnya, ada Torino sebagai pemenang Serie A Italia, kemudian Sporting CP yang berstatus juara Primeira Divisao Portugal, dan Stade de Reims yang merupakan jawara Division 1 Prancis. Laga pertama berlangsung di Metropolitan Stadium, Kota Madrid pada 26 Juni 1949, mempertemukan Sporting CP dengan Torino, yang akhirnya dimenangkan oleh wakil ‘Negeri Pizza’dengan skor 3-1.

Di tempat berbeda pada hari yang sama, Barcelona berhasil menghancurkan Stade de Reims dengan skor 5-0 di markas sendiri, Camp de Les Corts sebelum pindah ke Camp Nou enam tahun kemudian. Atas kemenangan itu, Lau Blaugrana pun berhak melaju ke final dan akan ditantang oleh Sporting CP. Sementara Torino melawan Stade de Reims di perebutan jura tiga yang sukses mereka menangkan.

Partai pamungkas dihelat di Estadio Real Madrid CF, stadion yang baru selesai dibangun dua tahun sebelumnya, dan lalu berganti nama menjadi Santiago Bernabeu Stadium pada 1955. Barcelona yang dibesut pelatih asal Uruguay Enrique Fernandez kembali mengandalkan striker Cesar Rodriguez yang merupakan top scorer liga, dan berhasil menaklukkan Sporting CP 2-1 untuk mengklaim trofi juara.

Momen Nostalgia

Menariknya, setiap edisi Copa Latina merupakan bagian dari siklus empat tahun untuk penentu bagi yang terbaik; piala perak diberikan kepada klub pemenang setiap turnamen, sementara piala emas bagi federasi yang paling sukses di akhir setiap seri. Spanyol memenangkan piala emas di akhir siklus pertama Copa Latina, setelah Barcelona untuk kedua kalinya tampil sebagai juara pada edisi 1952.

Dua edisi di antaranya dimenangkan wakil Portugal, Benfica (1950) dan AC Milan dari Italia (1951). Siklus kedua kembali menjadikan Spanyol sebagai yang terbaik, melalui dua kemenangan Madrid pada 1955 dan 1957. Sedangkan edisi 1953 direbut Stade de Reims, dan Milan kembali jadi juara di edisi 1956, sementara pada tahun 1954 turnamen ini dibatalkan karena perhelatan Piala Dunia 1954.

Sayangnya, setelah Copa Latina 1957 turnamen ini kemudian dihentikan. Saat itu, UEFA meluncurkan Piala Eropa, dua tahun sebelumnya. Terinspirasi dari Kejuaraan Amerika Selatan 1948, turnamen ini jauh lebih menarik, karena menghadirkan para juara dari setiap negara Eropa. Sama seperti di Copa Latina siklus kedua, Madrid tampil mendominasi di periode awal Piala Eropa, bahkan menjuarai lima edisi perdana. Sejak itu, perhatian dunia beralih ke Piala Eropa, dan Copa Latina pun ditinggalkan.

Sumber: Breaking The Lines

https://en.wikipedia.org/wiki/Latin_Cup
https://www.uefa.com/news-media/news/01ee-0e76fea7895f-3c3039e41339-1000–goals-not-coal-for-kopa