Derbi Barceloni (1): Rivalitas karena Dorongan Politik

Akan selalu ada pertemuan yang mendebarkan di Catalunya, Spanyol. Saat itulah adanya peluang dari FC Barcelona atau RCD Espanyol untuk menghancurkan hati rivalnya. Kecemasan masing-masing kelompok pendukungnya tinggal menunggu waktu di setiap pertandingan derbi Kota Mediterania itu. Sebab derbi lokal ini adalah pertandingan paling penting antara klub di Catalunya.

Persaingan antara kedua kesebelasan ini membuat pertandingan lebih dari sekedar sepakbola sederhana sejak lebih dari seabad lalu. Barcelona didirikan pada 1899 dan Espanyol muncul satu tahun kemudian. Setelah kedua kesebelasannya terbentuk di kompetisi regional seperti Campionat de Catalunya, kemenangan bagi kedua belah pihak awalnya berimbang.

Tapi tahun-tahun berikutnya, berbagai pertemuan membentuk reputasi yang saat ini seperti dikenal sekarang: dominasi Barcelona. Derbi Barceloni memang dimainkan lebih banyak daripada pertandingan lokal lainnya di La Liga, tapi sebagian besar hasilnya hanya berjalan satu arah. Alhasil, prestasi Barcelona lebih menonjol. Tidak hanya dalam konteks sepakbola Spanyol, tetapi juga di panggung internasional.

Klub berjuluk Blaugrana ini sudah memenangkan La Liga, Copa del Rey, Supercopa Spanyol, Liga Champions, Super Eropa, Winners Eropa, Piala Dunia Klub. Sementara Espanyol cuma memenangkan Copa del Rey sebagai prestasi yang dibanggakan sejauh ini. Lalu bagaimana di kompetisi Eropa? Espanyol cuma sanggup dua kali menjadi runner-up Piala Eropa.

Espanyol harus puas dengan finish di papan tengah atau bawah La Liga hampir di setiap musimnya. Kendati demikian, derbi antara Barcelona dan Espanyol telah meninggalkan anekdot yang menarik dengan banyaknya sejarah di sana.

Sentimen di Catalunya

Seperti banyak persaingan di Spanyol, pertandingan satu ini juga didorong perbedaan politik. Barcelona selalu hampir dikaitkan dengan gagasan kemerdekaan Catalunya. Klub itu lebih dekat dengan kekuatan politik di Catalunya. Diawali pada pada 1918, Catalunya mempromosikan kampanye untuk meminta statuta otonomi dari Pemerintah Spanyol.

Kemudian pada paruh pertama abad ke-20 selama kediktatoran Miguel Primo de Rivera dari 1923 sampai 1930, Barcelona adalah perwujudan dari sentimen Catalunya yang tertindas. Barcelona pun bergabung dengan permintaan itu dan menjelaskan bahwa telah menjadi klub Catalunya.

Presiden terakhir Barcelona pun telah menempatkan klub dalam posisi yang menguntungkan bagi gerakan kemerdekaan Catalunya. Ditambah diadakannya referendum atas ketidaknyamanan beberapa pendukung Catalunya yang merasa diabaikan. Berbeda dengan Espanyol yang memisahkan diri dari klaim tersebut dan memupuk semacam kepatuhan terhadap otoritas pusat.

Hal itu karena Espanyol diberikan perlindungan oleh Raja Alfonso XIII dan mengadopsi penggunaan kata “Real” atas nama mereka sejak 1912. Apalagi Espanyol didirikan secara eksklusif oleh para penggiat sepakbola di Spanyol. Tidak seperti sifat multinasional dari dewan utama Barcelona.

Atas diberikan perlindungan dari kerajaan dan itulah sebabnya Espanyol memiliki mahkota di logo klubnya. Dalam cara yang sangat simbolis jugalah klub itu dipandang sedikit berbeda di seluruh Spanyol sebagai lawan Barcelona. Kemudian pada 1918, Espanyol mulai kontra petisi otonomi yang pada saat itu menjadi masalah.

Selama bertahun-tahun rezim Franco pun Espanyol dipandang oleh orang-orang Catalunya sebagai klub yang mendukung diktator dan otoritas pusat sekaligus wakil provokatif dari Madrid. Sebuah rezim yang secara terbuka ditentang oleh Barcelona dan para pendukungnya.

Kemudian sebuah kelompok pendukung Espanyol bergabung dengan Falangis yang berpihak kepada kaum fasisme dalam Perang Saudara Spanyol. Sikap itu semakin menunjukan dukungan mereka terhadap Franco. Bagi banyak orang, sikap ini membuat mereka menentang gagasan kemerdekaan. Pikiran ini menjadi lebih jelas selama Perang Saudara Spanyol.

Sangat kontras dengan semangat revolusioner Barcelona. Terutama pada tahun 1960-an dan 1970-an. Barcelona bertindak sebagai pemersatu bagi para pendatang baru Catalunya dari daerah-daerah miskin di Spanyol yang berharap mendapatkan kehidupan yang lebih baik.

Tapi Espanyol mendapatkan dukungan dari sektor-sektor yang dekat dengan rezim polisi, perwira, militer, pegawai sipil dan fasisme. Meskipun beberapa direktur Espanyol telah memanifestasikan ideologi independensi, klub tetap keluar dari politik dan dianggap bahwa sebagian besar pendukung menentang kemerdekaan Catalunya.

Bendera Catalunya di Tribun Stadion Sepakbola

Ketegangan kemerdekaan Catalunya semakin meningkat di Barcelona. Pendukung Barcelona dengan bangga menampilkan bendera pro kemerdekaan pada beberapa pertandingan. Menariknya, Espanyol belum mengikuti contoh yang diberikan tetangga mereka yang lebih besar itu.

Klub berjuluk Periquitos itu cenderung menjauh dari politik dan menunjukan kesetiaannya kepada ibukota Spanyol. Ini dibuktikan pada pertandingan Derbi Barceloni pada 8 Desember 2018. Banyak bendera Spanyol yang dilambaikan sebelum sepak mula oleh para pendukung Espanyol. Hanya segelintir dari mereka yang memegang bendera catalan pro kemerdekaan.

Meski sengit dan panas, derbi sempat menjadi penyatu semangat publik Catalunya. Tapi kini dengan masalah politik, atmosfer menjadi berbeda sehingga pihak keamanan sempat bersiaga satu dalam beberapa pertandingan Derbi Barceloni terakhir. Sebetulnya pertarungan antara kedua belah pihak sempat kehilangan sebagian besar pengaruh politiknya.

Hal itu karena Espanyol sempat menerjemahkan nama dan lagu kebangsaannya dari bahasa Spanyol ke bahasa Katalan. Terlepas dari ideologi ini, Derbi Barceloni selalu lebih relevan bagi pendukung Espanyol daripada Barcelona karena perbedaan tujuan. Sebab derbi ini jauh lebih penting bagi para pendukung Espanyol karena menganggap Barcelona adalah saingan terbesar mereka.

Penjualan tiket stadion Espanyol selalu penuh ketika melawan Barcelona. Padahal, kehadiran rata-rata hampir setiap pertandingan lain cuma terisi sekitar 18 sampai 28 ribu dari kapasitas 40 ribu stadion. Tapi bagi Barcelona, mereka tetap menganggap saingan utama adalah Real Madrid.

Lebih dari seabad, Derbi Barceloni memang membawa semangat dan kebanggaan yang luar biasa. Bagi pendukung Barcelona, mereka melihat klub lain sebagai saingan terbesar. Tapi bagi para pendukung Espanyol, pertandingan ini bisa berarti segala-galanya.

Maka dari itu Derbi Barceloni terkadang agak lebih jinak dibandingkan El Clasico. Tradisi aneh lainnya, keengganan pendukung tandang menghadiri pertandingan. Bahkan seperti pertandingan derbi seperti ini, tidak ada alasan untuk memikat banyak pendukung tamu.

Dari kapasitas 500 tribun tandang, mungkin hanya ada belasan di dalamnya. Ini terlihat ketika Barcelona mencetak gol yang disambut oleh keheningan di stadion. Padahal, Barcelona sudah unggul 3-0 pada babak pertama di Stadion RCDE kandang Espanyol pada 9 Desember 2018.

Situasi ini tentu berbeda dengan Argentina yang memang tidak memperbolehkan pendukung tamu bertandang di pertandingan-pertandingan besar karena bentrokan antara pendukung. Rivalitas di Catalunya ini pun seperti ironisasi bagi derbi bersejarah untuk menciptakan suasana yang luar biasa.

Sumber lain: Breaking the Lines, Goal, prost international