Eternal Derby (1): Belgrade di Antara Delije dan Grobari

Foto: IBTimes.co.uk

Derby Belgrade selalu menghadirkan tensi tinggi. Untuk Anda yang penasaran, harga tiket Belgrade Derby berkisar antara 5 sampai 15 euro atau setara dengan 80 sampai 240 ribu rupiah, tergantung kelas tribun yang dipilih.

Harga termurah ada di tribun suporter dan sementara yang paling mahal ada di tribun netral. Harga yang tergolong murah tersebut membuat Anda bisa mendapatkan atmosfer dari derby terpanas di Serbia. Derby yang mempertemukan antara pendukung FK Partizan Belgrade dengan Red Star Belgrade.

“Ketika rivalitas di Belgrade datang, Serbia terbagi menjadi dua pemikiran. Anda adalah pendukung Red Star atau Partizan. Mungkin 50 persen warga kami mendukung Red Star dan 35 persen untuk Partizan. Pendukung klub lain dan orang-orang yang tidak mendukung siapapun menyumbang 5 persen,” ujar Darko Nikolic, jurnalis di Serbia, seperti dikutip dari BBC.

Hanya pertandingan inilah yang membuat aktivitas warga negara di Serbia berhenti sementara dan menjadi berita-berita utama di sana. Semua orang di sana berpacu ke dalam jarak 900 meter antara kandang Red Star dengan Partizan yang bisa dimpuh selama 12 menit jika jalan kaki.

Konon, jarak antar stadion berivalitas tinggi itu disengaja karena pihak tentara yang menaungi lahirnya Partizan, ingin melakukan konfrontasi jarak dekat dengan Red Star. “Bukan hanya kota, seluruh negeri membicarakan tentang pertandingan ini,” ujar Slavisa Jokanovic, Manajer Fulham, juga merupakan mantan pelatih dan pemain Partizan.

“Ini adalah derby antara dua tim Serbia paling terkenal dan di masa lalu, dua tim sepakbola ini yang paling terkenal di Yugoslavia. Ini adalah hari istimewa bagi para suporter dari kedua klub. Orang-orang membicarakan tentang pertandingan ini sejak beberapa hari sebelumnya,” sambung Jokanovic.

Grobari, Pendukung Garis Keras Partizan

Pendukung Partizan sendiri dikenal dengan nama Grobari. Mereka adalah salah satu dari dua kelompok suporter besar di Serbia. Faktor yang mendukungnya karena Grobari terdiri dari tiga kelompok utama pendukung Partizan, yaitu Juzni Front, Grobari 1970, dan Zabranjeni. Kelompok-kelompok pendukung Partizan mulai terorganisir sejak masih menonton pertandingan di Stadion Partizan pada akhir 1950-an.

Kebanyakan dari mereka adalah pemuda-pemuda dari Beograd dan saat itu menduduki tribun selatan stadion. Pendukung Partizan semakin banyak ketika kesebelasannya masuk ke final Piala Eropa 1966. Pada saat itu juga dianggap sebagai momen yang paling penting dari para pendukung Partizan untuk mengorganisir kelompok tersebut hingga hari ini.

Sampai pada akhirnya kelompok yang terorganisir itu ditetapkan dengan nama Grobari pada 1970. Grobari mulai semakin mengenalkan diri kepada dunia dengan berbagai atribut seperti syal, bendera besar dan spanduk-spanduk dukungan atas nama kelompok tersebut. Ditambah juga dengan menyalaka flare yang menjadi gaya baru dalam mendukung sebuah pertandingan sepakbola.

Grobari pun menjadi salah satu kelompok pendukung sepakbola terbesar dan terorganisir di Yugoslavia pada 1980-an. Mereka mendukung pertandingan Partizan di seluruh negeri dan bahkan ranah eropa. Tapi selama itu juga hooliganisme terhadap pendukung kesebelasan lain dimulai.

Maka dari itu Grobari sering disebut-sebut sebagai kelompok pendukung “punishment expedition”, atau percobaan sanksi dari Federasi Sepakbola Yugoslavia maupun UEFA. Berbagai percobaan sanksi yang dicanangkan, dicoba kepada Grobari seiring dengan rutinnya aksi hooliganisme dari kelompok pendukung Partizan tersebut.

Tapi pada 1999, ada perpecahan besar di dalam pengorganisiran Grobari. Beberapa petinggi di Grobari jebolan dari Grobari 1970 dianggap menyalahgunakan hak istimewa dari segi uang. Mereka dianggap memanipulasi uang yang diberikan klub untuk operasional dukungan terhadap Partizan. Mereka yang merasa dicurangi memisahkan diri dari Grobari dan membentuk kelompok pendukung Partizan baru beranma Juzni Front.

Delije, Pendukung Red Star yang Terorganisir

Terbentuknya Juzni Front pun membuat mereka memisahkan diri dari Grobari yang biasa berada di tribun selatan. Sebab Juzni Front memilih tribun utara sebagai rumah mereka di Stadion Partizan. Bahkan perseteruan antara mereka cukup lama hingga sekitar 2005. Di sisi lain, pendukung Red Star yang terorganisir dikenal sebagai Delije atau bentuk jamak dari kata Delije.

Artinya dalam bahasa Serbia adalah seorang pria muda yang berani dan kuat. Sedangkan terjemahan dari bahasa inggris adalah Pahlawan. Arti dari kelompok ini pun pernah digambarkan dalam buku Memahami Dunia Lewat Sepakbola karya Franklin Foer. Kala itu Foer yang sedang melakukan peliputan khusus ke Serbia dan bertemu dengan beberapa anggota Delije.

“Selain tato nama geng mereka dalam huruf merah besar di betis, mereka terlihat seperti pemuda baik-baik. Draza (pemimpin Ultra Bad Boys yang tergabung dengan Delije pada 1990-an) memakai jaket wol dan kain kepar. Rambut gondrongnya ditata sedemikian rupa dan memancarkan aura mahasiswa filsafat,” tulis Foer dalam bukunya tersebut.

“Dan ternyata ia memang seorang mahasiswa yang sedang sibuk mempersiapkan ujian. Teman-temannya tidak pula menakutkan. Salah seorang dari mereka, potongan rambutnya model mangkok. Wajahnya gemuk tembam dan memakai jaket ski bertudung dari wol yang tak pernah dicopotnya,” sambungnya.

Nama Delije pertama mulai digunakan oleh para pendukung garis keras Red Star pada akhir 1980-an. Resminya, sekitar 1989. Sampai saat itulah para pendukung Red Star tersebar di antara beberapa kelompok yang diorganisir di tribun utara Stadion Red Star pada waktu itu (sekarang nama stadion dikenal Stadion Rajko Mitic).

Saat ini, Delije merupakan salah satu kelompok pendukung kesebelasan sepakbola yang terkenal di dunia. Gaya dukungan mereka di tribun stadion dihiasi dengan bendera besar maupun kecil. Menampilkan spanduk-spanduk dukungan dan menciptakan koreografi yang besar dan penuh warna-warni. Delije terkenal selalu bersisik karena sorakan-sorakan dukungan untuk Red Star.

Cara mereka mengorganisir dukungan di tribun stadion dipimpin oleh Voda, yaitu pemimpin dalam bahasa Serbia, dengan menggunakan megafon yang diiringi suara drum untuk mengatur dukungan kepada Red Star. Atas dukungan yang luar biasa, pihak klub melukis kata Delije dalam huruf kapital di tribun utara stadion Rajko Mitic.