Stadion Sao Januario dimiliki oleh Vasco da Gama. Stadion itu sendiri juga yang menjadi salah satu bait suci perrsepakbolaan Brasil. Sepanjang sejarahnya, para pemain Vasco dengan sempurna menjadi pertumbuhan perangai Dionisus kota Rio de Janeiro. Romario misalnya yang menjadi bintang pada Piala Dunia 1994.
Setelah sempat pergi dan kembali, Romario lagi-lagi meninggalkan Vasco. Kali ini pindah ke kesebelasan lain dari kota yang sama, yaitu Fluminense. Vasco hampir sama seperti kesebelasan Rio de Janeiro yang lain, yaitu menjual pemain bintangnya ke rival sekota yang dibenci pendukungnya.
Pembelaannya pun karena Romario didapatkan Vasco untuk kedua kali dari Flamengo yang merupakan rival yang paling dibencinya. Pertandingan antara mereka dinamakan classico dosmilhoes, atau dikenal secara luas bernama derby of millions. Menurut Football Derbies, pertemuan antara mereka merupakan yang terpanas keempat di Brasil.
Bahkan derby of millions dianggap sebagai salah satu pertandingan terbesar di sepakbola seluruh dunia karena persaingan sejarah maupun popularitasnya. Persaingan antra kedua kubu itu bukan hanya soal sepakbola saja, melainkan terjadi juga pada cabang olahraga dayung, basket, renang, futsal dan judo.
Sejarah Flamengo dan Vasco da Gama
Flamengo didirikan pada 1895 sebagai klub olahraga yang lebih fokus kepada dayung. Sementara Vasco pun pada mulanya didirikan sebagai klub dayung oleh imigran Portugis pada 1898. Maka dari itu, secara tradisional, Vasco didukung oleh komunitas Portugis di Rio de Janeiro.
Nama klub itu pun terinspirasi dari penjelajah Portugis bernama Vasco da Gama pada saat perayaan ulang tahun keempat tentang petualangan pertamanya dari Eropa ke India. Memang pada awal pendirian dua klub itu sedang demam olahraga dayung di Brasil. Skala persaingan mereka pun melebar ke sepakbola karena cabang olahraga itu dianggap lebih terbuka kepada masyarakat banyak.
Flamengo pun bergerak lebih cepat daripada Vasco ketika mendirikan klub sepakbola, yaitu secara resmi pada 1911. Berawal dari pembelotan 11 pemain sepakbola Fluminense termasuk kaptennya ke Flamengo yang lebih merakyat. Sementara Vasco yang meraih kesuksesan di cabang olahraga duyung, ingin meningkatkan keberhasilannya di sepakbola.
Sepakbola masuk ke Vasco karena pendatang-pendatang dari Inggris. Apalagi sebuah kesebelasan sepakbola Portugal datang ke Rio de Janeiro karena undangan pertandingan dari Botafogo. Hal itu membuat kegembiraan tersendiri bagi komunitas-komunitas Portugis di sana. Kemudian dalam waktu singkat, dibentuklah klub sepakbola Vasco pada 26 November 1915.
Gengsi Perekrutan Pemain Bintang
Persaingan kesebelasan Flamengo dan Vasco mulai intens sejak 1923. Pada saat itulah Vasco naik ke divisi pertama (first division) di Liga Sepakbola Brasil. Kedua kesebelasan itu juga didukung dua basis pendukung terbesar di Rio de Janeiro. Apalagi salah satu dari Flamengo atau Vasco selalu berhasil mencapai setiap fase akhir dari Rio State League.
Kedua kesebelasan itu sering bertempur agar mencapai final di Rio State League, begitu pun ketika mulai diciptakan kejuaraan nasional Brasil pada 1971. Perebutan gelar inilah yang menjadi salah satu sejarah penting pada derby of millions ini. Tapi persaingan antara Flamengo dan Vasco lebih dipersonifikasikan kepada pesepakbolanya itu sendiri.
Pada 1970-an, Arthur “Zico” Coimbra mewujudkan Flamengo dengan leih teknis melalui gaya permainanya. Sementara Roberto Dinamite membawa serangan Vasco seolah tidak pernah mati. Masing-masing klub dan pendukungnya selalu mengelukan nama pemain-pemain pujannya pada era itu. Momentum paling diingat yaitu pada 1976 saat kegagalan penalti Zico memberikan gelar juara untuk Vasco.
Hal yang sama terjadi pada satu tahun kemudian. Tapi Flamengo berhasil menyapu gelar juara 1978 dan 1979. Baik Zico maupun Roberto sama-sama tidak pernah mengkhianati kesebelasannya masing-masing dengan bergabung ke klub rival. Zico belum pernah berseragam Vasco dan begitu pun sebaliknya dengan Roberto. Tapi berbeda setelah era kedua pemain legenda itu berakhir.
Berawal dari Milton “Tita” Queiroz yang dibesarkan Flamengo sejak bergabung pada 1977 sempai 1985. Ia sempat dipinjamkan ke Gremio pada 1983 dan hengkang ke Internacional pada 1985. Tapi setelah memperkuat Internacional, Tita justru bergabung dengan Vasco pada 1987. Dia semakin dibenci sekaligus membuat hubungan antar kedua kesebelasan itu panas atas golnya ke gawang Flamengo pada final Carioca 1987 sehingga membawa Vasco menjadi juaranya.
Jejak kepindahan Tita pun disusul Jose Roberto atau biasa dikenal Bebeto. Bahkan ia lebih ekstrem karena kepindahannya ke Vasco pada 1989 terjadi secara langsung tanpa berpindah ke kesebelasan lain terlebih dahulu seperti Tita. Flamengo baru merasa puas ketika berhasil merekrut mantan bintang Vasco, yaitu Romario pada 1997.
Saat itu ia didatangkan dari Valencia dengan status pinjaman dan kemudian dipermanenkan. Tapi lagi-lagi Vasco berhasil membuat Flamengo kesal karena kembali merekrut Romario pada 2000. Kendati demikian, kebintangan Romario tidak membuat Flamengo kembali menerimanya saat dua tahun kemudian.
Sejak 2008 adalah waktu Flamengo berada di atas Vasco. Hal itu karena berbagai sponsor dan investasi baru membuat Flamengo semakin kuat. Sementara Vasco mengalami kisruh internal sehingga penampilan kesebelasannya menurun dan harus degradasi ke Serie-B Campeonato Brasileiro. Nasib Vasco itu menjadi bahan olok-olok Flamengo.
Tapi Vasco cuma bertahan satu musim di divisi kedua Liga Brasil tersebut. Vasco berhasil kembali ke Serie-A pada satu tahun kemudian. Kedua kesebelasan bersejarah dan penuh gengsi ini pun bertemu kembali. Total, sudah 336 pertandingan mempertemukan Flamengo dan Vasco.
Rekor pertemuan diungguli Flamengo karena berhasil menang 130 kali. Sementara Vasco cuma menang 125 kali dan 87 sisanya berakhir imbang. Pertemuan terakhir derby of millions ini terjadi pada 16 September lalu dan berakir 1-1 disertai lima kartu kuning dan satu kartu merah