Mengenang Nikolaos Liberopoulos dalam Persaingan Derby AEK-Panathinaikos

Pertemuan Olympiakos Piraeus dengan Panathinaikos merupakan laga paling panas di kota Athena, Yunani. Bahkan yang paling panas di negara tersebut jika merujuk pada situs Football Derbies. Setelah pertandingan tersebut, masih dengan salah satu kesebelasan yang sama, duel AEK Athena versus Panathinaikos adalah pertandingan derby terpanas kedua di kota tersebut.

Pertemuan AEK dengan Panathinaikos adalah derby Athena yang klasik. Derby Athena tradisional yang sudah digelar sejak jauh di masa lalu. Pertandingan ini selalu memiliki tontonan yang mempesona dan menguras hati. Rivalitas dimulai karena sejarah nenek moyang masing-masing kesebelasan tersebut.

Pihak AEK dilatarbelakangi orang-orang pengungsian pada 1880-an. Waktu itu, banyak orang Yunani dari Athena yang bermukim di Turki karena menghindari perang. Terbentuknya AEK pun berada di balik perang dan arus migrasi tersebut. Pengungsi Athena yang berprofesi atlet, yaitu Aimilios Iona, Kostantinos Dompoulos dan Menelos Iona, membuat klub olahraga bernama AEK Athens setelah pulang dari Turki ke Athena.

Awalnya, mereka mendirikan toko olahraga bernama Lux di Veranzerou Street di kawasan Athena Tengah. Kemudian tiga orang itu mengumpulkan lebih dari 40 tanda tangan untuk membentuk AEK pada 13 April 1924. Sementara Panathinaikos secara umum dianggap sebagai masyarakat kelas tinggi di Athena.

Dari namanya saja, Panathinaikos diilhami oleh karya kuno Isocrates, Panathenacius, di mana orator memuji orang-orang Athena atas pendidikan demokratis dan superioritas yang digunakan untuk kepentingan semua orang Yunani. Panathinaikos juga adalah kesebelasan sepakbola tertua di Yunani yang berdiri sejak 1908.

Lagipula Panathinakos didirikan dengan tujuan meneyebarkan dan membuat sepakbola lebih dikenal masyarakat Athena dan Yunani pada umumnya. Niatan para pendiri Panathinaikos juga adalah menciptakan klub untuk masyarakat Athena dan bisa bergabung dengan pergerakan-pergerakan sepakbola Eropa.

Selain karena nenek moyang, persaingan juga dimulai karena kedua kesebelasan saling memperebutkan gelar sepakbola di Yunani, baik 1960-an, 1970-an, 1980-an, 1990-an hingga awal 2000-an. Panathinaikos boleh sedikit sombong daripada AEK karena sudah mengoleksi 20 gelar Liga Super Yunani.

Jumlah itu mengalahkan AEK yang meraih gelar 12 kali. Tapi satu tahun ke depan atau ke belakang, AEK bisa menepis itu karena baru menjuarai Liga Super Yunani 2017/2018 setelah terakhir kali didapatkan pada musim 1993/1994. Sementara itu, terakhir kali Panathinaikos meraih gelar juara Liga Super Yunani pada musim 2009/2010.

Padahal, AEK dan Panathinaikos pernah bersatu pada 1928 karena berselisih dengan Federasi Sepakbola Hellenic (EPO). AEK dan Panathinaikos (bersama Olympiakos) bersatu membentuk POK (Panathinaikos, Olympiakos dan AEK) untuk melepaskan diri dari liga dan memulai kompetisi regional di Athena.

Tapi satu tahun berikutnya, perselisihan sepakbola Athena dengan federasi berakhir dan tiga kesebelasan itu kembali bergabung dengan liga. AEK dengan Panathinaikos pertama kali bertemu pada 23 April 1931 di Stadion Apostolos Nikolaidis yang berakhir imbang dengan skor 2-2. Seterusnya, pertandingan AEK dengan Panathinaikos selalu sengit.

Rekor penonton kandang terbanyak Panathinaikos pun masih dipegang ketika menjamu AEK pada 1986 di Stadion Olympic. Yannis Anastasiou pun pernah dipecat dari pelatih Panathinaikos pada 2 November 2015 karena meraih hasil imbang ketika menjamu AEK

Sementara itu, Liga Super Yunani masih bergulir meski di era pandemic ini dan mempertemukan dua rival ini pada akhir pekan lalu, Senin (8/6) dini hari. Pertandingan sendiri berakhir dengan skor 1-1 yang membuat AEK maupun Panathinaikos sulit untuk menyusul rival Athena lainnya, yaitu Olympiakos di puncak klasemen sementara musim ini.

Pengkhianatan dan Cinta Nikolaos Liberopoulos

Dari rangkaian pertemuan AEK dengan Panathinaikos selama 1996 sampai 2012, ada penyerang unik bernama Nikolaos Liberopoulos. Pemain itu terkenal karena keterampilan menyerang dan tendangan akuratnya. Liberopulos pemain unik karena dipuja-puja oleh pendukung AEK maupun Panathinaikos. Ia adalah penyerang andalan Panathinaikos sejak 1996.

Selama memperkuat kesebelasan tersebut, Liberopoulos menolak tawaran-tawaran dari kesebelasan-kesebelasan Italia, terutama Juventus dan Hellas Verona. Kesetiannya membuat tetap memperkuat kesebelasan berjuluk I Prasini (Si Hijau) tersebut. Tapi Liberopoulos justru harus berpisah dengan kesebelasan tersebut pada 2003 karena berselisih dengan manajemen klub. Tidak tanggung, perselisihannya justru membuatnya pindah ke AEK selaku kesebelasan rivalnya.

Padahal, ia dikabarkan siap bergabung dengan Sochaux pada beberapa waktu sebelumnya. Peristiwa ini hampir-hampir mirip seperti Johan Cruyff ketika memutuskan pindah dari Ajax Amsterdam ke Feyenoord Rotterdam. Sama seperti Cruyff, Liberopoulos menjadi mesin pencetak gol bagi rival mantan kesebelasannya.

“Saya telah menghabiskan tujuh tahun yang menyenangkan di Panathinaikos di mana saya menjadi dewasa. Saya hanya menyimpan hal-hal positif. Tetapi sekarang bagi saya, AEK adalah keluarga dan saya akan melakukan segalanya untuk tim ini,” ujar Liberopoulos seperti dikutip dari Gazzetta Yunani.

Beberapa kali juga Liberopoulos mencetak gol ke gawang Panathinaikos, namun tidak pernah merayakannya. Seperti pada pertandingan Piala Yunani pada Januari 2010. Ia mencetak dua gol yang menggugurkan Panathinaikos sehingga meloloskan AEK. Sementara para pendukung Panathinaikos sudah mulai meluntur kebenciannya. Mereka justru memberikan tepuk tangan untuk Liberopoulos yang diganti saat pertandingan masih berlangsung.

“Itu (tepuk tangan) sangat berarti bagi saya. Senang sekali mendapat tepuk tangan selama pergantian pemain. Ada juga teriakan, tetapi bahkan jika seluruh stadion berseru kepada saya, itu tidak akan mengubah apa yang saya katakan sebelumnya tentang perasaan saya untuk Panathinaikos,” ujar Liberopoulos setelah pertandingan tersebut.

Liberopoulos juga merupakan satu-satunya pemain yang tercatat dalam 10 pencetak gol terbanyak sepanjang masa untuk AEK maupun Panathinaikos. Satu tahun berikutnya, ia berhasil mempersembahkan gelar Piala Yunani 2011 untuk AEK. Kemudian pada 20 Mei 2012, Liberopoulos menjalani pertandingan terakhirnya bersama AEK.

Sumber lain: On Sports