Sepakbola Jerman terbentuk dari lima sub federasi yang memiliki tanggung jawab menjalankan sebuah liga semi profesional bernama Regionalliga (divisi empat dan seterusnya). Namun tidak begitu dengan Nordrhein-Westfalen karena jumlah kesebelasan sepakbolanya sangat banyak.
Fakta tersebut semakin memperkuat anggapan bahwa Nordrhein-Westfalen sebagai negara bagian terbaik untuk urusan sepakbola di Jerman. Di negara bagian ini pula berlokasi sebuah area yang begitu kaya sejarah dan segala hal yang berhubungan dengan sepakbola.
Area itu adalah Ruhrgebiet atau biasa disebut kawasan Ruhr. Daerah pertambangan yang terdiri dari belasan kota di sana. Wittener FC (1982) yang merupakan salah satu kesebelasan sepakbola tertua di Jerman pun berlokasi Ruhr.
Walau demikian, kawasan Ruhr tidak dipandang sebagai daerah penting pada awal kemunculan sepakbola di Jerman. Kota-kota terpandang di awal kemunculan sepakbola Jerman justru adalah Berlin, Leipzig, Hamburg dan kota-kota lain di daerah selatan.
Perlahan tapi pasti, Ruhr menyandang status Fussbalregion atau daerah sepakbola. Status itu tidak lepas dari kesebelasan sepakbola paling terkenal di kawasan ini yaitu FC Schalke 04 dan Borussia Dortmund. Kemunculan dua kesebelasan itu berasal dari kelas pekerja pada awal 1900-an.
Meskipun Dortmund merupakan kongregasi pemuda katolik yang pada akhirnya tetap dicintai masyarakat kelas pekerja di kotanya. Sebab Dortmund dan Schalke terletak di jantung negara industri batu bara dan baja distrik Ruhr.
Daerah ini pun menjadi salah satu pusat industri terbesar di Ruhr pada era 1850-an. Saat kurun waktu itu, bahan baku hasil tambang melimpah dan menyebabkan meledaknya jumlah populasi yang mencapai sekitar lima kali lipat.
Hal itu mengiringi pertumbuhan kelas buruh, khususnya sektor pertambangan. Dengan pertumbuhan ini, daerah Ruhr berubah menjadi perkotaan baru antara Gelsenkirchen dan Dortmund. Hanya 32 kilometer atau kurang dari 20 mil yang memisahkan dua kota tersebut.
Dortmund biasa disebut sebagai Ludenscheid Nord atau utara sementara Dortmund menamai Schalke Herne West atau barat. Dulu, Ruhr merupakan salah satu tempat yang indah di kawasan Jerman. Diapit dengan sungai besar Rhein dan dua sungai kecil bernama Ruhr dan Lippie.
Oleh karena kawasan inilah maka pertemuan antara Dortmund dan Schalke dikenal dengan sebutan Revierderby. Kemudian menjelma menjadi persaingan terbesar di Bundesliga dan salah satu pertarungan yang paling ditunggu-tunggu di dunia.
“Ada dua pertandingan bagi kami yang sangat penting dalam satu tahun, pertandingan melawan Schalke,” kata Marco Reus, pemain Dortmund, seperti dikutip dari situs Bundesliga.
Rasa Hormat Kelas Pekerja dan Jantung Sepakbola Jerman
Pertemuan kompetitif pertama Revierderby terjadi pada 1924/1925. Kala itu, Schalke menang dengan skor 4-2. Schalke juga berhasil memenangkan liga divisi kedua regional. Kesuksesan kesebelasan itu tidak lepas dengan gaya permainan khas bernama Schalker Kreisel.
Gaya permainan sepakbola itu mengandalkan operan kaki ke kaki dengan cepat. Melalui permainan itu jugalah Schalke meraih enam dari sembilan Germany Championship antara 1934 dan 1942. Sementara Dortmund baru berhasil mengalahkan Schalke pada 18 tahun pertemuan kompetitif berikutnya.
Rasa saling hormat antar kedua klub masih ada waktu itu karena berasal dari akar kelas pekerja yang sama. Apalagi jika mengingat Dortmund dan Schalke sama-sama menjadi anggota pendiri Bundesliga dari awal pada 1963.
Gelar perdana Schalke ketika mengalahkan Nurenberg di Berlin pun dirayakan di Stasiun Dortmund dan dikawal menuju balai kota untuk menandatangani golden visitor book. Tidak hanya itu saja, kedua kesebelasan ini pun saling membantu secara finansial dalam beberapa kesempatan.
Contoh paling terkenal adalah ketika Dortmund berjuang dengan hutang setelah degradasi pada 1974. Pada waktu itu juga Dortmund mengundang Schalke sebagai lawan tanding untuk meresmikan Stadion Westfalen yang dibangun demi Piala Dunia 1974.
Bahkan Schalke menyetujui keuntungan tiket pertandingan itu diserahkan seluruhnya untuk Dortmund yang sedang dirundung masalah keuangan. Pada gilirannya, Schalke mengundang Dortmund untuk meresmikan Auf Schalke Arena yang sekarang bernama Veltins Arena sebagai stadion baru pada 2001.
Momen persatuan lainnya adalah ketika kedua belah pihak merayakan kejayaan kompetisi Eropa pada 1997.
Schalke mengalahkan Internazionale Milan melalui adu penalti di San Siro untuk mendapatkan gelar kontinental pertama mereka pada 21 Mei 1997 sehingga membawa Piala UEFA ke Gelsenkirchen.
Satu pekan kemudian, Dortmund mengalahkan Juventus untuk memenangkan gelar Liga Champions pertama mereka di Munich. Sejak itulah Franz Becekenbauer mengatakan jantung sepakbola Jerman berdetak di Ruhr. Apalagi tempat keduanya adalah daerah industri sehingga menjadi kota sepakbola yang besar.
Ketimpangan Prestasi Pasca Perang Dunia II
Persaingan mulai intens setelah Perang Dunia II. Dortmund berkembang menjadi pesaing serius jangka panjang bagi Schalke. Sebab prestasi Dortmund mulai menanjak selepas Perang Dunia II. Sementara perstasi Schalke merosot.
Diawali dengan kemenangan Dortmund atas Schalke di final Westfalenliga 1946/1947 yang dipandang sebagai titik balik pertempuran supremasi itu. Kemudian Dortmund pun menjadi kekuatan dominan di divisi teratas Jerman Barat sebelum meraih tiga gelar nasional pertama mereka pada 1950-an dan awal 1960-an.
Pertempuran supremasi di wilayah Ruhr pun menjadi seimbang. Dortmund mulai mendominasi derbi di panggung nasional yang dipelopori oleh penyerang legendarisnya, yaitu Lothar Emmerich dan Timo Konietzka. Emmerich merupakan pencetak gol terbanyak Revierderby sepanjang masa dengan 10 gol dan satu-satunya pemain yang mencetak hattrick dalam sejarah pertandingan Revierderby.
Tak lama, keseimbangan mulai berayun ke arah lain lagi. Schalke sempat menorehkan kemenangan Revierderby yang menyebabkan Dortmund degradasi pada 1972. Memang Schalke tidak terkalahkan dalam 12 pertemuan kompetitif melawan Dortmund antara 1968 sampai 1977.
Persaingan menarik juga ketika Dortmund butuh kemenangan untuk menjuarai Bundesliga 1991. Tapi Schalke secara spektakuler mengalahkan mereka dengan skor 5-2. Alhasil gelar Bundesliga musim itu direbut Stuttgart hanya karena ungggul selisih gol dari Dortmund.
Persaingan antara Schalke dan Dortmund memang dibumbui ketimpangan prestasi yang nyata. Musim lalu pun Dortmund berada di papan atas dan Schalke di bawah klasemen. “Tidak masalah di mana masing-masing tim berada di tabel klasemen dan tidak peduli seperti apa kita jauh berlari, pada hari derby, hal-hal ini tidak terlalu diperhitungkan,” ujar Ralf Fahrmann, pemain Schalke.