Rivalitas Bohemian FC VS Shamrock Rovers: Buah dari Warisan Kejayaan Drumcondra FC

Bohemian FC dengan Shamrock Rovers adalah pertandingan sepakbola yang melibatkan dua klub tersukses di Liga Irlandia. Ini juga salah satu derby lokal dari sekian banyak klub sepakbola di Dublin, Irlandia. Pertandingan antara Bohemians dengan Rovers telah berlangsung lebih dari satu abad dan berkembang lebih intens, tradisional, dan menarik banyak penonton.

Pertandingan tersebut telah dimainkan di banyak tempat di seluruh kota di Irlandia. Stadion Dalymount Park di Phibsborough menjadi tempat paling identik dengan pertandingan tersebut daripada yang lain. Pertandingan pertama yang dimainkan antara kedua belah pihak adalah Piala Senior Leinster pada 9 Januari 1915.

Pertandingan tersebut yang dipentaskan di Stadion Dalymount Park yang berakhir kemenangan 3-0 untuk Bohemians. Rovers meraih kemenangan pertama mereka atas Bohemians pada laga semifinal piala FAI pada 1921/1922. Pada 1945, Rovers mengalahkan Bohemian dengan skor 1-0 di depan rekor hampir 45.000 penonton pada Final Piala FAI.

Sejak laga itu, persaingan yang relatif kecil antara Bohemians dengan Rovers telah berkembang menjadi rivalitas klasik. Menghasilkan pertandingan cukup intens dengan jumlah penonton yang banyak.

Sebetulnya, awal pembicaraan Derbi Dublin yang lebih besar mengacu kepada keberadaan Drumcondra FC. Kesebelasan itu merupakan penghuni papan atas bersama Bohemian dan Rovers dari 1940-an sampai 1960-an. Rivalitas Rovers pun lebih kental dengan Drumcondra daripada Bohemian pada era itu.

Kemudian Bohemians melepaskan status amatir mereka demi profesionalisme pada 1969. Rovers pun mulai menanggapi Bohemians lebih serius. “Rovers telah menjadi tim di sini di tahun 50-an dan 60-an, saat Bohemians berubah menjadi profesional dan pindah ke tahun 1970-an, mereka harus dianggap serius sebagai rival, saat itulah persaingan benar-benar tumbuh,” celoteh Tony O’Connel, mantan pemain kedua kesebelasan itu, seperti dikutip dari Irish Times.

Pusat perhatian antara Bohemian dengan Rovers baru dibuka sejak Drumcondra merger dengan Home Farm pada 1972. Matinya Drumcondra juga menempatkan Bohemian sebagai kesebelasan sepakbola utama di kawasan Northside. Maka dari itu banyak yang menganggap pertemuan klasik pada 1970-an sebagai asal mula persaingan antara Bohemian dengan Rovers.

Tahta kejayaan sepakbola Irlandia dari Dublin pun dikuasai Bohemian dan Rovers. Mereka bersaing untuk saling mengibarkan bendera di Dublin. Suhu setiap pertandingan Bohemian dengan Rovers pun menjadi meningkat  di lapangan dan tribunnya ke tingkat yang unik dalam sepakbola domestik Irlandia selama beberapa dekade. Setiap pertemuannya seperti di antara hidup dan mati bagi masing-masing kesebelasan tersebut.

Besarnya Arti Derbi Dublin Bagi Suporter

Ketegangan antara pendukung Bohemian dan Rovers memanas lebih dari satu kesempatan. Dalam beberapa tahun terakhir, ada beberapa adegan yang terkait dengan persaingan antara kedua belah pihak tersebut. Pada Maret 2000, Derbi Dublin harus dihentikan selama lebih dari 20 menit ketika terjadi perkelahian antara pendukung di Stadion Dalymount Park. Perkelahian pecah diduga karena para pendukung Rovers menyerang tribun yang ditempati pendukung Bohemian.

Pada September 2003, kedua kelompok pendukung bentrok lagi setelah pertemuan Derbi Dublin di Richmond Park. Akibatnya, Rovers tidak diizinkan lagi memainkan laga di stadion tersebut. Selama pertandingan pada April 2004 juga kepala babi dilemparkan ke dalam lapangan Stadion Dalymount.

Kejadian itu merupakan tanggapan suporter Rovers yang tidak menerima mantan pemainnya, Tony Grant dan Janes Keddy, bermain untuk Bohemians. Insiden ini adalah salah satu dari banyak surat kabar Irlandia dipasang di halaman depan. Selalu menjadi topik di kalangan media selama berminggu-minggu setelahnya.

Ada juga beberapa insiden lain, salah satunya seperti penodaan monumen Glenmore Park yang memperingati bekas kandang Rovers. Sementara Paul Doolan penulis The Hoops – A History of Shamrock Rovers menegaskan adanya rasa persaingan yang baik antara klub dan pendukungnya.

“Beberapa dari kedua sisi yang berbeda sangat bersahabat. Kita bisa minum bir bersama sebelum atau sesudah pertandingan. Hanya selama 90 menit saja kita tidak bisa saling memandang satu sama lain,” kata Doolan.

Michael O’Neill, mantan Pelatih Rovers, pun menegaskan dia merasakan pentingnya pertemuan ini bagi mereka yang berada di tribun. “Tentang seberapa besar artinya bagi pendukung Rovers untuk memenangkan pertandingan” tuturnya.