Sebagai seorang pemain, raihan gelar Zlatan Ibrahimovic mungkin masih kalah dibandingkan para pemain sepakbola lainnya. Meski punya segudang gelar liga domestik, namun Zlatan tidak pernah sekalipun mengangkat trofi Liga Champions Eropa. Selain itu, penampilannya bersama timnas Swedia pada turnamen internasional juga tidak terlalu banyak mengingat negaranya kerap tidak lolos pada turnamen Piala Dunia maupun Piala Eropa.
Meski begitu, Zlatan tetaplah seorang legenda. Ia tahu apa yang harus dilakukan pemain besar seperti dirinya, yaitu membuat momen-momen berkelas yang akan selalu diingat sampai kapanpun. Seperti yang ia lakukan padaa tanggal 14 November ketika ia membuat dua momen besar pada tahun yang berbeda.
Pembalasan Dendam Kepada Materazzi
Ibrahimovic dan Marco Materazzi sebenarnya menjadi kunci kesuksesan Inter Milan menjuarai Liga Italia tiga musim beruntun sejak musim 2006/2007. Ibra adalah juru gedor Inter di lini depan, sedangkan Matrix adalah benteng tangguh Inter di lini belakang. Namun, siapa sangka kalau ternyata Zlatan menyimpan dendam kepada mantan pemain Everton tersebut bahkan ketika masih berseragam biru-hitam.
Pada musim 2005/2006, Zlatan yang bermain untuk Juve mendapat tekel brutal dari Materazzi dalam derby d’Italia. Tekel tersebut sebenarnya tidak membuat Zlatan langsung tumbang. Ia masih meminta kepada Fabio Capello untuk terus bermain. Namun setelah dua menit, rasa sakit yang luar biasa memaksanya untuk meninggalkan lapangan. Inilah momen ketika Zlatan memupuk rasa dendam.
“Materazzi masuk ke lapangan seperti seorang pembunuh dan menyakiti saya. Dia memang pemain sepakbola yang tangguh. Akan tetapi, ada dua cara untuk menjadi tangguh, salah satunya menyakiti Anda. Bahkan Paolo Maldini saja tidak pernah bermaksud menyakiti meski dia juga pemain yang tangguh,” ujarnya kepada GQ Magazine.
Zlatan ingin membalas perlakuan Materazzi tersebut. Momen itu baru datang pada 14 November 2010. Ketika itu, Ibra sudah pergi dari Inter dan sedang memulai petualangan baru bersama AC Milan. Dia saat itu termotivasi untuk menghancurkan pemain Inter karena dia terus-terusan mendapat terjangan. Apa yang dinanti Ibra hadir pada menit ke-65. Saat berupaya merebut bola, Ibra mencederai Materazzi dengan tendangan taekwondo.
“Saya sangat termotivasi. Jika Anda tidak bisa mengontrolnya, maka Anda akan melakukan hal bodoh. Pada menit ke-5, saya mencetak gol melalui penalti, Siapa yang melanggar saya? Materazzi. 1-0 untuk Milan. Pada babak kedua, saya menghantam dia menggunakan gerakan taekwondo. Saya mengirim dia ke rumah sakit. Stankovic bertanya kenapa saya melakukan itu, tapi saya jawab kalau saya butuh empat tahun untuk menunggu momen ini, ujarnya.
Pada musim itu, Ibra mempersembahkan scudetto untuk Milan sekaligus memutus rentetan juara Inter. Meski begitu Materazzi tidak mempersoalkan hal tersebut. Hubungan keduanya semakin meruncing. Matrix kemudian mengeluarkan serangan balasan dengan menyebut kalau Zlatan bukan pemain di level elite. Selain itu, ia juga berterima kasih kepada Zlatan yang memilih pindah ke Barcelona sehingga Inter bisa juara Liga Champions saat itu.
Gol Spektakuler ke Gawang Inggris
Selain dikenal karena temperamennya di dalam maupun di luar lapangan, Ibrahimovic juga dikenal suka mencetak gol-gol spektakuler. Salah satunya terjadi dua tahun berikutnya atau pada 14 November 2012.
Pembukaan Friends Arena mungkin saja akan berjalan sewajarnya mengingat Swedia saat itu sukses menang dengan skor 4-2 melawan timnas Inggris dengan semua gol dicetak oleh mantan pemain Malmo tersebut. Akan tetapi, gol keempat Zlatan saat itu membuat pertandingan tersebut akan dikenang sampai kapanpun.
Joe Hart berusaha untuk mengejar bola liar di depan kotak penalti dengan cara keluar dari wilayahnya sembari dikejar oleh Zlatan. Apes, penjaga gawang Manchester City tersebut justru salah dalam mengantisipasi bola. Alih-alih mengontrol bola terlebih dahulu, Zlatan memilih lansung melakukan tendangan salyo yang meluncur deras ke gawangnya. Swedia memastikan kemenangan dengan skor 4-2.
Gol yang menunjukkan betapa jeniusnya Ibra. Untuk mencetak gol sehebat itu, butuh timing yang bagus, akurasi, koordinasi, dan antisipasi yang bagus. Dia juga harus memerhatikan jalur bola dan tendangannya harus sempurna.
“Performa yang begitu sempurna ketika Zlatan melawan para bocah,” kata rekan setimnya, Tobias Sana. “Dia mendapat banyak kritik, tapi dia membuktikan kalau apa yang dikatakan orang-orang semuanya salah.”
Tidak hanya Sana, Leon Osman saja kaget kala Ibra bisa nekat mencetak gol dengan cara itu. Meski begitu, Ibra mengungkapkan kalau golnya itu sebenarnya gol yang biasa saja.
“Pada saat itu, gol itu terlihat fantastis. Tapi bagiku, saya lebih suka gol pertama karena gol itu adalah gol bersejarah di stadion yang baru,” tuturnya.
Bagi rakyat Swedia, gol itu sangat spesial. Sampai-sampai diabadikan dalam sebuah perangko di Swedia. Selain itu, gol tersebut juga membawa Ibrahimovic meraih penghargaan Puskas Award pada tahun 2013.