Eduardo Camavinga dan Alasannya Tahan Banting

MADRID, SPAIN - SEPTEMBER 28: Eduardo Camavinga of Real Madrid during the UEFA Champions League match between Real Madrid v FC Sheriff Tiraspol at the Estadio Alfredo Di Stefano on September 28, 2021 in Madrid Spain (Photo by David S. Bustamante/Soccrates/Getty Images)

Di musim panas ini, Real Madrid merekrut pemain muda berkebangsaan Prancis, Eduardo Camavinga. Buat pemain gim sepakbola seperti FIFA atau Football Manager, tentu Camavinga bukan nama yang asing. Ia masuk ke dalam daftar wonderkid atau pemain yang diprediksikan akan bersinar di masa depan.

Lantas, siapa ia sebenarnya?

Pemain Termuda di Timnas Prancis

Momen penting dalam karier Camavinga hadir pada 2020 silam ketika ia dipanggil untuk membela timnas Prancis. Namun, debutnya tidak seperti para pendahulunya macam Michel Platini, Zinedine Zidane, atau Kylian Mbappe, misalnya. Soalnya, ia melakukannya di dalam stadion yang kosong.

Namun, ia tak perlu kehadiran siapapun di tribun Stade de France untuk mencatatkan debutnya. Ia masuk pada menit ke-63 di laga menghadapi Kroasia. Momen itu menjadikannya sebagai pemain timnas Prancis termuda sejak era Perang Dunia II di usia 17 tahun sembilan bulan.

Pemain timnas Prancis termuda sepanjang sejarah adalah Julien Vergrugghe yang debut di usia 16 tahun 10 bulan pada 1 November 1906. kan tetapi ia wafat 10 tahun kemudian saat mengikuti Perang Dunia I.

Jalan yang Terjal dan Berbatu

Camavinga adalah pemain yang ceria. Di atas lapangan, ia punya ketenangan dan kontrol bola yang baik. Camavinga juga terlihat tahan terhadap tekanan. Bisa jadi alasannya karena kesulitan yang ia alami di masa mudanya, jauh sebelum ia menapaki jalan sebagai pesepakbola.

Camavinga lahir di kamp pengungsia Angola pada 2002. Orang tuanya berkebangsaan Kongo. Ia tiba di Prancis dengan keluarganya pada 2003 dengan menetap di Lille, lalu pindah ke Brittany.

Pada 2013, Camavinga, kedua orang tuanya, serta lima saudaranya harus menemui jalan pahit: rumah yang baru mereka bangun, hangus terlalap api, bersama segala yang ada di dalamnya.

Meski cobaan menerpanya, tapi Camavinga tahu caranya menahan pukulan. Bagaimana tidak? Ia berlatih judo dan menjadi olahraga pertama yang ia tekuni. Camavinga juga bisa bersikap tenang saat berada dalam situasi tertekan. Alasannya? Karena ia sudah terbiasa. Ayahnya kerap menekannya dengan kuat sejak usianya masih muda.

Tentu itu bukannya tanpa tujuan. Sang ayah meyakinkannya kalau ia akan menjadi pesepakbola top dan bisa mengangkat derajat keluarganya.

Apa yang dibilang ayah Camavinga memang terbukti. Ia selalu tampil impresif di setiap kelompok usia. Sampai akhirnya ia bergabung dengan Akademi Rennes pada 2018. Akademi Rennes adalah tempat yang bagus karena para pemain seperti Yoann Gourcuff, Mikael Silvestre, Sylvain Wiltord, dan Ousmane Dembele, menimba ilmu di sana.

Lebih Cerah dari yang Diprediksikan

Camavinga ternyata tampil sangat bagus. Ia pun diprediksi akan lebih cepat sukses ketimbang yang diharapkan. Ia sudah masuk starting line-up Rennes pada Mei 2019. Sejak itu, ia selalu masuk tim utama. Usia muda Camavinga menghadirkan rekor. Ia menjadi pencetak gol termuda dalam sejarah Rennes.

Musim 2019/2020 menjadi salah satu musim terbaik Rennes. Mereka meraih trofi French Cup serta lolos ke Liga Champions. Keberhasilan yang tak lepas dari teknik, kecepatan, visi, eksekusi, akurasi umpan, serta kekuatan, dari seorang Camavinga.

Camavinga awalnya belum punya paspor Prancis. Baru pada 5 November 2019, ia mendapatkan kewarganegaraan Prancis. Belum sampai seminggu, ia dimainkan di timnas Prancis U-21. Padahal, usianya baru 17 tahun.

Pada 27 Agustus 2020, Camavinga dipanggil ke tim senior, menyusul Paul Pogba yang positif Covid-19. Namun, debutnya baru terjadi pada 8 September dalam kemenangan 4-2 Prancis atas Kroasia di UEFA Nations League.

Pujian untuk Camavinga

Bermain begitu awal jelas membuat Camavinga mendapatkan sorotan dari banyak pihak. Salah satunya pelatih timnas Prancis, Didier Deschamps. Ia bilang kalau debut Camavinga mungkin terlalu awal, tapi di usia yang semuda itu, kehadirannya di atas lapangan sangat terasa.

“Dia mampu melakukan banyak hal hebat untuk pemain seusianya. Kami harus berhati-hati dengannya, tapi dia punya potensi yang begitu besar bahwa dia akan menjadi bagian penting tim ini cepat atau lambat,” terang Deschamps.

Pujian juga terlontar dari penyerang timnas Prancis, Olivier Giroud. Menurut peraih trofi Piala Dunia 2018 tersebut, Camavinga terasa dewasa baik di dalam maupun di luar lapangan.

“Aku telah melihat pertandingan Rennes, jadi aku tak begitu terkejut. Dia sangat nyaman dan sangat menjanjikan dan dia baru 17 tahun. Apa yang paling mengejutkanku adalah ketika aku bertemu dengannya di Clairefontaine dia begitu ceria, percaya diri, dan ramah. Dia adalah pemain yang bagus,” terang Giroud.

Mantan bek timnas Prancis, Willy Sagnol, juga bilang kalau ia melihat masa depan cerah dalam karier Camavinga. Sagnol bahkan mengklaim kalau Camavinga akan menjadi salah satu pemain terbaik di dunia.

“Dia sangat berbakat. Mbappe itu penyerang, jadi dia mendapatkan banyak perhatian, tapi Camavinga jelas setara dengannya. Dia begitu berpotensi. Potensi yang tak biasa, sejujurnya, dia bermain seperti pemain 30 tahun,” kata Sagnol.

Sumber: FIFA.