Emiliano Sala, Menuju Cardiff, Berakhir di Lautan?

Kabar tidak mengenakkan datang dari Cardiff City. Pesawat yang membawa pemain baru mereka, Emiliano Sala, dikabarkan hilang di kepulauan Chanel atau di perairan Selat Inggris. Pesawat jet bernama Piper Malibu, dikabarkan hilang dari radar pada Senin malam atau Selasa pagi waktu Indonesia.

Dilansir dari Mirror, kepolisian Prancis dan Nantes mengkonfirmasi kalau Sala adalah salah satu dari dua orang yang berada dalam pesawat tersebut. Pesawat ini sebelumnya berangkat dari Nantes menuju Cardiff untuk membawa Sala bertemu dengan teman barunya. Sala sendiri berada di Nantes untuk berpamitan dengan rekan setimnya sebelum kejadian ini terjadi.

“Pencarian terhadap PA 46 Malibu dilanjutkan pada Selasa pagi. Pesawat ini hilang saat perjalanan dari Nantes ke Cardiff, Wales. Pesawat ini berisi dua orang dan belum ada jejak ditemukan saat ini,” kata kepolisian Guernsey yang berada di Kepulauan Channels.

Hingga tulisan ini dibuat, belum ada rilis resmi mengenai nasib Sala dan pilot yang membawanya. Bahkan ada yang berasumsi kalau Sala kemungkinan besar sudah tidak bisa diselamatkan. Ayah Sala, Horacio, bahkan mengaku pasrah ketika diwawancari oleh saluran TV Argentina C5N. “Saya tidak tahu apa-apa dan saya masih tidak percaya. Saya merasa putus asa meski saya berharap semuanya bisa berjalan baik,” kata Horacio.

Dalam situs resmi klub, kepala eksekutif sekaligus CEO Cardiff, Ken Choo, begitu terkejut atas kejadian yang menimpa pemainnya tersebut. Ken menyebut kalau Sala seharusnya sudah tiba Senin malam dan sudah akan berlatih bersama rekan setimnya pada Selasa kemarin. Ken berharap adanya berita positif yang datang mengenai Sala.

“Kami terkejut mendapat berita ini. Sala seharusnya sudah berada Senin malam dan hari ini (Selasa) akan menjadi hari pertamanya bersama tim. Kami sedih dengan situasi ini. Kami membuat keputusan untuk membatalkan sesi latihan tim untuk fokus mendoakan Sala dan Pilot serta menunggu kabar positif,” kata Ken.

Meski pihak Cardiff terus mengharapkan hal yang positif, namun perwakilan dari Channel Island Air Search menyebut kalau peluang ditemukannya Sala beserta pilot terbilang sangat kecil. Suhu laut yang sangat dingin membuat seseorang kehilangan daya tahan tubuhnya dengan cepat.

“Suhu laut dan kondisi laut yang tidak memungkinkan membuat peluang untuk menemukan orang yang masih hidup berkurang dengan sangat cepat. Suhu laut sangat dingin dan membuat temperatur badan bisa berkurang dengan sangat cepat,” kata John Fitzgerald selaku chief officer.

Dari Argentina Menuju Premier League

Masuknya Sala diharapkan bisa meningkatkan produktivitas lini depan Cardiff yang musim ini sangat memprihatinkan. Mereka baru mencetak 19 gol saja atau hanya lebih baik dari Huddersfield yang mempunyai catatan gol terendah musim ini. Top skor mereka bahkan baru mencetak empat gol yang ditorehkan oleh Callum Paterson.

Cardiff sendiri merekrut Sala dari Nantes dengan nilai yang diprediksi mencapai 15 juta paun. Angka ini menjadi rekor termahal klub yang sebelumnya dipegang oleh gelandang asal Cile, Gary Medel ketika direkrut pada 2013. Melihat sepak terjangnya di Ligue 1, wajar apabila Sala dihargai begitu mahal oleh Cardiff.

Empat musim memperkuat Nantes, Sala mencetak 48 gol dalam 130 penampilan. Musim ini menjadi musim terbaiknya bermain di Prancis. Ia sudah mencetak 12 gol dalam 16 penampilan di Ligue 1. Torehan golnya hanya kalah dari sayap Lille, Nicolas Pepe, dan trio penyerang milik Paris Saint Germain.

Meski lahir di Argentina, namun Prancis menjadi tempat Sala menjalani karier profesionalnya sebagai pemain sepakbola. Sejak 2010, ia sudah menetap di negara pimpinan Emanuelle Macron tersebut dengan masuk akademi Bordeaux.

Akan tetapi, karier Sala tidak terlalu berkembang. Ia hanya mencetak satu gol dalam 12 penampilan bersama juara Ligue 1 2008/09 tersebut. Penampilannya justru bersinar ketika menjalani peminjaman bersama Orleans dan Niort. Tidak banyak mendapat kesempatan bersama Bordeaux, ia kemudian memilih hijrah ke Nantes pada musim panas 2015 sebelum akhirnya menuju Premier League.

“Aku senang bisa berada di sini (Cardiff). Itu memberi saya kesenangan yang luar biasa dan saya sudah tidak sabar untuk memulai pelatihan, bertemu rekan satu tim dan mulai bekerja,” kata Sala setelah diperkenalkan oleh Bluebirds.

Namun malang bagi Sala, takdir sepertinya belum mengizinkan dirinya untuk bermain di Premier League. Dia yang sebelumnya sudah bersemangat menjalani tantangan baru justru mendapatkan kejadian yang kurang mengenakkan. Yang bisa dilakukan saat ini hanyalah berdoa dan berharap mukjizat datang kepada sosok Sala. Jangan sampai perpisahan yang dilakukan Sala kepada rekan setimnya menandakan kalau dia tidak pergi ke Cardiff melainkan pergi ke pangkuan sang pencipta.