5 Fakta Atalanta, Sang Kuda Hitam Wakil Baru Italia di Liga Champions

Foto: The National Herald

Italia sudah memastikan empat wakilnya yang akan bertarung di Liga Champions 2019/2020. Seperti biasa, Juventus jadi salah satunya, setelah memenangkan scudetto untuk yang kedelapan kali secara berturut-turut. Kemudian, ada pula Napoli dan Inter Milan, seperti formasi musim lalu. Tiket terakhir dipegang oleh wakil baru, yakni sang kuda hitam Atalanta. Berikut lima fakta tentang klub tersebut.

  1. Pertama kali lolos ke Liga Champions dalam 111 tahun sejarah klub

Mendapat tiket ke Liga Champions 2019/2020 tercatat sebagai sejarah penting bagi klub tersebut, karena ini adalah yang pertama kalinya dalam 111 tahun sejak mereka lahir pada 17 Oktober 1907 silam. Performa Atalanta di Serie A Italia musim lalu benar-benar gemilang. Beberapa klub raksasa di ‘Negeri Pizza’ pun sempat berhasil mereka taklukkan, di antaranya seperti Inter Milan dan SS Lazio.

Sebelumnya Atalanta hanya pernah mencicipi kompetisi kasta kedua Eropa, Liga Europa; juga di Piala UEFA dan Piala Winners di masa lalu. Mereka bermain di Liga Europa 2017/2018 setelah mendapat satu tiket lolos otomatis. Meski jadi debutan, klub berjuluk Gli Orobici itu mampu tampil apik dengan 4 kali menang dan tanpa kalah hingga keluar sebagai juara grup. Sayang, mereka gagal di fase gugur.

  1. Finish di posisi 3 jadi pencapain tertinggi di Serie A Italia

Salah satu kunci keberhasilan Atalanta mencuri satu tiket ke Liga Champions adalah hasil impresif dalam 13 laga terakhir di liga. Sejak takluk di markas Torino akhir bulan Februar 2019 lalu, Atalanta tak pernah lagi kalah Dalam rentang waktu tersebut, mereka mencatatkan 9 kemenangan dan 4 hasil imbang. Hasil 31 poin itu sukses mendongkrak posisi mereka dari urutan 8 hingga finish di posisi 3.

Menariknya, posisi 3 ini tercatat pula sebagai rekor baru dalam sejarah Atalanta, jadi pencapaian tertinggi mereka di Serie A Italia. Sebelumnya, posisi terbaik tim yang juga dijuluki La Dea ini hanya finish di posisi 4 musim 2016/2017. Namun, catatan mereka saat itu lebih baik; meraih 72 poin hasil 21 menang dan 9 imbang. Sedang musim ini hanya meraup 66 poin hasil 20 menang dan 9 imbang.

  1. Baru kembali bermain di Serie A Italia sejak musim 2011/2012

Atalanta sendiri sebenarnya juga bukan tim langganan yang selalu bermain di Serie A Italia. Mereka baru kembali ke kompetisi tertinggi di ‘Negeri Menara Pisa’ itu pada musim 2011/2012 lalu, setelah menjuarai Serie B Italia di musim sebelumnya. Ketika itu, klub yang bermarkas di Stadio Atleti Azzurri d’Italia tersebut tampil sebagai jawara liga, mengulang lima pencapaian yang sama pada masa lalu.

Bahkan, pada awal era 1980-an, Atalanta pun sempat bermain di kompetisi Serie C1 Italia, sebelum menjadi juara dan promosi ke Serie B Italia. Menariknya, dalam tiga musim terakhir mereka tampil perkasa dengan selalu bersaing dalam perebutan tike ke kompetisi Eropa. Pada musim 2017/2018, Atalanta juga berhasil ke Liga Europa setelah finish di posisi 7 liga, meski gagal di babak kualifikasi.

  1. Hanya pernah sekali memenangkan trofi di kompetisi level tertinggi

Selain pernah 6 kali menjuarai Serie B Italia dan sekali memenangkan Serie C1 Italia, tak banyak lagi piala yang tersimpan dalam lemari koleksi mereka. Atalanta memang bukanlah tim besar. Praktis, hanya ada satu trofi tambahan ketika mereka memenangkan Piala Italia pada 56 tahun yang lalu, tepatnya musim 1962/1963. Itu pula satu-satunya trofi bergensi yang selama ini pernah mereka raih.

Musim lalu sebenarnya tim yang sekarang ditangani oleh Gian Piero Gasperini itu punya kesempatan untuk mengulang lagi prestasi tersebut. Mereka sukses menembus final Piala Italia 2018/2019 lewat perjalanan yang luar biasa, salah satunya menaklukkan tim raksasa Italia Juventus dengan skor 3-0 di babak perempat final. Sayangnya, Atalanta gagal tampil sebagai juara setelah kalah 0-2 dari SS Lazio.

  1. Gaji semua pemain tak lebih mahal dari gaji Cristiano Ronaldo

Jika melihat komposisi skuat Atalanta musim ini, tak satu pun pemain bintang papan atas yang jadi andalan mereka. Bahkan, hanya satu-dua pemain yang cukup berpengalaman di Serie A Italia. Salah satunya adalah Duvan Zapata yang menjadi pencetak gol terbanyak klub musim ini dengan 28 gol dalam 48 pertandingan di semua kompetisi. Itu pun, statusnya hanya dipinjamkan dari Sampdoria.

Selain itu, ada Josip Ilicic yang sudah bermain di Serie A Italia sejak tahun 2010. Selebihnya, hanya pemain-pemain muda seperti Timothy Castagne, Gianluca Mancini, dan Musa Barrow. Menariknya, meski tak dihuni oleh pemain kelas dunia, Atalanta malah keluar sebagai tim paling produktif di Serie A Italia musim lalu dengan 77 gol, unggul dari Juventus yang hanya 70 gol dan Napoli dengan 74 gol.