Flat Earth FC

Semakin modern sebuah peradaban, normalnya Anda mungkin akan berpikir bahwa pikiran manusia pasti mengalami kemajuan. Secara gamblang asumsi ini seolah tampak benar jika Anda menempelkan faktanya ke sebagian manusia yang membuat teknologi era modern. Namun, asumsi barusan malah akan tampak konyol jika Anda melihat gambaran besar realitanya.

Lah bagaimana tidak? Semakin modern sebagian manusia justru semakin mundur dengan pikirannya. Anda bisa menilainya sendiri. Sebagian dari manusia justru banyak yang semakin percaya kepada mitos, hobi dengan hal-hal yang astral, dan yang paling mainstreamnya adalah sembarangan percaya pada teori-teori konsirasi.

Bahkan yang paling terbaru, dilansir dari The Guardian, muncul sebuah klub sepakbola bernama Flat Earth FC. Klub sepakbola ini dengan gagahnya mengklaim bahwa mereka mewakili para pecinta teori konspirasi bumi datar. Ketua Flat Earth FC, Javi Poves, malah mengatakan kalau ia menggunakan aspek klub sebagai sarana untuk membuka mata orang banyak terhadap dunia.

Di sisi lain, setelah sempat bermain di Sporting Gijon, Poves melakukan debutnya di La Liga pada 2011, di mana di tahun itu juga merupakan tahun terakhirnya. Ia pensiun di musim panas tahun itu setelah membuat satu penampilan untuk klubnya. Uniknya, ketika itu ia masih berumur 23 tahun.

Javi Poves sendiri memiliki alasan yang kuat mengapa ia pensiun di usia yang cukup muda. Ia mengatakan kalau sepakbola profesional saat ini hanyalah lingkup yang memfasilitasi uang dan korupsi. Menurutnya, itu semua merupakan gambaran kapitalisme, yang juga dianggap sebagai kematian esensi sepakbola itu sendiri.

“Apa yang saya lihat dari dalam (sepakbola) membuat semuanya menjadi jelas. Sepakbola professional saat ini hanya sebuah lingkup yang memfasilitasi uang dan korupsi. Itu adalah gambaran kapitalisme, dan kapitalisme adalah jalan kematian untuk sepakbola,” tutur Javi Proves dikutip dari The Guardian.

“Saya tidak ingin menjadi bagian dari sistem yang rusak ini. Sistem yang didasarkan pada orang yang menghasilkan uang dengan mengorbankan kematian orang lain di Amerika Selatan, Afrika dan Asia. Sederhananya, hati nurani saya tidak akan membiarkan saya melanjutkan ini.”

Karena kecewa dan kesal, Poves akhirnya menggantung sepatu dan memutuskan untuk melakukan perjalanan keliling dunia. Ia kemudian kembali ke sepakbola tiga tahun kemudian dan bergabung dengan SS Reyes, sebelum akhirnya menemukan klub bernama CD Mostoles, sebuah klub yang bermarkas 15 mil dari arah selatan Madrid. Poves menjadi presiden klub tersebut pada 2016, dan membawa mereka bermain di divisi empat Liga Spanyol pada musim lalu.

Dengan status klubnya yang sedang naik daun ini, ia akhirnya memutuskan bahwa sudah waktunya untuk mengubah citra. Ia pun lalu mengubah nama klub. Namun, itu bukan sembarang perubahan nama. Javi Poves mengganti nama klub menjadi Flat Earth FC. Klub sepakbola yang kemudian memilki klaim visi untuk selalu mewakili komunitas lokal dan internasional mereka.

Dilansir dari The Guardian, ada beberapa klub di dunia ini yang sebetulnya punya pesan sama yang lebih berani. Seperti Deportivo Palestino di Chili, yang didirikan oleh sekelompok imigran Palestina, atau St Pauli di Jerman, yang mewakili fanbase mereka yang berhaluan politik kiri. Namun nama Flat Earth FC digadang-gadang menjadi yang paling sedikit berbeda. Karena mereka adalah klub sepakbola profesional pertama yang mewakili teori konspirasi.

“Sepakbola adalah olahraga paling populer dan memiliki dampak paling besar di seluruh dunia. Jadi menciptakan sebuah klub yang didedikasikan untuk gerakan bumi datar adalah cara terbaik untuk selalu hadir di media. Flat Earth FC adalah klubsepak bola pertama yang pengikutnya disatukan oleh hal yang paling penting, yaitu sebuah ide,” ujar Javi Poves.

Lambang klub Flat Earth FC sekarang adalah gambar bumi yang melingkar. Para suporter mereka didorong untuk memicu percakapan intensif dalam mencari jawaban “realita” tentang apa yang sebetulnya terjadi di sepakbola. Klub ini juga punya maskot tim yang berbentuk seorang astronot. Semua langkahnya terbilang radikal, tetapi Flat Earth FC telah membawa suporternya punya visi yang jauh.

“Sungguh luar biasa menjadi bagian dari gerakan luar biasa ini. Saya pikir ini lebih dari sekadar klub,” kata pemain Flat Earth FC bernama Mario Cardete.

“Lebih dari sekedar klub” adalah ungkapan yang umum di Spanyol. Mengingat itu adalah moto klub yang diadopsi dari juara La Liga saat ini, Barcelona. Tetapi, seperti yang dijelaskan oleh jurnalis Rodrigo Faez, Flat Earth FC terlihat berusaha mendorong pesan yang lebih radikal dengan visi-visinya.

“Klub konspirasi pasti akan mencoba mengubah sesuatu dalam kehidupan orang. Poves mencoba mengubah segalanya dalam pikiran orang lewat visi-visinya di klub ini,” kata Faez dalam film singkat yang dibuat oleh Copa90.

Flat Earth FC, bagaimanapun punya hak yang sama untuk berdiri seperti klub sepakbola lain. Namun, apa yang dimulai oleh mereka dianggap sebagai kontroversi, dan mungkin ke depan akan segera menjadi topik debat nasional. Siapa yang tahu, di tahun-tahun mendatang Anda mungkin akan melihat Flat Earth FC berbaris di Camp Nou, dan bertanding untuk menunjukan kepada dunia bahwa dunia ini datar.