Gara-Gara Golden Goal, Granada dan Barbados Rebutan Gol Bunuh Diri

Golden Goal diresmikan oleh FIFA pada 1993. Namun, baru pada Piala Dunia 1998 aturan ini diterapkan di kompetisi tertinggi. Akan tetapi, di level junior dan di belahan dunia lain, aturan ini sudah diterapkan.

Golden Goal secara sederhana merupakan aturan yang memberikan kemenangan bagi tim yang mencetak gol terlebih dahulu di babak perpanjangan waktu. Kalau perpanjangan waktu mestinya memakan durasi dua kali 15 menit, maka Golden Goal bisa menyingkatnya.

Akan tetapi apa yang terjadi di Caribbean Cup 1994 sungguhlah anomali. Bukan cuma apa yang terjadi di lapangan, tapi juga aturan yang menyertainya.

Caribbean Cup merupakan kompetisi rutin yang digelar dan diikuti negara-negara dari Karibia. Caribbean Cup 1994 merupakan tahun keenam dengan Trinidad dan Tobago sebagai tuan rumah, serta Martinique sebagai juara bertahan.

Babak utama Caribbean Cup 1994 diikuti oleh delapan tim yang dibagi ke dalam dua grup. Juara bertahan dan tuan rumah otomatis masuk ke babak utama. Sementara itu, negara lain harus mengikuti babak kualifikasi yang terbagi ke dalam enam grup, yang rata-rata berisi tiga negara. Hanya jaura grup yang lolos ke babak utama.

Akan tetapi, ada aturan berbeda pada babak kualifikasi ini. Meskipun menggunakan format grup, tapi setiap pertandingan harus ada pemenangnya. Ini artinya, kalau pertandingan berakhir imbang setelah 90 menit selesai, maka dilanjutkan perpanjangan waktu, dan kalau masih belum ada gol, dilanjutkan adu penalti. Ditambah lagi, aturan Golden Goal juga diterapkan di sini.

Barbados dan Granada ada di grup 1. Mereka bergabung bersama Puerto Rico. Di pertandingan pertama, Barbados kalah 0-1 dari Puerto Rico. Sementara di pertandingan kedua, Granada menang 2-0 atas Puerto Rico lewat perpanjangan waktu.

Secara teknis, Granada tidak mungkin menang 2-0 di babak perpanjangan waktu. Akan tetapi, ada aturan lain di Caribbean Cup, yakni Golden Goal dihitung sebanyak dua gol. Artinya, satu gol Granada berarti dua gol untuk mereka.

Ternyata, perubahan aturan ini menjadi sangat penting bila diterapkan di fase grup. Pasalnya, tim yang lolos dilihat dari poin, lalu selisih gol. Ini membuat Barbados masih punya peluang lolos meski ada di juru kunci dengan poin 0.

Klasemen Grup 1 sebelum pertandingan Barbados vs Granada.

Melihat klasemen di atas, Puerto Rico sudah pasti tak mungkin jadi juara grup. Peluang besar ada pada Granada yang tinggal meraih hasil seri, atau kalah 1-0 pun tak mengapa. Namun, Barbados masih punya peluang. Mereka harus menang dengan selisih dua gol untuk jadi juara grup.

Pertandingan pamungkas pun dihelat pada 27 Januari 1995. Barbados mendapatkan angin segar setelah memimpin 2-0. Namun, nestapa hadir pada menit ke-83 saat Granada memperkecil ketertinggalan menjadi 2-1.

Granada sudah bisa lolos dengan skor 2-1 ini. Meski kalah, mereka masih punya selisih gol lebih baik ketimbang Barbados.

Klasemen Grup 1 setelah menit ke-83 Granada memperkecil ketertinggalan.

Setelah kebobolan, Barbados berusaha untuk menambah gol. Namun, tidak ada gol yang tercipta. Granada bertahan penuh.

Sadar kalau gol tak mungkin tercipta, mereka punya taktik jitu. Barbados mencetak gol ke gawang sendiri tiga menit jelang pertandingan berakhir yang bikin skor jadi 2-2 dan harus dilanjutkan ke babak perpanjangan waktu.

Sebenarnya Granada ingin membalas gol bunuh diri itu. Namun, para pemain Barbados juga sudah berjaga di area pertahanan Granada.

Hasil imbang ini seharusnya menguntungkan Granada karena secara poin mereka lolos. Namun, Barbados sedang di atas angin. Mereka merasa bisa membongkar pertahanan rapat Granada.

Benar saja, gol tercipta di perpanjangan waktu, dan Granda mengalami kematian mendadak yang menyakitkan, karena satu gol itu berarti dua gol di klasemen. Gol itu bikin Barbados menang 4-2.

Klasemen akhir Grup 1.

Kemenangan ini mengantarkan Barbados ke babak utama Caribbean Cup 1994. Barbados memang tak keluar sebagai juara. Mereka bahkan tak lolos dari babak grup. Akan tetapi pertandingan ini akan dikenang sebagai salah satu cara Barbados untuk mengakali aturan Golden Goal dan aturan turnamen yang memang aneh.