Dihadapkan dengan dua pilihan itu memang sulit. Apalagi, dua pilihan itu memiliki risiko yang bobotnya sama. Hal ini pasti bisa membuat kepala menjadi pusing. Mungkin, Gareth Bale bisa membantu menjawab seperti apa rasanya. Situasi-situasi seperti itu sangat cocok sekali dengan gambaran yang ia rasakan di Real Madrid saat ini.
Bale sendiri mulai memiliki rasa khawatir setelah Madrid memanggil kembali Zinedine Zidane. Semua orang tahu bahwa hubungan antara kedua pria ini tidak baik. Maka, wajar rasanya bila bintang Wales itu merasa khawatir. Ditambah lagi dengan tiga tahun tersisa di kontraknya dan mungkin tidak ada klub yang mungkin “cocok dengan gajinya”, dapat disimpulkan jika masa depan Bale benar-benar terpojok.
Bahkan, Bale mungkin tidak bisa mengucapkan selamat tinggal kepada Madrid dalam waktu dekat dikarenakan faktor mahalnya “mahar” perekrutan dirinya. Jika yang terjadi seperti itu, ia mungkin akan sedikit mencoba memaksa para petinggi Los Blancos untuk menjualnya –meski di sisi lain, kemungkinan besar memang tidak ada jaminan bahwa esk pemain Tottenham itu dapat meninggalkan Santiago Bernabéu.
Peliknya Situasi Gareth Bale
Sikap dari Real Madrid hampir bisa dikatakan tidak jelas sampai hari terakhir musim ini. Bagaimana tidak? Zidane meninggalkan Gareth Bale di bangku cadangan, akan tetapi Madrid melihat seolah-olah keputusan itu tidak dianggap sebagai indikasi jika si pemain akan angkat kaki di musim panas. Bale tampak seperti dipermainkan, dan ia seperti sengaja diberikan jalan buntu tanpa solusi.
Di sisi lain, Bale sudah berusia hampir 30 tahun, namun, beberapa klub yang tertarik merekrutnya harus membayar biaya yang mahal dengan ditambah gaji tahunan bersih sebesar 18 juta euro. Hal seperti inilah yang hingga saat ini membuat Bale sepi dari klub peminat. Ia sedang berada diambang karam, dan tampaknya memang tidak ada jalan keluar selain bertahan dengan rasa terpaksa.
Zinedine Zidane sendiri sempat mengatakan bahwa dirinya tidak tahu apa-apa tentang apa yang akan terjadi pada Bale setelah Madrid dikalahkan 2-0 oleh Real Betis dalam pertandingan liga terakhir mereka. Apa yang ia tahu hanyalah sesuatu yang diinginkannya akan terjadi, dan semua orang tahu bahwa mantan pesepakbola asal Prancis itu punya sedikit upaya untuk menyembunyikan keinginannya tersebut.
Meskipun sebelumnya, dalam pertemuan singkatnya dengan Gareth Bale, Zidane pernah blak-blakan mengatakan kepada anak asuhnya itu bahwa dirinya tidak ingin ia ada di Real Madrid. Zidane telah memberi tahu itu kepada semua orang, dan ketika ia menempatkan Bale keluar dari skuad untuk menghadapi Real Sociedad beberapa waktu yang lalu, ia kemudian mengatakan bahwa keputusannya adalah “sinyal” untuk masa depan Bale.
Kendati pada akhirnya Gareth Bale kembali dimasukkan ke dalam skuad Madrid, tapi itu tidak berarti hubungan antar kedua pasangan pemain dan pelatih itu reda. Justru, situasinya semakin parah. Bale bahkan sempat tidak meninggalkan bangku cadangan untuk melakukan pemanasan, dan pada peluit akhir pertandingan, ia langsung menuju terowongan tanpa sepatah kata pun.
Minimnya penghargaan untuk bintang Wales
Jika itu semua adalah pertanda untuk karier Gareth Bale, itu berarti ia harus menyaksikan kariernya berakhir dengan menyedihkan. Padahal, ia telah banyak berkontribusi dengan membantu Real Madrid memenangkan Liga Champions empat kali, lalu meraih gelar liga sekali, dan mencetak lebih dari 100 gol. Ia bahkan mencetak gol kemenangan di dua final Liga Champions.
Setelah berbulan-bulan absen dari tim, Bale juga berhasil tampil luar biasa di final yang diadakan di Kiev pada tahun lalu. Ia datang sebagai pahlawan, dan mencetak tendangan fantastis ke gawang Liverpool. Bale pun pernah mencetak gol yang luar biasa saat mengalahkan Barcelona di final Copa del Rey 2014. Gol itu lalu menjadi epik, di mana saat itu ia berlari sambil melewati luar lapangan, dan menggiring bola hingga menjadi gol kemenangan untuk Madrid.
Namun sekarang, Gareth Bale, yang telah mengungkapkan rasa frustrasinya, secara terbuka menyatakan bahwa ia harus segera memikirkan masa depannya jika segala sesuatunya tidak berubah. Ia sangat “marah” saat merasakan jatah kesempatan bermainnya mulai berkurang. Bahkan parahnya, Zidane tidak memberikan penjelasan apapun terkait hal itu. Semua situasinya benar-benar membuat Bale merasa terkurung.
Menurut salah satu pundit The Guardian, Sid Lowe, Bale juga sangat kurang dihargai di Real Madrid. Bahkan, Zidane sama sekali sempat tidak memberikan ucapan selamat kepada Bale setelah final Liga Champions musim lalu. Padahal, ia berkontribusi besar di final tersebut. Maka tak heran, Bale sudah merasa kepalang khawatir saat mendapat kabar yang mengatakan bahwa Madrid kembali memanggil Zidane ke Bernabeu.
Sejak saat itu pula, mimpi buruk untuknya mulai terjadi. Ia hanya memulai lima dari 12 pertandingan sejak Zidane kembali mengisi kursi pelatih Madrid, dan ia tidak bermain satu menit pun dalam tiga pertandingan terakhirnya. Alih-alih mendapat dukungan, beberapa suporter justru berbalik “melawan” Bale dengan bersiul padanya. Mereka merasa frustrasi dengan permainannya, yang membuat Madrid harus mengakhiri musim tanpa piala, dan tertinggal 19 poin di belakang Barcelona.
Selain itu, para suporter Madrid juga terlalu berekspektasi tinggi pada Bale untuk mengisi celah yang ditinggalkan oleh Cristiano Ronaldo. Akibatnya, mereka semua harus menerima pil pahit akibat Bale tidak dapat memenuhi ekspektasi itu karena ia belum sanggup berada sejajar dengan kualitas Ronaldo. Zidane pun lalu mengatakan hal yang serupa, dan ia mengakui bahwa sulit untuk menempatkan Bale kembali ke dalam skuadnya.
“Ya, itu benar. Saya sulit menempatkannya di dalam tim ini. Untuk itu, saya tidak minta maaf kepadanya ketika saya mencadangkannya. Ketika Anda melihatnya situasi seperti itu, pasti akan sulit bagi seorang pemain untuk menghadapinya. Tidak ada yang akan mengubah situasi semacam itu, kecuali pemain itu sendiri,” ungkap Zidane dikutip dari The Guarian.
“Masa lalu tidak akan dilupakan, akan tetapi sebagai pelatih, saya harus menjalani masa kini. Saya melihat apa yang saya lihat hari demi hari. Saya telah menggunakan pemain lain baru-baru ini, dan itu jelas bagi saya. Saya memutuskan siapa yang bermain, dan kemudian saya membuat perubahan. Untuk musim depan, kita akan lihat apa yang akan terjadi.”
Berbeda dengan Real Madrid, sikap Zinedine Zidane ini –dari pernyataannya– menggambarkan bahwa ia sudah tidak butuh lagi servis Gareth Bale. Los Blancos malah masih menunjukkan sikap yang abu-abu. Padahal, mereka sebelumnya sempat memiliki keinginan untuk merekrut pemain seperti Paul Pogba, Luka Jovic dan Eden Hazard. Tapi kenyataannya, situasi Bale telah menjadi penghambat dari terealisasinya rencana-rencana itu.
Kemungkinan, yang akan terjadi pada Gareth Bale nanti, pasti tidak akan sesederhana bayangan kebanyakan orang. Apalagi, jika ditambah melihat dari indikator-indikator seperti usia, biaya, dan gaji Bale yang semuanya bernilai tinggi, itu semua diprediksi akan menjadi faktor utama calon klub pembeli enggan merekrutnya. Alih-alih diberikan jalan, ia malah tidak difasilitasi solusi oleh Real Madrid guna menyelesaikan persoalan tersebut. Jadi, tampaknya Bale memang akan semakin berada dalam kondisi terpojok.
Menilik “End Game” karier Gareth Bale bersama Real Madrid
Dilansir dari Radio Onda Cero, melaporkan bahwa pemain asal Wales itu sudah mengatakan kepada rekan setimnya, jika Madrid ingin dirinya pergi, mereka hanya harus membayarnya 17 juta euro untuk masing-masing tiga tahun yang tersisa dalam kontraknya. Tapi jika tidak, ia bisa tinggal di sini dan bermain golf. Kabar ini memang tampak seperti guyonan, tapi sebenarnya, memang begitulah keadannya. Opsi untuk bermain golf, jika memang ada, mungkin akan ditafsirkan sebagai “menganggur” karena minimnya jam terbang bermain.
Namun tampaknya, tidak ada klub yang bisa menandingi apa yang harus dibayarkan Madrid kepada Bale, dan ia bahkan tidak akan menerima pemotongan gaji sepeser pun. Sesuatu seperti ini memang membelenggu mantan pemain akademi Southampton itu. Ia juga tidak akan diberikan negosiasi dalam bentuk apa pun terkait persoalan kontraknya.
Maka sekali lagi, Gareth Bale sudah berada diambang karam, dan berisiko tidak akan bermain di musim depan. Berapa lama ia akan menerima hal semacam itu? Jawabannya adalah tergantung seberapa keras Madrid bertahan dengan otoritasnya terhadap Bale. Tetapi, diusianya yang ke-30, ada keyakinan bahwa Bale tidak perlu lagi membuktikan apa pun, atau memiliki kewajiban untuk berperan besar di dalam tim.
Catatan redaksi: Kutipan dilansir dari The Guardian