Gateshead FC, Athletic Bilbao dari Timur Laut Inggris yang Kini Kritis

Foto: ITV.com

Gateshead FC, mereka bukanlah kesebelasan ternama. Bahkan untuk level National League sekalipun, the Heed masih kalah populer dibanding AFC Fylde, Stockport County, ataupun Halifax Town. Flyde pernah dibela pemain tim nasional Skotlandia, Stephen Cairney. Halifax adalah tempat Jamie Vardy memulai kariernya. Semetara Stockport jadi pelabuhan George Best sebelum merantau ke Amerika Serikat.

Gateshead tak memiliki deretan bintang seperti kesebelasan-kesebelasan di atas. Berdiri sebagai South Shields Adelaide pada 1899, mereka mengalami kebankrutan pada 1930. Sekitar 30 tahun kemudian, South Shields Adelaide ditendang dari Football League. Klub itupun bubar pada 1973.

Setahun setelah dibubarkan, orang-orang di balik South Shields Adelaide pindah ke Kota Gateshead. Membentuk Gateshead United, namun hanya bertahan selama selama tiga tahun. Gateshead United dibubarkan di akhir musim 1976/1977.

Gagal untuk kedua kalinya tak membuat mereka kapok, Gateshead FC akhirnya dibentuk di tahun yang sama dengan pembubaran United. Nasib the Heed memang terlihat lebih cerah dibandingkan pendahulu-pendahulunya. Menjuarai Northern Premier League -divisi tujuh dan delapan sepakbola Inggris- dua kali (1982/1983, 1985/1986). Hingga lolos ke semi-final FA Trophy pada 2011 dan 2018.

Musim 2018/2019 juga tidak buruk bagi Gateshead. Mereka sempat menduduki lima besar National League dan menjadi salah satu unggulan untuk promosi sebelum berakhir di posisi ke-sembilan klasemen. Selisih delapan poin dari Eastleigh dan Harrogate Town yang masuk zona play-off promosi ke League Two.

Lolos ke semi-final FA Trophy kemudian  masuk 10 besar National League, the Heed seperti memiliki masa depan cerah. Setidaknya itulah yang terlihat di atas kertas. Namun, di balik layar kondisinya kontras dengan hasil di lapangan. Semua berawal dari penjualan klub ke tangan pengusaha asal Hong Kong, Ranjan Varghese.

Efek Joseph Cala

Foto: Roker Report

Varghese membeli the Heed dari Richard Bennett tepat sebelum musim 2018/2019 dimulai. Ia lalu mempercayakan pengusaha lokal, Michael Williams untuk mengurus operasional tim. Suporter Gateshead awalnya bahagia. Williams berhasil mengamankan jasa Steve Watson di Gateshead International Stadium.

Kesuksesan the Heed menembus semi-final FA Trophy tidak lepas dari kecerdikan mantan gelandang Everton dan Newcastle United itu di pinggir lapangan. Akan tetapi, perlahan-lahan para suporter mengetahui bahwa Williams tidak bergerak sendiri di balik layar. Dia dibantu oleh Joseph Cala.

Cala merupakan salah satu pemimpin di konsorsium Abu Dhabi yang membeli Portsmouth dan Morecambe. Ia pernah menjadi pemilik kesebelasan Italia, Salerno Calcio dan berjanji membawa mereka ke Serie-A dengan dana 40 juta Euro. Masalahnya, Cala juga memiliki catatan penipuan. Masa-masa terburuk Portsmouth diawali dengan kedatangan Cala.

Cala sering menghambur-hamburkan uang, tak mempedulikan masa keseimbangan finasial klub. Hal itu terjadi di Portsmouth dan Morecambe. Kini terjadi lagi Gateshead. The Heed sampai terkena embargo transfer pemain dan harus menjual salah satu pemain terbaik mereka, Fraser Kerr ke tim rival, Hartlepool United.

Berusaha Diselamatkan Newcastle United

Foto: Twitter / @GatesheadFC

Kepada Sunderland Echo, Cala membela dirinya. “Saya hanya berusaha memberikan yang terbaik untuk klub. Saya bukan pemilik klub ini. Semua dikerjakan sesuai dengan keinginan Varghese,” ungkap Cala. Varghese sudah siap melepas kepemilikan Gateshead sejak Maret 2019 dengan harga satu pauns. Tapi belum ada yang tertarik pada the Heed.

“Dengan berat hati saya harus membatalkan ketertarikan pada Gateshead. Saya tak akan menutup peluang untuk berkontrubusi ke Gateshead di lain waktu. Saat ini, saya merasa keinginan pemilik Gateshead tidak akan dapat dipenuhi dan sangat rumit. Semoga kalian beruntung,” kata mantan presiden Rochdale, Chris Dunphy yang berusaha menyelamatkan the Heed.

Gateshead mendapat bantuan dari para mantan pemain Newcastle United. Meski the Heed tidak pernah terdaftar sebagai kesebelasan profesional di Inggris, mereka adalah tempat the Magpies menempa talenta. Steve Harper, Paul Dummett, Jak Alnwick, Adam Campbell, dan James Tavenier, semua pernah menggunakan seragam Gateshead.

“Sejak masih muda saya selalu mengubah tekanan menjadi sebuah gairah. Menurut saya, memiliki tekanan adalah sebuah kehormatan. Tanpa tekanan, kita tidak memiliki sesuatu untuk diperjuangkan,” kata Mike Williamson.

Mantan bek Newcastle United itu datang ke Gateshead pada musim panas 2018 untuk membantu para pemain the Heed semakin kuat secara mental. Tapi seperti mayoritas pegawai Gateshead, kontraknya diputus di tengah jalan karena tidak ada uang untuk membayar jasa mereka.

Ambisi Menjadi Athletic Bilbao

Foto: Geordie Boot Boys

Gateshead cukup krusial untuk pembentukan pemain muda Newcastle United. Callum Roberts jadi pemain terakhir yang disiapkan Gateshead untuk the Magpies. Kini, Roberts dikenal sebagai prospek paling cerah di akademi Newcastle United.

Keahlian the Heed dalam membentuk pemain muda bahkan sempat menanamkan ambisi untuk jadi Athletic Club de Bilbao versi Timur Laut Inggris.

“Wilayah Timur Laut Inggris merupakan tempat terbaik talenta-talenta sepakbola di negeri ini. Saya rasa kita bisa membuat Gateshead jadi seperti Athletic Club untuk Basque. Awal mula di mana talenta-talenta dari Timur Laut Inggris disiapkan untuk tim utama di daerah ini [Newcastle, Sunderland, dan Middlesbrough],” ungkap Direktur Operasional Gateshead Michael Williams.

Mereka sempat menjalani tugas itu dengan baik. Selain 16 talenta yang disekolahkan the Magpies, Gateshead juga dipinjamkan delapan pemain oleh Middlesbrough. Sunderland jadi kesebelasan utama Timur Laut Inggris yang paling sedikit mengirim talenta ke Gateshead (6). Tapi salah satunya, Lyndon Gooch, sukses menjadi pilihan utama the Black Cats.

Pemberontakan Suporter

Foto: Gateshead FC

Sayangnya kesalahan manajemen membuat semuanya rusak. Varghese mengaku dirinya belum memiliki pengalaman di dunia bisnis sepakbola. Oleh karena itulah dirinya percaya kepada Cala. “Saat saya mendengar Gateshead, saya sangat senang. Memiliki kesebelasan sepakbola adalah mimpi saya,” aku Varghese. “Cala punya pengalaman dalam urusan ini, jadi tolong beri dia waktu,” tambahnya.

Sialnya, kelompok suporter Gateshead sudah gerah melihat kondisi klub kesayangan mereka. Saat ini mereka berencana untuk membuat kesebelasan baru yang dimiliki suporter dan membuat nama Gateshead berjaya lagi.

Kondisi the Heed kritis. Mereka bisa dibubarkan sebelum musim 2019/2020 dimulai. Tanpa Gateshead, daerah Timur Laut Inggris akan kesulitan mencari tempat menempa talenta muda. Terutama Newcastle United yang telah menjadikan the Heed sebagai sekolah utama pemain-pemain muda mereka.