Gianluigi Buffon, PSG dan 2 Penyesalan Terbesar dalam Hidupnya

Gianluigi Buffon meninggalkan Juventus pada musim panas 2018 di usia 40 tahun. Banyak orang yang berpikir dia akan gantung sarung tangan, atau mungkin pergi ke Amerika Serikat, China, atau negeri Arab seperti kebanyakan pemain bintang lainnya di penghujung karier. Tetapi, ternyata dia malah bergabung dengan klub raksasa Prancis yang tengah naik daun, Paris Saint-Germain (PSG).

6 Juli 2018, Buffon resmi menandatangani kontrak bersama PSG dengan durasi satu tahun dan opsi perpanjangan untuk musim berikutnya. Tanpa menunggu lama, sang kiper langsung menjalani debut dalam laga pertama klub musim 2018/2019 itu. Dia diturunkan sebagai starter dalam kemenangan Trophee des Champions 2018 pada 4 Agustus 2018, sebelum debut Ligue 1 hanya sepekan kemudian.

Buffon Nomor Satu di PSG

Buffon mendapat kehormatan bisa terus memakai nomor punggung satu di lapangan, sama seperti 17 tahun kariernya bersama Juventus sejak pindah dari Parma pada 2001 sebagai kiper termahal dunia masa itu. Sementara itu, kiper pertama PSG di musim sebelumnya, Alphonse Areola tetap dengan nomor punggung 16 miliknya, yang sudah dipakainya sejak bergabung pada 2016 silam.

Namun, meski diberi nomor satu, dan datang sebagai mantan kiper terbaik dunia, ternyata itu tak menjamin Buffon akan menjadi pilihan pertama di PSG. Pada kenyataannya, pelatih saat itu, Thomas Tuchel menerapkan strategi rotasi regular untuk posisi penjaga gawang. Artinya, Buffon akan tampil bergantian dengan Areola sepanjang musim 2018/2019, baik di ajang domestik maupun di Eropa.

Dalam dua pertandingan pertama Ligue 1 musim itu, Super Gigi memang masuk dalam starting line-up. Namun, tiga laga berikutnya dia hanya duduk di bench. Begitulah seterusnya, hingga akhir musim pemenang Piala Dunia 2006 bersama Italia itu hanya mencatat 17 penampilan dari 38 pertandingan di liga domestik. Total 25 penampilan yang dibukukannya sepanjang musim itu di semua kompetisi.

Buffon Merasa Lebih Pantas Jadi Kiper Utama

Begitulah awal mula Buffon merasa tidak kerasan tinggal di Paris. Pada akhirnya, dia hanya bertahan setahun, dan lalu memilih menolak tawaran perpanjangan kontrak jelang musim berikutnya untuk kembali ke Turin. Sang kiper merasa dirinya lebih pantas menjadi nomor satu di PSG secara regular, dibanding harus bergantian dengan Areola, yang notabene saat itu hanya kiper ketiga timnas Prancis.

Meski berhasil membawa PSG menjuarai Ligue 1, yang membuatnya memenangkan gelar liga ke-10 dalam kariernya, terbanyak dari pemain Italia mana pun, namun Buffon tetap pergi di akhir musim.

Pada 5 Juni 2019, dia meninggalkan Paris dan kembali bersama Juventus untuk bermain selama dua musim lagi. Namun, belakangan Buffon malah mengaku menyesal atas keputusannya pada masa itu.

“Meninggalkan (PSG) adalah kesalahan terbesar dalam hidup saya. Saya telah merelakan 10 juta Euro (tawaran PSG untuk musim keduanya saat itu),” ungkap Buffon kepada eks rekan setimnya di timnas Italia, Christian Vieri dalam podcast mantan penyerang Juventus tersebut, dilansir Daily Mail pada Maret 2023.

Dia mengakui tak rela berbagi tempat dengan Areola jadi alasannya untuk pergi saat itu.

“Mereka (jajaran pelatih) mengatakan pada saya bahwa Areola akan bermain di Liga Champions dan saya tidak menerimanya. Bagi saya, orang yang pantas memainkannya. Itu sebabnya saya kembali ke Juventus,” lanjut Buffon menambahkan.

“Kemudian saya menyesalinya, karena Areola cedera dan mereka mendatangkan Keylor Navas (di musim panas 2019) untuk menggantikannya!” sambungnya.

Kekalahan Liga Champions

Tidak hanya itu, Buffon juga mengungkap penyesalannya yang lain selama berseragam Les Parisiens. Adalah kekalahan dari Manchester United dalam babak 16 besar Liga Champions 2018/2019 menjadi penyesalan terbesar dalam kariernya. Saat itu, PSG berpeluang besar setelah menang 2-0 dalam leg pertama di Old Trafford. Namun, mereka malah kalah telak 3-1 di kandang sendiri dalam leg kedua.

“Saya yakin, kami lebih unggul,” kata sang kiper mengenangnya.

“Kami pergi ke Manchester untuk mainkan leg pertama 16 besar dengan United dan kami mendominasi. Tapi mereka menyingkirkan kami di leg kedua. Itu adalah kekecewaan terbesar dalam karier saya,” sambung Buffon.

Apalagi, di laga itu dia juga melakukan kesalahan yang membuat lawan jadi unggul, sehingga dikecam di media.

Meski ada penyesalan yang begitu besar selama petualangannya di Paris, namun Buffon mengakui periode tersebut adalah salah satu yang paling berkesan dalam kariernya.

“(PSG) adalah pengalaman terindah dalam hidup saya. Saya merasa seperti bebas. Saya segera belajar bahasa Prancis, berbicara dengan orang-orang di jalan, mengunjungi museum. Saya bermain dalam tim yang hebat,” katanya.

Ketika itu, Buffon berbaris bersama pemain-pemain seperti Neymar, Kylian Mbappe, Angel di Maria, Edinson Cavani dan Dani Alves, menjadi salah satu tim terkuat yang pernah dimainkankan. Setelah perjalanan pendek itu, lalu bermain lagi bersama Juventus, dia akhirnya kembali ke klub yang dulu membesarkan namanya, Parma pada 2021. Setelah dua musim, Buffon memutuskan mundur dari sepak bola profesional pada 2 Agustus 2023 dalam usia 45 tahun, setelah 28 tahun aktif di lapangan.

Sumber: Dailymail, Wikipedia, Transfermarkt.