Gunung Eyjafjallajokull yang Bikin Barcelona Kalah dari Inter Milan

Semifinal Liga Champions musim 2009/2010 mempertemukan Barcelona dan Inter Milan. Pada leg pertama Barcelona yang harus tandang terlebih dahulu ke Giuseppe Meazza. Perjalanan bisa ditempuh selama satu setengah jam lewat jalur udara.

Akan tetapi, saat itu kondisinya lain. Barcelona harus ke Milan lewat jalur darat. Meletusnya Gunung Eyjafjallajokull di Islandia berpengaruh banyak pada dunia penerbangan di Eropa. Abu vulkanik di udara dianggap bisa merusak mesin pesawat.

Letusan tersebut membuat lebih dari 20 bandara di Eropa ditutup termasuk Bandara Barcelona. Barca pun awalnya berpikir untuk terbang dari Valencia. Namun, opsi ini tetap tak bisa digunakan karena semua bandara yang dekat dengan Milan, seperti Turin, Bergamo, Venice, dan Bologna, juga tutup.

Sebenarnya ada dua jalur yang bisa ditempuh Barca. Jalur darat dan jalur laut. Lewat jalur laut, Barca bisa naik kapal ferry dari pelabuhan Barcelona dengan tujuan Pelabuhan Genoa. Sayangnya, kapal tercepat untuk mencapai Genoa ditempuh dalam waktu 20 jam.

Setelah tiba di Genoa, Barca harus lewat jalur darat yang bis ditempuh selama 1 jam 46 menit dengan menggunakan bus. Soalnya, Milan tidak terletak di pinggir pantai.

Opsi kedua adalah lewat jalur darat sepenuhnya. Dengan jarak lebih dari 1000 kilometer, Barca bisa menempuh perjalanan selama 10-11 jam. Soalnya, kedua kota dihubungkan dengan jalan tol yang membuat waktu tempuh bisa dipangkas.

Perjalanan jalur yang sepenuhnya darat yang kemudian dipilih. Namun, mereka tak melakukannya secara non stop selama 11 jam. Barca akan menjalani enam jam perjalanan ke Cannes, Prancis, lalu bermalam di sana. Keesokan harinya mereka berangkat ke Milan dengan durasi tiga sampai empat jam.

Beda Pendapat Busquets dan Txiki

Sebelum laga, gelandang Barca, Sergio Busquets menyatakan kalau perjalanan panjang ini tidak akan dipakai sebagai alasan kalau hasil akhir tak memuaskan. Busquets meyakinkan kalau rekan setimnya berada dalam kondisi fisik yang sempurna untuk laga tersebut.

“Kami akan tiba dalam kondisi sebaik mungkin, Kami tidak terbiasa dengan perjalanan menggunakan bis, tapi kami dalam kondisi fisik yang sangat bagus. Pada tingkatan ini di musim ini, perjalanan atau akumulasi pertandingan bukanlah sebuah alasan. Kami akan mati-matian untuk memenangi pertandingan, seperti biasa,” terang Busquets.

“Ini adalah pertandingan penting musim ini. Kami ada di semifinal Liga Champions dan kami akan melakukannya. Waktu yang kami habiskan di bis akan membantu kami menjadi lebih dekat.”

Akan tetapi apa yang diungkapkan Busquets justru tak diamini oleh jajaran manajemen Barca. Direktur Olahraga Barca, Txiki Begiristain, bilang kalau Inter akan mendapatkan keuntungan dari perjalanan jauh Barca tersebut.

Txiki bilang kalau UEFA harus fleksibel, meski ia juga tahu kalau pertandingan tak bisa ditunda karena tak cukup waktu lagi.

“Pada akhirnya Anda harus melakukan usaha agar tak memberikan satu tim keuntungan, dalam hal ini tim kandang. Pada saat ini membuat sebuah tim berpergian dengan bis itu ketinggalan jaman,” kata Txiki.

Txiki ingin agar pertandingan tersebut dipindah ke akhir pekan, sementara pertandingan liga dipindah ke lain hari. “Sesuatu harus dilakukan untuk tak memberikan keuntungan ke tim kandang,” terang Txiki.

Di semifinal tersebut juga mempertemukan Bayern Munich menghadapi Lyon. Leg pertama di gelar di Munich. Kondisi serupa juga terasa bagi Lyon yang harus melalui jalur darat selama delapan setengah jam.

Pengaruh Jalur Darat?

Inter dan Barcelona sebelumnya bertemu di fase grup karena mereka tergabung di Grup F. Di Milan, Barca ditahan imbang tanpa gol, sementara di Camp Nou, Barca menang 2-0.

Txiki pun menyadari kalau laga di semifinal ini akan berbeda.

“Inter adalah tim yang kuat yang ingin mengontrol pertandingan. Mereka akan melakukan risiko yang lebih sedikit ketimbang kami. Namun, Barca itu kuat dan kami tak akan membiarkan lawan mendapatkan peluang,” terang Txiki.

Ini akan menjadi pertandingan dengan intensitas tinggi yang berpusat di pertahanan. Sebuah pertandingan semifinal Liga Champions sudah tegang sejak awal. Pada akhirnya adalah tugas wasit untuk menentukan sejauh mana agresifitas itu bisa berlangsung.”

Di laga tersebut, Inter menang dengan skor 3-1 lewat gol Wesley Sneijder, Maicon, dan Diego Milito. Barcelona yang menggelar leg kedua seminggu kemudian, menang 1-0. Dengan hasil ini, Inter yang lolos ke final dengan agregat 3-2.