Hal Terpenting dalam Hidup Cristiano Ronaldo: Keluarga

Cristiano Ronaldo adalah salah satu pesepakbola dengan penghasilan terbesar di dunia. Sekali embusan nafasnya saja dihargai jutaan rupiah. Gayanya bagaikan sultan; karena ia sultan betulan, bukan hasil money laundering pejabat korup. Hehe.

Pakaian, aksesoris, sampai sepatunya selalu bermerek. Ia menghabiskan ratusan juta rupiah setiap bulan untuk kebutuhan fesyennya tersebut. Ia sudah pasti mengoleksi mobil cepet yang kecepatan maksimalnya bisa menyamai kecepatan kereta Whoosh.

Dulu, ia tak punya yang sebanyak ini. Dengan uang yang tak habis-habis ini, ia bisa melakukan apapun. Walau demikian, ada yang tak berubah dari dulu. Karena dalam kepalanya, keluarga adalah yang utama.

Hal ini ia ungkapkan dalam wawancara yang ditayangkan The Mirror.

“Keluargaku yang utama, anakku adalah hal terpenting dalam hidupku. Setelahnya, sepakbolalah yang paling penting buatku. Uang datang setelahnya,” terang Ronaldo.

Anak Ronaldo, Cristiano Ronaldo Jr., selalu menghadiri pertandingan ayahnya bersama sang nenek, Dolores. Ronaldo Junior selalu dipakaikan baju bayi terbagus yang pernah dibikin. Ia pun selalu menyewa penjaga khusus untuk memastikan keamanan putranya yang saat itu masih berusia satu tahun.

Ronaldo ingin agar putranya tersebut mengikuti jejaknya untuk menjadi pesepakbola. Walau demikian, Ronaldo tak memaksa. Anaknya boleh menjadi apapun yang ia suka. Namun, satu hal yang ia wanti-wanti agar anaknya tak termanjakan oleh kemewahan.

“Dia akan diajarkan nilai-nilai dan nilai-nilai agama,” kata Ronaldo.

Ronaldo sebenarnya sangat dekat dengan agama. Ia adalah seorang Katolik. Ia bahkan mengoleksi kalung salib yang menurutnya membawanya lebih dekat dengan Tuhan.

“Meskipun aku dibesarkan dalam kemiskinan, dia akan dibesarkan dengan sangat kaya. Tapi aku tidak mewah, jadi anakku pun tidak akan mewah. Aku tidak ingin dia bersekolah di sekolah mewah. Aku ingin dia bergaul dengan orang normal.”

“Tetapi karena kesuksesanku, aku pikir aku harus menyekolahkannya ke sekolah swasta. Aku harus memilih dengan hati-hati,” kata Ronaldo.

Masa kecil Ronaldo memang menyedihkan. Ia hidup dalam keluarga yang sangat miskin. Ia tak pernah punya mainan ataupun kado Natal. Ia pun harus berbagi kamar dengan tiga saudaranya.

“Itu adalah ruangan yang kecil. Tapi aku tidak keberatan. Aku sangat dekat dengan saudara laki-laki dan perempuanku dan kami senang bisa bersama. Bagi kami itu normal, hanya itu yang kami tahu. Semua orang di sekitar kami hidup dengan cara yang sama dan kami bahagia.”

Baru tiga tahun di Real Madrid, Ronaldo sudah akan didatangkan oleh Manchester City yang saat itu tengah gencar mendatangkan pemain top. Ronaldo sebenarnya ingin kembali main di Premier League, tapi saat itu belumlah waktunya.

“Pertama, kami harus memenangi Liga Champions. Kalau aku kembali ke Premier League League aku seharusnya bersama tim dari barat laut. Aku tak suka London,” terang Ronaldo.

Meski hidup dengan kemiskinan, tapi Ronaldo hidup dengan baik. Ibunya mendidiknya dengan tegas dan religius tapi dengan banyak cinta. Ronaldo mengakui kalau ia tak dimanjakan oleh benda-benda materi, tapi dimanjakan oleh kasih sayang.

Di sekolah Ronaldo dikenal cukup populer. Sampai akhirnya ia dikeluarkan karena melempar kursi ke arah gurunya. Kenapa ia sekesal itu? “Dia tidak menghormatiku,” kata Ronaldo.

Ronaldo pun fokus pada sepakbola. Di usia 14 tahun ia sudah menyadari bakatnya. Ia pun merasa cukup bagus untuk sekadar main di tim semipro.

“Baru pada usia 22 tahun ketika aku berada di Manchester United, aku mulai percaya bahwa aku adalah yang terbaik,” terang Ronaldo.

Hingga saat ini, Ronaldo adalah pemain yang kompetitif. Di usia 38 tahun, ia masih berada dalam jajaran pemain top meski hanya main di Liga Arab Saudi. Apa yang membuatnya berada di atas pesepakbola lain?

“Karena aku punya tekad, aku kuat, sangat cepat, aku sangat, sangat profesional,” kata Ronaldo.