Horacio Gaggioli yang Hampir Membawa Lionel Messi ke Real Madrid

Horacio Gaggioli sudah mendengar kabar bahwa ada pemain muda potensial, berusia 11 tahun, berasal dari Argentina. Dua tahun kemudian, rekan Gaggioli, Fabian Soldini, menghubunginya. Ia menanyakan apakah ada tempat bagi pemain muda ini untuk trial di Barcelona.

Gaggioli tentu mesti punya saluran ke klub sebesar Barcelona. Untungnya, ia bekerja dengan sang super agen, Josep Maria Minguella, yang pernah mendatangkan Diego Armando Maradona ke Barcelona. Minguella pun yakin dengan kemampuan anak ini setelah melihat rekaman videonya. Ia pun meyakinkan Direktur Olahraga Barcelona, Charly Rexach, untuk setidaknya bisa menilainya. Minguella bahkan menyebut kalau anak ini mirip dengan Maradona.

Setelah urusan trial selesai, Gaggioli mengabari rekan-rekannya di Argentina untuk membawa sang anak ke Catalonia. Pada Minggu, 17 September 2000, rombongan yang terdiri dari anak itu, ayahnya, dan Soldini, tiba di Bandara El Prat, Barcelona.

“Ketika aku melihatnya di bandara, aku bilang pada diriku sendiri: ‘Anak ini terlalu kecil untuk bermain bola.’ Aku pikir mereka menipuku. Ketika anak itu menendang bola, entah bagaimana, segala keraguan soal kemampuannya langsung hilang,” kata Gaggioli.

Gaggioli bercerita kalau keluarga Messi memang ingin agar anaknya bermain di tim manapun di Eropa, di tempatnya tinggal. Alasannya, agar keluarganya masih bisa menjaga komunikasi dengan Messi. Saat itu, Gaggioli sudah berencana untuk bekerja di sebuah perusahaan di Madrid. Namun, ia menunda terlebih dahulu kepindahan itu untuk menyiapkan trial Messi di Barcelona.

“Kalau aku akhirnya pergi ke ibu kota, kami akan mencoba Messi ke Real Madrid atau Atletico,” kenang Gaggioli.

Pada akhirnya, tentu saja Gaggioli tidak pergi ke Madrid, melainkan mengusahakan trial Messi di Barcelona selama beberapa pekan. Setelah trial berakhir, Rexach terpukau dengan penampilan Messi. Namun, sang pemain tak kunjung diberikan kontrak permanen.

“Setelah trial berakhir, mereka kembali ke Argentina dan aku rapat dengan klub. Barcelona senang dengannya, tapi beberapa pelatih tak begitu yakin. Waktu berlalu dan pada Desember, orang tua Messi bilang kalau mereka harus mendapatkan kepastian apakah Barcelona tertarik atau tidak, jadi mereka bisa mencari alternatif klub lain,” kata Gaggioli.

Ultimatum ini memberikan dampak besar. Pasalnya, Rexach selaku direktur teknik amat setuju untuk mengontrak Messi. Namun, pendapat berbeda hadir di benak para pelatih yang belum begitu yakin. Selain itu, keputusan Rexach untuk hanya menonton pertandingan trial Messi selama 10 menit, menimbulkan misinterpretasi. Keluarga Messi berpikir kalau Rexach tak tertarik. Padahal, hanya dalam 10 menit itulah, Rexach yakin betul untuk memboyong Messi.

Karena ultimatum tersebut, rapat mendadak langsung digelar. Karena tidak siap dengan segala sesuatunya, Rexach pun mengeluarkan serbet makan, lalu menulis kata-kata berikut di atasnya:

“Di Barcelona, pada 14 Desember 2000 dan dengan kehadiran Messrs Minguell dan Horacio (Gaggioli), Carles Rexach, Direktur Sepakbola FCB, di sini setuju, lewat tanggung jawabnya, dan mengesampingkan opini lain yang menentang, untuk merekrut Lionel Messi, dengan jumlah yang telah disepakati.”

Saat itu kondisi internal Barcelona memang tengah dalam tekanan. Banyak pihak yang menginginkan perubahan secara instan, ketimbang investasi jangka panjang. Apalagi secara postur, banyak yang menganggap Messi tak punya masa depan. Tubuhnya kurus dan kecil. Di sisi lain sepakbola amatlah kompleks dan di usia awal belasan, sulit untuk menerka masa depan pemain muda.

Ada banyak faktor yang dapat memengaruhi perkembangan olahraga mereka dan segala hal bisa salah kapan saja. Ada beberapa pemain dengan talenta besar yang tidak pernah berhasil karena mereka mulai “jajan”, pergi clubbing, dan tak fokus pada sepakbola. Ada banyak hal yang tidak kompatibel dengan sepakbola.

Pemain yang akhirnya berhasil biasanya mereka yang membuat pengorbanan besar, mulai dari meninggalkan keluarga mereka untuk berlatih. Messi, jelas membuat pengorbanan itu. Ia meninggalkan kampung halaman dan keluarganya yang hangat di usia 13 tahun. Messi juga harus melakukan perawatan atas gangguan hormonnya hingga usia 14 tahun. Hidup Messi hanyalah soal sepakbola, dan itulah mengapa ia bisa menjadi pemain top.

Dua bulan setelah kontrak di atas serbet makan itu, Messi akhirnya tiba di La Masia, Akademi Barcelona yang tersohor. Namun, Messi belum bisa bertanding di pertandingan kompetitif. Pasalnya, berkas transfernya masih tertahan di Newell’s Old Boy. Diakui oleh Gaggioli, kalau masa-masa itu bagaikan neraka buat Messi.

“Dia benar-benar merasa tersiksa karena yang bisa dia lakukan hanyalah berlatih dan memainkan pertandingan persahabatan. Situasi itu sangat sulit. Leo punya pendekatan mental yang sempurna di sepakbola, dan dia tahu bagaimana mesti mengatasinya.”

Akan tetapi, seiring waktu berjalan, perekrutan Messi jelas merupakan hal yang bagus buat Barcelona. Pasalnya, kehadiran Messi menjadi krusial bagi Barcelona dalam menguasai Spanyol, juga Eropa, beberapa tahun kemudian. Di sisi lain, bergabungnya Messi dengan Barcelona juga merupakan hal yang tepat, karena Messi seolah sudah ditakdirkan buat Barca.

“Aku selalu bilang kalau Leo amatlah beruntung bisa mendarat di sebuah sekolah sepakbola yang sangat hebat. Hal ini menjadi sangat penting bagi perkembangan profesional dan personalnya,” kata Gaggioli.

Perkembangan yang dimaksud Gaggioli adalah bagaimana Messi bertemu dengan anak-anak lain yang juga membantunya berkembang seperti Gerard Pique, Cesc Fabregas, Toni Calvo, dan Marc Valiente. Teman-temannya ini berarti besar buat perkembangan Messi. Mereka kerap mengolok-oloknya karena Messi amatlah pemalu, tapi mereka juga berjasa menjaganya.

“Messi hanya bicara dengan kakinya, tapi itu sudah lebih dari cukup,” kata Gaggioli.

***

Gaggioli pernah menjadi agen Messi selama lima tahun di Barcelona. Barangkali tak ada hal menyenangkan lagi selain melihat anak muda yang diremehkan, bahkan oleh dirinya sendiri, kini menjadi salah satu yang terhebat yang pernah ada.

Hal yang bikin Gaggioli mendebarkan adalah ketika ia menerima ratusan email dari orang-orang yang mengaku menemukan “Messi yang Selanjutnya”. Soal ini, Gaggioli enggan mengulang prasangka buruknya 20 tahun lalu.

“Aku tak suka bilang tidak pada semua orang, karena Anda tak pernah tahu. Aku selalu meminta bukti, tapi aku masih belum melihat yang sepertinya (Messi) lagi,” tutup Gaggioli.