Jalan Sevilla Menjadi Raja Kasta Kedua Eropa

Sevilla secara tidak resmi telah dinobatkan sebagai raja Europa League, usai memenangkan trofi untuk ketujuh kalinya pada musim 2022/2023. Sejauh ini, belum  ada satupun tim yang bisa mendekati catatan mereka. Bahkan, pesaing terdekat; empat klub baru mampu merebut masing-masing tiga trofi saja.

Menariknya lagi, lima trofi di antaranya yang menjadi milik Sevilla dimenangkan di era Europa League, setelah berganti dari Piala UEFA. Selain itu, Los Nervionenses juga jadi satu-satunya tim yang pernah menjuarai ajang ini dalam tiga musim beruntun. Berikut jalan Sevilla menjadi raja kasta kedua Eropa.

2005/2006

Musim kedua dengan sistem fase grup sebelum babak gugur, sejak Piala Winners digabung ke Piala UEFA yang sudah berlangsung dari 1971. Sevilla yang lolos usai finish posisi enam di La Liga Spanyol, memulai perjuangan di putaran pertama sebelum masuk Grup H bergabung dengan empat tim lain.

Mereka sukses menjadi juara grup dengan sekali kalah, dan melewati delapan laga lain sejak 32 besar hingga semi final juga hanya sekali kalah. Di partai puncak, Javier Saviola dkk., menghancurkan wakil Inggris, Middlesbrough dengan empat gol tanpa balas untuk mengangkat trofi pertama mereka di Eropa.

2006/2007

Finish posisi lima liga domestik, sang juara bertahan kembali langsung ke putaran pertama. Di babak grup, sempat kalah dari AZ Alkmaar yang keluar jadi juara Grup C, hingga mereka hanya lolos sebagai runner-up. Tapi tak terkalahkan lagi sampai perempat final, termasuk menekuk Tottenham Hotspur.

Dari semi final, perang saudara sesama Spanyol terjadi. Osasuna dilewati, sebelum bertemu Espanyol di partai pamungkas. Hasilnya, Sevilla meraih trofi Piala UEFA keduanya secara beruntun melalui adu penalti. Tim yang juga dijuluki Los Hispalenses itu menyamai prestasi Real Madrid pada 1985-1986.

2013/2014

Empat tahun setelah turnamen berganti nama jadi Europa League, Sevilla lolos ke kompetisi ini dengan keberuntungan. Meski hanya finish di posisi sembilan di liga domestik, mereka terpilih menggantikan pesaing dari Spanyol yang dilarang tampil oleh UEFA, dan memulainya dari kualifikasi putaran ketiga.

Melaju hingga jadi juara Grup H dengan tak terkalahkan dari tiga tim lainnya, dan sempat melakukan comeback di 16 besar dan perempat final. Sevilla akhirnya menjuarai Liga Europa pertamanya setelah menang adu penalti atas Benfica, dan masuk daftar pemenang terbanyak bersama tiga klub lainnya.

2014/2015

Dengan finish posisi lima liga domestik, juara bertahan Sevilla langsung ke fase grup. Tetapi, sempat kalah di markas Feyenoord, dan hanya lolos jadi runner-up Grup G bersama rivalnya itu. Setelahnya, mereka tak terkalahkan lagi di fase gugur dengan sekali imbang, dan tidak kebobolan di semi final.

Dalam pertandingan puncak, Carlos Bacca dkk., bisa menjinakkan tim Ukraina, Dnipro Dnipropetrovsk, dengan skor 3–2, setelah sempat tertinggal dan saling berbalas gol sepanjang babak pertama, hingga sang striker mencetak gol kemenangan. Dengan trofi keempat ini, mereka jadi pemenang terbanyak.

2015/2016

Sesuai aturan baru, juara bertahan Europa League berhak lolos langsung ke fase grup Liga Champions, meski Sevilla hanya finish posisi lima liga domestik. Tapi, gagal bersaing di Grup D dari Manchester City dan Juventus. Meski begitu, karena finish posisi tiga, mereka lolos ke fase gugur Europa League.

Meski hanya tim buangan, ternyata mereka kembali bisa mencapai final untuk menantang Liverpool, yang akhirnya ditekuk dengan skor 1-3, setelah sempat tertinggal lebih dulu. Ini jadi trofi Liga Europa ketiga beruntun bagi Sevilla, juga bagi pelatih Unai Emery dan winger legendaris Jose Antonio Reyes.

2019/2020

Pada edisi ke-49 sejak awal sejarah Piala UEFA dan edisi ke-11 setelah berganti nama jadi Liga Europa ini, Sevilla lolos langsung ke fase grup sebagai peringkat enam liga domestik. Mereka masuk Grup A dan menyapu bersih lima kemenangan dengan hanya sekali kalah, hingga melaju sebagai juara grup.

Setelah melalui 32 besar dalam dua leg, mereka hanya memainkan laga fase gugur berikutnya dalam satu pertandingan di tempat netral karena pandemi Covid-19. Sevilla akhirnya menembus final lagi, dan mengalahkan Inter Milan 3-2 berkat gol bunuh diri lawan setelah main imbang di babak pertama.

2022/2023

Untuk kedua kalinya Sevilla gagal di Liga Champions tapi mendapat tiket ke play-off fase gugur Liga Europa, dulu merupakan babak 32 besar. Di babak tersebut mereka menundukkan salah satu runner-up dari fase grup, PSV Eindhoven, hingga maju ke babak 16 besar dan menyingkirkan Fenerbahce.

Di putaran selanjutnya, mereka menghajar dua raksasa Eropa, Manchester United dan Juventus. Lalu di final, bersua AS Roma yang diasuh Jose Mourinho, pelatih yang belum pernah gagal di final Eropa. Sempat tertinggal, Sevilla beruntung mendapatkan gol bunuh diri, hingga juara lewat adu penalti. Kemenangan ini sekaligus menjadikan Sevilistas tak pernah kalah di setiap final Liga Europa mereka.

Sumber: Wikipedia (1), (2), (3), (4), (5), (6), (7), (8)