Jesse Lingard yang Sedang Menanti Kesempatan Kedua

Jesse Lingard dengan produk masker terbarunya. Foto: TheUtdStand.com

5 Maret 2020 menjadi tanggal terakhir Jesse Lingard bermain untuk Manchester United. Ia bermain selama 90 menit ketika Setan Merah menang 3-0 melawan Derby County. Setelah itu, Lingard tidak berada di dalam skuad United ketika mereka menang 2-0 melawan City dan 5-0 ketika menghadapi LASK sebelum kompetisi dihentikan.

Pergantian tahun memang menjadi momen titik balik seorang Lingard. Dia yang sebelumnya menjadi langganan starter United, perlahan mulai terpinggirkan. 1 Januari 2020 adalah kali terakhir ia menjadi starter saat United kalah dari Arsenal. Delapan laga setelahnya, ia hanya bermain dua kali dan itu pun hanya 23 menit. Ia hanya diam di bangku cadangan pada dua laga dan empat laga lainnya ia bahkan tidak dimainkan sama sekali.

Bruno Fernandes hadir layaknya malaikat penyelamat. Ia membuat mata suporter United kembali jernih karena bisa melihat pemain yang benar-benar bisa mengisi posisi gelandang serang dengan baik dan benar. Tidak ada lagi umpatan ketika melihat Lingard (atau Andreas) yang hanya bisa lari-lari tapi tidak bisa memberi kontribusi berarti untuk lini depan United.

Mulai jarang bermainnya Lingard di Premier League bisa dikatakan sebuah hukuman atas performanya yang sampai saat ini tidak menunjukkan tanda-tanda adanya perbaikan. Sudah mendekati 18 bulan ia tidak bisa mencetak gol di Premier League. Catatan 202 kali bermain tampak tidak mencerminkan kalau dia layak bermain sebanyak itu.

Sebaliknya, kritikan demi kritikan yang terus datang kepada pria 27 tahun tersebut. Jangankan suporter, Ole Gunnar Solskjaer sendiri mulai berani menyemprot si nomor 14. Ia kena gertak langsung dari pinggir lapangan ketika derby. Meski Ole tidak selalu melakukan hal itu, tapi apa yang dia lakukan kepada Lingard saat itu bisa menjadi bukti betapa frustrasinya dia. Sejak kejadian itu, Lingard tidak lagi mendapat kepercayaan untuk main sejak menit awal kecuali di laga Eropa atau ajang piala.

“Sesekali seorang pemain akan membuat kesalahan. Akan tetapi, jika kamu datang ke sini dan hanya bermain aman, maka kamu tidak punya kesempatan,” kata Ole.

Semangat Bangkit Setelah Lockdown

Lingard tidak punya pilihan lain selain membuktikan kalau dia masih layak bermain untuk United. Situasinya saat ini memang cukup sulit. Setiap kali dimainkan, hampir tidak ada kontribusi berarti. Ini juga yang membuat manajer mungkin malas untuk terus memberinya kesempatan. Belum lagi soal keputusannya bergabung dengan agensi Mino Raiola yang semakin membuat suporter United tidak berhenti untuk mencibir.

Ia setidaknya masih punya peluang. Premier League masih ingin melanjutkan kompetisinya, begitu juga Europa League dan Piala FA. Setelah segalanya mulai kondusif dari pandemi, Lingard akan memulai kariernya kembali dengan target untuk menjadi pemain yang lebih baik lagi.

Setidaknya dia sudah mengesankan para staf pelatih. Samuel Luckhurst, jurnalis Manchester Evening News, menyebut kalau para staf terkesan dengan apa yang dilakukan Lingard selama pemain United berlatih di rumah saja.

“Anda hanya bisa mengambil sisi positif dalam segala aspek. Hal yang paling penting adalah terus berkonsentrasi di atas lapangan. Saya suka memiliki orang di sekitar saya yang memiliki energi baik. Bagi saya, yang paling penting adalah menjaga tingkat kebugaran saya dan menjaga kecepatan. Saya siap ketika kita bisa main sepakbola lagi. Hal itu sudah tertanam di kepala saya sejak awal lockdown, untuk siap kembali bermain secepat mungkin,” kata Lingard.

Setiap Senin, Rabu, dan Jumat, ia mengadakan sesi latihan sendiri bersama teman-teman setimnya. Tujuannya tidak lain dan tidak bukan untuk membuat kondisi fisiknya semakin bugar dan bisa kembali dipercaya untuk bermain lagi.

Kepada situs resmi klub, Lingard menyebut kalau dirinya adalah pemain cerdas di atas lapangan. Pemain yang memanfaatkan ruang, serta pemain yang bisa membuat pemain belakang kesulitan untuk bisa menjaganya.

“Saya adalah pemain yang bisa memberikan pengaruh dalam permainan dan membantu rekan setim. Ketika saya berlari dan membuka ruang, maka saya akan membantu pemain lain. Saya suka bermain dengan bola, dan saya suka bermain tanpa bola, jadi ini semacam gabungan dari keduanya” kata Lingard.

Sepakbola adalah olahraga yang kejam. Siapa yang tidak cukup bagus maka akan tersingkir. Lingard kini mulai merasakannya dengan kehadiran Bruno dan kembalinya permainan Juan Mata. Namun, sepakbola juga menjadi olahraga yang penuh dengan harapan. Siapa yang berusaha keras, maka dia punya peluang untuk membuktikan kalau pelatihnya telah melakukan hal yang salah karena telah menyingkirkannya.

Lingard bisa membuat Ole Gunnar Solskjaer mau memainkannya kembali dengan syarat Lingard terus bekerja keras dengan memanfaatkan sesi latihan dan membuktikan diri di atas lapangan.

Pertanyaan besarnya adalah, pantaskah Jesse Lingard diberi kesempatan kedua untuk membuktikan diri kalau dia masih layak berseragam merah di saat lini tengah United sudah memiliki Bruno, Mata, dan Paul Pogba?