Pengaruh agen dalam sepakbola modern tidak bisa lagi dianggap remeh. Dengan semakin tingginya harga transaksi dan nilai kontrak yang bisa didapat, sudah sewajarnya mereka yang bertindak sebagai tangan kanan pemain mendapatkan perhatian khusus. Dalam beberapa kasus, klub sering berselisih dengan agen. Seperti Mino Raiola dan Barcelona, atau Liverpool dengan Saif Rubie. Terkadang para pemain merasa gerah dengan agen mereka sendiri. Contohnya Nabil Fekir dan Adrien Rabiot.
Jika bicara soal agen, pasti akan ada dua nama yang muncul di kepala: Pedro Mendes dan Raiola. Mendes merupakan agen Cristiano Ronaldo dan penasihat bagi Wolverhampton Wanderers. CR7 bahkan sempat memberikan hadiah sebuah pulau kepada Mendes. Sedangkan Raiola adalah tangan kanan pemain-pemain bintang seperti Paul Pogba, Matthijs de Ligt, hingga Xavi Simons. Sekalipun Simons sebenarnya belum cukup umur untuk memiliki agen, Raiola mengatakan bahwa mereka adalah sahabat. Waktu saatnya tiba, Raiola pasti akan mewakilinya.
Begitu besar pengaruh kedua nama tersebut, mereka dijuluki sebagai ‘agen super’. Bukan karena dagang rokok eceran, namun akibat nama-nama besar yang diwakili keduanya. Tapi, sebenarnya Raiola dan Mendes bukanlah agen super pertama.
Sebelum keduanya mendominasi pemain-pemain bintang di dunia sepakbola, ada nama Josep Maria Minguella. Tapi, Minguella terlalu identik dengan Barcelona. Membuat dirinya lebih dikenal sebagai sosok balik layar Blaugrana dibandingkan agen pemain.
Padahal salah satu alasan mengapa Barcelona tak pernah kehabisan pemain bintang adalah karena Minguella mewakili nama-nama tenar tersebut.Pemain pertama yang disodorkan Minguella ke Barcelona adalah legenda tim nasional Argentina, Diego Maradona. Ia percaya bahwa salah satu cara untuk membuat stadion penuh adalah mendatangkan pemain bintang. Maradona jadi pemain bintang pilihannya.
Antara 1979 hingga 1983, Argentina dipimpin dengan secara diktator. Pemain pun tidak bisa keluar ke luar negeri dengan leluasa. Akan tetapi, Minguella tetap ingin menjadi tangan kanan Maradona. Ia adalah sosok yang membawa Maradona dari Argentinos Junior ke Boca dengan biaya lebih dari lima juta Dollar. Awalnya hanya sebagai pemain pinjaman tapi kemudian jadi legenda. Maradona pun kemudian di bawa ke Barcelona setelah izin untuk keluar dari Argentina didapatnya.
Ada di Belakang Tim Impian
FOTO: Mirror
Ketika Barcelona membentuk tim impian di bawah kendali Johan Cruyff, Minguella juga ikut terlibat dalam transaksi beberapa pemain. Entah itu Guillermo Amor, Miguel Ángel Nadal, Romário, dan lain-lain. Catatan positif Minguela untuk Barcelona terus bertambah dengan Hristo Stoichkov, Juan Roman Riquelme, dan Pep Guardiola. Meski tidak semuanya berhasil bersinar di Camp Nou, mereka tetaplah pemain bintang pada masanya.
Dari semua nama yang pernah diwakili oleh Minguella dan dibawa ke Barcelona, mungkin tidak ada yang lebih besar daripada Lionel Messi. Awalnya, para petinggi Blaugrana ragu untuk merekrut Messi. Apalagi Saviola, Riquelme, dan Maradona tidak begitu sesuai dengan harapan mereka.
Tapi Minguella punya pendapat lain. Dengan uangnya sendiri, Jorge dan Lionel Messi diterbangkan dari Buenos Aires. Kemudian ia menghubungi Carles Rexach, teman dekatnya, untuk memberi La Pulga kesempatan. Sisanya adalah sejarah. Messi jadi salah satu jika bukan pemain terbaik dunia. Sampai bosan orang-orang melihatnya memenangkan penghargaan individual. Jika bukan karena pengaruh Minguella, mungkin sejarah sepakbola akan menuliskan hal yang berbeda.
Dirinya bukan hanya terlibat dalam satu generasi emas Barcelona. Bukan hanya saat era Johan Cruyff dan tim impian Blaugrana. Tapi juga di masa transisi, hingga periode terbaik kedua mereka bersama Pep Guardiola. Mingguela yang membawa Ronaldinho ke Camp Nou di era Louis van Gaal.
Ronaldinho kemudian mengangkat Barcelona dari masa-masa sulit bersama Frank Rijkaard. Lalu Rijkaard mengorbitkan Messi. La Pulga bersinar, membuat Barcelona tak tertandingi di era Guardiola.
‘Diusir’ Griezmann dari Camp Nou
FOTO: Evening Standard
Minguella adalah agen super, tapi khusus untuk Barcelona. Bahkan tiga dekade lebih dari pertama Maradona mendarat di Camp Nou, pengaruh Minguella masih sangat terasa. Ketika ia mengatakan Blaugrana terlalu boros untuk membeli Philippe Countinho, ucapannya terbukti benar. Coutinho pergi meninggalkan Camp Nou di musim panas 2019, hanya satu musim setelah diboyong seharga 145 juta Euro dari Liverpool.
Ketika dirinya merasa tidak suka dengan perwakilan Antoine Griezmann saat bernegosiasi dengan Barcelona, ternyata benar ada masalah dalam kesepakatan tersebut. Ia bahkan sampai berjanji tidak akan kembali menginjak Camp Nou jika Griezmann masih bermain di Barcelona.
“Ada yang salah dengan cara agennya bernegosiasi dengan Barcelona. Saya dan beberapa teman yakin akan hal itu. Yakin dirinya [Perwakilan Griezmann] sebenarnya siap untuk mundur dari transaksi. Hal seperti ini tak bisa saya terima. Jadi, saya akan tetap menepati janji, tidak ke Camp Nou selama ada Griezmann,” kata Minguella.
Tapi di sisi lain, Minguella juga ingin kembali ke Camp Nou. Ia pun berharap Griezmann sukses di Barcelona meski merasa hidup pemain Prancis tersebut tidak akan lama di Catalunya. “Saya ingin Griezmann sukses di Barcelona. Jika ia bisa mencetak 40 gol dan membantu Barcelona juara, saya akan mengaku salah. Tapi paling dirinya hanya akan bertahan satu hingga dua musim di sana,” jelasnya.
Hanya waktu yang akan menjawab apakah Minguella benar atau salah tentang Griezmann. Untuk sementara waktu, dirinya akan absen dari balik layar Blaugrana. Mungkin mencari talenta-talenta lain yang dapat diwakilkan oleh dirinya, karena fakta sudah berbicara: Josep Maria Minguella adalah agen super!