Kala Moussa Sissoko Menjadikan Everton Sebagai Rencana Cadangan

Moussa Sissoko menjadi andalan di lini tengah Newcastle United sejak direkrut dari Toulouse di pertengahan musim 2012/2013. Posisinya hampir tidak pernah tergantikan.

Pada 2015/2016, Newcastle tengah mengalami musim yang buruk. Mereka menghabiskan sebagian besar musim itu di zona degradasi. Setelah tujuh pertandingan tanpa kemenangan, Newcastle kemungkinan besar akan terdegradasi.

Sisa enam pertandingan dijalani Rafael Benitez dengan menjadikan Sissoko sebagai kapten. Entah ada hubungannya atau tidak, Newcastle tak terkalahkan. The Magpies meraih 3 kemenangan dan 3 hasil seri. Sayangnya, poin mereka terpaut dua dengan Sunderland yang ada di atasnya.

Newcastle United pun terdegradasi; dan untuk pemain sekaliber Sissoko, main di Divisi Championship bukanlah pilihan. Apalagi, Newcastle juga harus melepasnya karena ada aturan soal Financial Fair Play yang lebih ketat di Championship.

Hampir Gabung dengan Everton

Ada sejumlah kesebelasan yang menginginkan jasa Sissoko. Yang paling bersungguh-sungguh adalah Everton.

Everton menyiapkan dana senulai 30 juta paun untuk mendatangkan pemain berkebangsaan Prancis tersebut. The Toffees akan membayar dengan sistem angsuran senilai 6 juta paun sekali bayar.

Penampilan bagus Sissoko bersama timnas Prancis di Piala Eropa 2016 yang jadi alasan. Ditambah lagi, Pemilik Newcastle saat itu, Mike Ashley, memang berencana menjual pemain kelahiran 16 Agustus 1989 tersebut. Apalagi, nilai jual Sissoko semusim sebelumnya hanya sekitar 3 juta paun.

Di sisi lain, Sissoko ingin bermain untuk timnas Prancis. Sehingga, ia tak mungkin main di Divisi Championship.

“Aku ingin melanjutkan karierku di Inggris, di sebuah klub yang bermain di Liga Champions, karena aku pikir ini cocok dengan gaya mainku,” terang Sissoko.

Setelah negosiasi dengan Newcastle selesai, Sissoko pun siap berangkat ke Everton. Ronald Koeman pun sudah menyiapkan kontrak dan menantinya di sana.

Everton sudah menyiapkan pesawat pribadi untuk mengangkutnya. Di saat yang sama, tiba-tiba ia mendapatkan kabar mengejutkan. Tottenham Hotspur mau membayar Sissoko dengan nilai yang sama. Newcastle pun memperbolehkan Sissoko memilih akan berlabuh ke mana.

Everton Sebagai Rencana Cadangan

Sissoko tak jadi naik pesawat pribadi yang disewa Everton. Ia bahkan mematikan teleponnya. Soalnya, ia memilih menolak panggilan telepon dari Koeman, meski keduanya sudah sepakat secara personal.

Setelah ditelusuri, ternyata Sissoko menjadikan Everton sebagai rencana cadangan. Padahal, ia sebenarnya tak ada niatan mau bermain di Goodison Park ketika ada tawaran dari Spurs.

Sebelumnya, Tottenham menawar 16 juta paun untuk mendatangkan Sissoko. Akan tetapi tawaran ini langsung ditolak Newcastle yang meminta hampir 2 kali lipatnya. Tottenham pun terlihat menarik diri dari perburuan tersebut. Apalagi, Everton sudah siap mencicil Sissoko dengan nilai total 30 juta paun.

Jelang bursa transfer ditutup, Spurs kembali dan menawarkan 30 juta paun, menyamai tawaran Everton. Setelah Newcastle menyetujui, Sissoko pun menerima kontrak yang ditawarkan Spurs. Dengan sisa bursa transfer yang tinggal menyisakan beberapa menit, Sissoko pun resmi menjadi pemain Tottenham.

Koeman sendiri bilang kalau Sissoko tertarik untuk bergabung dengan Everton 10 hari jelang bursa transfer ditutup. Namun, jelang penutupan, Sissoko justru memilih Tottenham.

“Tentu, kami mendapatkan kekecewaan di hari terakhir, tapi itu terjadi di sepakbola, karena Anda tak selalu mendapatkan apa yang Anda inginkan,” kata Koeman.

“Dia pada akhirnya memilih opsi yang berbeda, tapi aku tak bisa mengatakan apapun terhadap klub, dewan klub, pemilik, karena kami melakuakn segalanya untuk mendapatkan sang pemain.”

“Aku belum bertemu dengan agennya. Dari luar, transfer ini sulit. Aku bicara pada si pemain, aku pikir itu 10 hari sebelum hari terakhir bursa transfer, dan si pemain menunjukkan ketertarikannya untuk bergabung dengan Everton.”

“Lalu, akhirnya, semua oran gtahu yang terjadi.”

Koeman merasa kalau Sissoko adalah pemain yang dibutuhkannya. Ia sudah memikirkannya dan Sissoko adalah pemain yang sempurna.

“Namun, tetap saja, tanpa pemain itu, gambarannya masih sangat bagus.”

Menurut Koeman, di era ini sulit untuk merekrut pemain karena tiga hal: uang, gaji, dan agen. Ia pun mempertanyakan mengapa Sissoko tidak bergabung dengan Spurs sejak awal? Mengapa baru di hari terakhir?

Di sisi lain, ia mengakui kalau Everton ada di posisi yang sulit karena tak main di Liga Champions. “Karena kalau kami mencapai Eropa, dan itu adalah tantangan kami, akan lebih mudah untuk mendapatkan pemain semacam itu,” kata Koeman.

Sissoko Mengejek Everton

Setelah resmi berseragam Tottenham, Sissoko memberikan pernyataan yang bagaikan menaburkan garam dalam luka yang masih menganga.

Sissoko bilang, “Mengapa aku harus bergabung dengan Everton? Spurs adalah sebuah klub yang lebih besar.”

Ia bahkan membantah soal peluang bergabung dengan The Toffees.

“Ketika aku melihat di televisi atau di berita bahwa aku berada di Everton atau bahwa aku seharusnya bergabung dengan Everton. Itu semua jelas sampah.”

“Mereka menginginkanku di Everton. Aku tak mendengar yang lainnya lagi. Tottenham kemudian datang. Di kepalaku jelas aku ingin bergabung dengan mereka (Tottenham).”

“Tanpa bermaksud meneyrang Everton, Tottenham menurut pendapatku adalah tim yang lebih besar ketimbang Everton. Jadi buatku, lebih baik untuk datang ke sini,” tutup Sissoko.