Kala Penjaga Gawang Menjadi Penyerang Dadakan

Aksi David James ketika menjadi striker (Foto: The Athletic)

Sudah menjadi pemandangan yang lazim ketika pemain non kiper menjadi penjaga gawang dadakan pada sebuah pertandingan. John Terry, John O’Shea, Kyle Walker, hingga yang terbaru Lucas Ocampos semuanya pernah menjadi penjaga gawang menggantikan kiper utama karena berbagai masalah seperti kartu merah, cedera, yang kemudian diikuti dengan sudah terpakainya tiga pergantian.

Namun, bagaimana jika yang berubah posisi adalah sang penjaga gawang sendiri? Kiper yang mengisi peran sebagai pemain lapangan. Hal ini memang tidak terlalu sering terjadi, namun dalam beberapa laga hal seperti ini pernah dilakukan oleh beberapa kesebelasan.

Manchester City melakukan itu pada Mei 2005. Ketika itu, pekan terakhir Premier League mempertemukan The Cityzens dengan Middlesbrough. Laga tersebut bukannya tidak memiliki arti. Baik City dan Middlesbrough sama-sama masih punya peluang untuk finis pada posisi tujuh dan meraih tiket Piala Uefa. City harus menang, sedangkan Boro hanya butuh seri.

Bermain di City of Manchester, tim tamu membuka keunggulan melalui Jimmy Floyd Hasselbaink. Pada menit ke-45, Kiki Musampa menyamakan kedudukan. Sadar kalau timnya butuh gol, manajer Stuart Pearce memainkan seluruh penyerangnya seperti Robbie Fowler dan Bradley Wright Phillips. Sayangnya, hal itu tidak membuahkan hasil.

Rasa tidak puas ini yang membuat Pearce melakukan pergantian mengejutkan. Claudio Reyna ditarik keluar dan digantikan oleh kiper cadangan, Nicky Weaver enam menit sebelum pertandingan berakhir. Kemudian Pearce meminta James berganti baju seperti pemain lainnya dengan nomor satu di punggungnya.

“Kitman berkata kepada saya kalau ada baju dengan nama saya. Dia berkata kalau ada kemungkinan saya main sebagai penyerang. Ketika papan pergantian naik, saya pikir angka 15 itu menandakan kalau waktu tinggal 15 menit. Lalu saya melihat Nicky Weaver masuk dan saya bingung apakah saya akan digantikan. Pearce berkata kalau dia mengantisipasi saya untuk bermain sebagai striker,” kata James kepada The Athletic.

Pergerakan James saat itu beberapa kali merepotkan Middlesbrough. Bahkan ada momen ketika eks kiper Liverpool ini meliuk-liuk di hadapan empat pemain meski akhirnya ia justru membuat pelanggaran. Beberapa kali James juga nyaris melepaskan tendangan voli meski tidak sempurna. Satu-satunya penampilan apik James adalah ia beberapa kali sukses memenangi duel udara.

Taktik Pearce sendiri pada akhirnya tidak membuahkan hasil. City hanya bermain imbang dan gagal lolos ke Piala Uefa. Mereka sebenarnya sempat mendapat penalti yang gagal dieksekusi dengan baik oleh Robbie Fowler.

Kejadian serupa juga pernah terjadi di Jerman. Pada pekan terakhir Bundesliga 1995/1996, Freiburg memainkan penjaga gawangnya, Jorg Schmadtke, saat mereka bermain melawan Borussia Dortmund. Freiburg saat itu sudah terhindar dari degradasi sedangkan Dortmund butuh kemenangan untuk menjadi  juara.

Situasi saat itu menguntungkan Dortmund. Mereka telah unggul 3-1. Namun panggung sorotan mengarah kepada Schmadtke. Sang penjaga gawang memberi asis kepada Paschalis Seretis untuk memperkecil ketertinggalan menjadi 3-2. Schmadtke sendiri dikenal sebagai penjaga gawang yang punya kemampuan menguasai bola yang bagus. Untuk itulah dia diberikan kesempatan untuk bermain sebagai pemain depan. Pada laga ini, peristiwa unik juga terjadi saat Dortmund memainkan sang pelatih kiper, Tony Schumacher menggantikan penjaga gawang yang bermain pada saat itu.

Jika David James dan Jorg Schmadtke merasakan pengalaman tersebut pada pertandingan resmi, maka Fabien Barthez merasakan nikmatnya menjadi striker pada pertandingan pra-musim. Pada 2001, United bermain di Singapura untuk melawan Team Singapore. Pertandingan itu sendiri berhasil dimenangkan United dengan skor 8-1.

Momen Barthez menjadi striker terjadi pada 20 menit terakhir pertandingan. Barthez menggantikan Ruud van Nistelrooy dengan memakai kostum putih seperti pemain-pemain outfield lainnya. Barthez sendiri dikabarkan meminta langsung kepada Ferguson untuk memainkannya sebagai pemain depan.

“Kami tahu kalau Barthez bisa bermain bola dengan baik. Dia mengganggu saya sejak lama dengan terus meminta saya memainkannya sebagai striker. Saya bersyukur dia bisa merasakan kesempatan bermain di luar gawang. Sekarang, saatnya dia kembali ke gawang,” kata Ferguson setelah pertandingan.

Kejadian serupa juga dialami oleh Shamal George. Kiper Liverpool U-18 ini juga bermain bukan sebagai penjaga gawang saat Liverpool melakoni pertandingan pra musim melawan Huddersfield, 2016 lalu. Jurgen Klopp saat itu tidak punya pilihan setelah Lucas Leiva mengalami cedera dan di bangku cadangan hanya tersisa Shamal yang belum bermain.

“Mereka berkata kepada saya dari bangku cadangan setelah saya mengatur skema bermain dengan sepuluh pemain, “ayolah, kan masih ada Shamal,” kata Klopp pada saat itu.

Kejadian menarik ini sudah pasti disambut riuh oleh pendukung Liverpool yang menyaksikan pertandingan tersebut. Saat mereka mendapat penalti, mereka meminta Klopp memberikan kesempatan Shamal untuk menendang. Meski begitu, hal itu ditolak oleh Klopp karena takut dianggap tidak menghormati lawan.

“Senang rasanya mendengar permintaan itu, tapi dengan skor yang saat itu masih 1-0, Anda tidak boleh membuat keputusan yang menggelikan. Jika skornya sudah 4 atau 5-0, Anda bisa saja berpikir untuk membuat keputusan seperti itu. Tapi tetap saja saya tidak mau melakukan itu karena sama saja Anda tidak menghormati lawan,” ujarnya menambahkan.

https://www.youtube.com/watch?v=_do5R_flVas