Karier Park Chu-young yang Berantakan Setelah Bergabung dengan Arsenal

Ada dua “Park” di Premier League yang kariernya bagaikan langit dan bumi. Yang pertama adalah Park Ji-sung-nya Manchester United, dan yang satunya lagi Park Chu-young-nya Arsenal. Di tulisan ini, kami akan menjabarkan apa yang sebenarnya terjadi pada Park Chu-young.

Chu-young tiba di Arsenal pada 2011 dengan nilai 5,85 juta paun. Banyak yang terkejut dengan transfer ini karena Chu-young awalnya akan pindah ke Lille.

“Dia akan menambahkan kualitas ke lini serang kami dan akan menjadi tambahan yang bernilai buat skuad,” tutur Arsene Wenger pada saat itu.

Akan tetapi penilaian Wenger tidak sepenuhnya tepat. Karena total, Chu-young hanya main tujuh kali buat Arsenal dan mencetak satu gol. Menit bermainnya pun bukan 630, tapi kurang dari setengahnya, yakni hanya 310 menit. Tentu ini bukan salah Chu-young semata. Toh, yang menyebutnya punya kualitas, justru tak menurunkannya di pertandingan.

Lebih gilanya lagi, Chu-young cuma main sekali di Premier League, itu pun hanya tujuh menit. Dalam laga melawan Manchester United tersebut, Daily Cannon menyebut kalau tugas Chu-young cuma satu: meningkatkan penjualan jersey Arsenal di Korea–selatan tentu saja, masa utara.

Chu-young kemudian dipinjamkan ke Celta Vigo pada musim 2012/2013 dan main di 26 pertandingan dengan mencetak empat gol. Di musim selanjutnya, ia dipinjamkan ke Watford yang main di Divisi Championship, namun hanya main dua kali karena cedera yang berkepanjangan.

Pada 30 Juni 2014, Chu-young dilepas Arsenal. Ia lalu menandatangani kontrak dengan durasi semusim bersama kesebelasan Arab Saudi, Al-Shabab. Cuma main tujuh kali, Chu-young akhirnya kembali ke tim yang membesarkan namanya, FC Seoul, pada Maret 2015. Ia masih bertahan di ibukota Korea Selatan tersebut hingga hari ini. Bersama FC Seoul, ia kembali bermain reguler, meski tak bisa menemukan ketajamannya.

Daily Cannon mengaku tak habis pikir dan tak mengerti apa yang membuat klub yang didukungnya membawa Chu-young ke London Utara. Wenger memang menilai pemain kelahiran 10 Juli 1985 punya kualitas, juga sebagai cover bila para pemainnya pergi untuk main di Piala Afrika. Namun, ucapannya tak berbanding lurus dengan yang ia lakukan.

Mantan CEO Arsenal, Ivan Gazidis, pernah menugaskan Hendrik Almstadt, untuk menganalisis komposisi skuad Arsenal lewat data dari StatDNA. Hasilnya menunjukkan kalau Chu-young justru akan gagal bersama The Gunners.

Almstadt menunjukkan kalau Chu-young tak memiliki sesuatu yang membuatnya layak untuk bermain di Arsenal. Lewat data ini pun Almstadt mendorong Wenger untuk tak merekrut Chu-young.

Dampak negatif juga bukan cuma buat Arsenal, tapi juga buat Chu-young. Sebelumnya, ia adalah kapten timnas Korea Selatan. Namun, karena menit bermain yang minim, ban kapten pun lepas, bahkan tempatnya tergeser oleh pemain lain.

Chu-young berusia 26 tahun ketika tiba di Arsenal. Ia sudah mencetak 15 gol buat negaranya sejak membuat debut buat Korea Selatan saat usianya masih 19 tahun. Gol pertamanya dicetak pada 3 Juni 2005 ke gawang Uzbekistan di kualifikasi Piala Dunia 2006. Setelah pindah ke Arsenal, Chu-young mencetak sembilan gol tambahan, sekaligus terakhir. Karena sejak Piala Dunia 2014, ia tak pernah dipanggil lagi.

Chu-young lahir di Daegu, Korea Selatan. Ia menjalani karier usia muda di Zico Football Center, kemudian lanjut ke Korea University. Pada Februari 2005, ia bergabung dengan FC Seoul. Di musim pertamanya, ia mencetak 18 gol di semua kompetisi. Ia pun meraih penghargaan K League Young Player of the Year. Bermain selama empat musim, ia  kemudian pindah ke Eropa dengan membela AS Monaco.

Di Monaco, Chu-young total mencetak 25 gol dan empat asis. Bersama timnas Korea Selatan, ia sudah mencatatkan 62 penampilan. Sehingga wajar rasanya kalau ia dianggap sebagai generasi emas Korea Selatan saat tiba di Arsenal.

Tiga tahun di Arsenal, kariernya hancur. Meski sempat kembali ke kampung halamannya di Seoul, tapi itu tak membuat kariernya kembali naik. Andai waktu bisa diulang, Chu-young mungkin tak akan pergi dari hotel dan menyelesaikan tes medisnya bersama Lille.

Sumber: Daily Cannon.