Keirrison pernah menjadi wonderkid Brasil yang digadang-gadang akan melanjutkan kesuksesan deretan legenda tim Samba di Barcelona; dari Romario, Ronaldo, Rivaldo hingga Ronaldinho, yang beberapa tahun kemudian dilanjutkan pula oleh Neymar. Dia pun mengambil langkah yang sama, meninggalkan Amerika Selatan untuk menyeberang ke Eropa dan bersiap jadi bintang di Camp Nou.
Tapi, perjalanan pemain bernama lengkap Keirrison de Souza Carneiro kelahiran 3 Desember 1988 itu ternyata menghasilkan cerita yang berbeda. Kemunculannya yang tiba-tiba, perlahan tapi pasti telah membawanya jatuh secara menyakitkan. Akhirnya, kini di usianya masih 34 tahun, Keirrison dikenang sebagai pembelian terburuk sepanjang sejarah Barcelona; mencoreng catatan wakil Brasil di klub itu.
Kelahiran The New Romario
Kelahiran Keirrison dalam dunia sepakbola benar-benar menghentak, seperti genre musik dari dua musisi favorit, Keith Richards dan Jim Morrison yang menginspirasi namanya. Tiba-tiba saja dia jadi buah bibir di Brasil jelang ulang tahunnya ke-20 pada 2008. Ketika itu, dia mencatat 65 gol dalam 122 pertandingan di semua kompetisi bersama Coritiba dalam tiga tahun pertama karier profesionalnya.
Keirrison mulai bermain regular bersama Coritiba pada 2007. Akhir musim, dia menjadi pencetak gol terbanyak klub di Campeonato Brasileiro Serie B, divisi dua Liga Brasil, dengan 12 gol, sekaligus turut memenangkan liga untuk promosi ke Serie A. Musim berikutnya, dia semakin menggila; merebut dua penghargaan top scorer, salah satunya dengan 18 gol di Campeonato Paranaense sekaligus jadi juara.
Kemudian, 21 gol di Serie A, sama seperti koleksi dua pemain senior, Washington (Fluminense) dan Kleber Pereira (Santos), yang sekaligus menjadikannya sebagai pencetak gol terbanyak paling muda dalam sejarah Brasil. Kepindahannya ke salah satu klub terbesar Brasil, Palmeiras pun menyusul. Dia lalu mencetak 24 gol lagi hanya dalam 36 pertandingan, untuk membuatnya jadi “the New Romario”.
5 Tahun untuk Barcelona
Belum selesai musim 2009 di Brasil, namanya sudah mencapai Eropa. Dia dikaitkan dengan tawaran besar dari Liverpool dan AS Roma. Tapi, Keirrison punya mimpi sendiri.
“Sejak saya masih kecil, saya selalu mengidentifikasi diri dengan satu negara tertentu dan satu klub hebat. Saya tidak menentang tim lain, tapi saya selalu melihat diri saya bermain untuk Barcelona,” katanya suatu saat pada Sport.
“Saya telah menyaksikan Romario dan Ronaldo bermain untuk mereka di masa lalu, dan itu membuat saya bercita-cita ingin main untuk klub hebat seperti Barcelona. Saya juga bermimpi main bersama seseorang seperti Lionel Messi suatu hari nanti,” sambungnya. Dan, El Barca pun datang untuk bisa mewujudkannya, yang tentu saja Keirrison tak pernah mengetahui bahwa itu akan jadi mimpi buruk.
Juli 2009, Keirrison yang baru usia 20 tahun datang ke Barcelona dengan bayaran 14 juta Euro untuk kontrak lima tahun. Sayangnya, Pep Guardiola yang ketika itu memimpin tim, tampaknya tak pernah melirik bakatnya. “Klub telah memutuskan untuk mengontraknya,” katanya. “(Tapi) pada prinsipnya, dia akan pergi dengan status pinjaman.” Dan lalu, Keirrison dikirim ke Benfica enam hari kemudian.
Belakangan diketahui bahwa presiden klub saat itu, Joan Laporta telah mengatur penandatanganan Keirrison dengan tujuan tunggal untuk meminjamkannya, sebelum menjual kembali dengan untung besar. Anak muda itu pun terjebak dalam kebijakan keliru yang penuh keserakahan. Hingga kontrak lima tahun dijalani Keirrison tanpa sekalipun kesempatan memakai jersey Barcelona di laga resmi.
10 Klub dalam 12 Tahun
“Jika saya tahu, saya tidak akan pindah,” keluh Keirrison kemudian. Tumbuh sebagai anak muda yang dewasa sebelum waktunya, dia adalah seorang pemain yang mampu membobol gawang dengan kaki kanan yang kuat, tapi masih membutuhkan waktu lebih banyak untuk beradaptasi dan berkembang dalam kerasnya sepakbola Eropa. Hanya saja, Keirrison tidak pernah mendapatkan kesempatan itu.
Di Portugal, dia hanya main tujuh pertandingan, dan cuma 335 menit. Meski di akhir musim namanya ikut masuk dalam skuad Benfica yang memenangkan liga, tapi Keirrison sudah dipanggil pulang pada Januari 2010 untuk dikirim lagi ke Fiorentina. Dia sempat membuat dua gol dalam 318 menit bermain di 10 laga Serie A. Tapi, manajer klub berganti di akhir musim, dan peminjamannya segera diakhiri.
Musim panas 2010, Keirrison pulang ke Brasil untuk Santos, tapi tetap dalam peminjaman Barcelona. Sayangnya, striker berjuluk K9 itu hanya duduk di bench saat Neymar muda membawa tim menjuarai Copa Libertadores 2011. Meski sempat cetak enam gol saat mengantarkan Santos juara Campeonata Paulista 2011, tapi faktanya Keirrison tak pernah benar-benar kembali seperti tiga tahun sebelumnya.
Perjalanan Keirrison berlanjut di Cruzeiro pada 2010, hingga cedera ACL menyerang lutut kanannya. Maret 2012, dia pulang ke Coritiba, berharap bisa mengembalikan sihirnya. Tapi cedera ACL malah kambuh, disusul masalah lain di lutut kiri. Selang dua tahun, Barcelona akhirnya melepasnya secara gratis, dan statusnya dipermanenkan Coritiba sebelum berakhir pada 2015 gara-gara tunggakan gaji.
Awal 2016, Keirrison hampir pindah ke Thailand, tapi gagal. Akhirnya memperkuat Londrina di Brasil, lalu ke Portugal untuk Arouca selama enam bulan di 2017, kembali ke Coritiba sebelum dipinjamkan lagi ke Londrina awal 2018, dan dilepas tahun berikutnya. Dia sempat tanpa klub selama dua tahun, sebelum ke Palm Beach Stars di United Premier Soccer League, klub ke-10 dalam 12 tahun kariernya.
Sumber: Planetfootball