Kerendahan Hati Pep Guardiola dalam Kisah Transfernya ke Wigan Athletic

Sebagai pelatih, Pep Guardiola adalah fenomena. Tim yang ditanganinya sudah jaminan juara. Capaiannya sebagai pelatih, melampaui apa yang ia raih ketika menjadi pemain. Ia melegenda di Barcelona, tapi sebatas itu. Di klub lain, kariernya tak semanis seiring masa emasnya yang menipis.

Selepas dari Barcelona, Pep pernah berkostum Brescia, AS Roma, Al-Ahli, bahkan sampai ke Meksiko dengan membela Dorados de Sinaloa. Mungkin banyak yang berpikir, mengapa ia harus sampai ke Meksiko? Jawabannya, karena oleh Wigan Athletic sekalipun, ia dianggap sudah tak bagus.

Pep berposisi sebagai gelandang. Hampir sepanjang musimnya di Barcelona ia habiskan menjadi pemain utama. Pep memutuskan tak lagi di Barcelona untuk musim 2001/2002. Ia bergabung dengan Brescia sebagai pengganti Andrea Pirlo. Ia main bersama Roberto Baggio di bawah arahan Carlo Mazzone.

Dari Brescia, Pep pindah ke Roma, tapi tak sukses-sukses amat. Ia bahkan dihukum empat bulan karena setelah dites positif menggunakan nandrolone.

Pada 2003, Pep berkelana ke Qatar dan bergabung bersama Al-Ahli hingga 2005. Ia saat itu berstatus bebas transfer. Ia memikirkan satu klub lagi sebagai klub terakhirnya sebagai pesepakbola.

Ia pun sempat berdiskusi untuk bermain bersama Wigan Athletic yang baru promosi ke Premier League. Ia mengakui kalau dirinya hampir bergabung dengan Wigan.

“Dia [Paul Jewell] mencoba untuk merekrutku saat aku masih bermain bola, bertahun-tahun lalu. Aku tak cukup bagus!

“Itulah kenyataannya. Aku saat itu sudah tua, sangat tua untuk seorang pesepakbola.” kata Pep.

“Aku mengetuk pintu, aku mencoba datang ke sini dan bermain di sepakbola Inggris, tapi aku tak bisa. Hal serupa juga terjadi di sini, di Manchester City, ketika aku datang ke sini dengan Stuart Pearce. Mereka sangat pintar! Aku tak cukup bagus,” terang Pep.

Sementara itu, Jewell memberikan cerita yang berbeda. Ia mengaku ditelepon oleh agennya Pep. Ia lalu menelepon Pep dan meninggalkan pesan.

“Lima menit kemudian, dia (Pep) menelpon balik. Dia tahu segala hal tentang Wigan, segala tentang para pemain kami. Aku sangat terkesan.”

Dalam percakapan tersebut, Pep mengatakan kalau dia ingin datang dan bermain di Premier League. Ia pun sudah siap untuk pergi, sampai agennya menelepon Jewell kalau Pep mendapatkan tawaran tak masuk akal dari Qatar.

“Jadi, pilihannya adalah Qatar atau Wigan,” terang Jewell.

Pada akhirnya, Pep tak memilih keduanya, karena ia justru terbang ke Meksiko.

Namun, dari cerita ini, terlihat kalau Pep memilih merendah dengan menyebut kalau dirinya tak cukup bagus buat main di klub Eropa. Padahal, klub seperti Manchester City, Manchester United, dan Chelsea, dikabarkan tertarik merekrutnya. Akan tetapi, Pep menolak karena ia sadar kariernya segera berakhir.

Sumber: Skysports.com