Kesialan Bertubi-tubi Loris Karius

Momen Karius ketika menghadapi Real Madrid. Foto: Goal.com

“Saya senang kami mendatangkan Loris. Dia memiliki musim yang baik bersama Mainz dan dia berkembang menjadi kiper yang baik sejak kembali ke Jerman. Saya senang kami bisa cepat mendatangkannya dan Loris telah menunjukkan keinginan untuk datang ke Liverpool saat banyak klub yang tertarik kepadanya.”

Itulah reaksi Jurgen Klopp ketika Liverpool resmi mendatangkan Loris Karius dari Mainz pada 2016 lalu. Direkrut dengan harga hanya 4,75 juta paun, The Reds mendapatkan salah satu kiper yang disebut sebagai kiper masa depan timnas Jerman.

Wajar jika Klopp gembira pada saat itu. Karius datang dengan rentetan kisah indah. Bersama Mainz, ia membuat sembilan kali clean sheets pada musim terakhirnya. Ia juga berada di bawah Manuel Neuer dalam pemilihan kiper terbaik Jerman kalah itu. Dengan harga murah, Karius menunjukkan kalau dia bukan kiper murahan.

Tapi kita semua tahu bagaimana jalan karier Karius ketika resmi pindah ke Anfield. Kisahnya penuh dengan derita. Alih-alih menampilkan performa yang membuatnya bisa sejajar dengan Neuer, ia justru semakin menjauh dari label sebagai masa depan Jerman.

Sebenarnya, Karius sudah menunjukkan perkembangan yang signifikan. Dia yang sebelumnya berada di bawah bayang-bayang Simon Mignolet, tiba-tiba menjadi kiper utama pada musim 2017/2018 dan menjawab kepercayaan Klopp dengan penampilan yang cukup baik. Namun, segalanya berubah ketika dia bertanding pada laga besar pertamanya, final Liga Champions.

Berhadapan dengan Real Madrid, Liverpool kalah dengan skor 3-1. Apes, dua dari tiga gol Madrid datang karena kesalahan dia. Ia ceroboh dengan memberikan bola kepada Karim Benzema pada proses gol pertama. Selanjutnya, ia gagal menangkap tendangan keras Gareth Bale. Tangkapannya kurang sempurna yang membuat bola masuk ke dalam gawang. Ia hanya bisa terkapar di rumput hijau yang kemudian disusul dengan tangis yang sudah tidak bisa ia tahan.

“Saya tidak bisa merasakan apa-apa lagi. Hari ini, saya membuat tim kehilangan kemenangan dan saya merasa bersalah kepada semua orang. Saya minta maaf untuk semua pihak, baik dari tim, seluruh jajaran tim, karena saya telah merugika tim. Saya tahu saya mengecewakan mereka hari ini,” kata pemain kelahiran Biberach an der Riss ini.

Kesalahan itu coba dilupakan oleh Klopp dengan harapan Karius bisa pulih dan memperbaiki penampilannya. Akan tetapi, harapan itu sirna ketika si pemain terus melakukan blunder bahkan pada laga pra-musim sekalipun. Hingga pada akhirnya, Klopp mendatangkan Alisson untuk membuat sektor penjaga gawangnya bisa membaik.

“Melihat banyaknya orang bereaksi negatif kepada Karius, hingga menyudutkannya, nyaris membuat saya tidak mendatangkan Alisson dan memilih bertahan dengan Karius. Tapi, kami tetap profesional karena pekerjaan kami adalah memiliki pemain terbaik di semua posisi,” kata Klopp.

Sejak saat itu, kemalangan silih berganti mendatangi Karius. Kesalahan di final Liga Champions membuat dia tidak lagi terpilih menjadi kiper utama. Klopp kemudian meminjamkannya ke Besiktas selama dua tahun. Saat ia tidak lagi di sana, Liverpool berhasil menjadi juara Liga Champions setelah mengalahkan Tottenham Hotspur di Wanda Metropolitano. Trofi keenam akhirnya datang tanpa ada Karius di dalamnya.

Tempat semakin tertutup ketika mereka juga mendatangkan Adrian sebagai cadangan Alisson. Masuknya penjaga gawang Spanyol ini sudah pasti membuat Karius sulit untuk mendapatkan kesempatan ketika ia kembali ke Anfield nanti.

Karius menjadi pilihan utama Senol Gunes di sektor penjaga gawang ketika menjalani masa peminjaman bersama Besiktas. Ia membuat enam clean sheets dan pernah mendapat gelar Man of the Match. Akan tetapi, kisah pahitnya ternyata mengikuti sampai ke Turki. Ia pernah dihujat karena kembali melakukan blunder ketika Besiktas melawan Konyaspor pada pertengahan Maret 2019 lalu.

“Ada yang salah dari pemain ini. Dia tidak punya motivasi dan antusiasme terhadapa permainan ini. Jika ada Tolga, dan bahkan dia bukan kiper terbaik saat berada di tim ini, saya akan mainkan dia dan bukannya Karius,” ujar Gunes dengan geram.

Musim pertama hanya enam kali tidak kebobolan, musim keduanya hanya delapan kali mendapat clean sheets. Catatan ini jelas membuatnya jauh dari kata istimewa. Belum selesai masalah performa, Karius kembali ditimpa masalah. Gajinya tidak dibayar oleh Besiktas selama empat bulan.

“Malu rasanya untuk mengakhiri seperti ini. Saya sudah sabar berbulan-bulan dan mengatakan kepada dewan klub berulang kali. Hal yang sama sudah terjadi sejak tahun lalu,” kata jebolan akademi Manchester City ini.

“Sayangnya, mereka belum mencoba menyelesaikan masalah situasional ini dan bahkan menolak saran saya untuk membantu dengan melakukan pemotongan gaji,” ujarnya menambahkan.

Karius sebenarnya ingin bertahan dengan Besiktas dan mengakhirinya dengan baik-baik. Ia juga melaporkan masalah ini ke FIFA, namun tidak kunjung membuahkan hasil. Karius akhirnya mengambil sikap dengan memutus kontraknya dan kembali ke Liverpool.

Keputusan yang sudah dipikirkan matang-matang oleh Karius. Ia memilih untuk mengambil risiko dengan kembali ke Liverpool disaat kompetisi Liga Turki kembali bergulir dan dia bisa kembali bermain sebagai kiper utama. Musim Karius sudah berakhir karena Liverpool tidak bisa mendaftarkannya kembali untuk bertanding di Premier League. Ia harus menunggu hingga 2020/2021 mendatang.

Pada Senin (22/6/2020) kemarin, Loris Karius merayakan hari ulang tahunnya yang ke-27. Dalam perayaannya, terselip harapan agar kesialan demi kesialan tidak lagi menimpanya. Ia adalah pemain sepakbola yang menginginkan jalan karier yang baik. Ia tentu berharap selesai kompetisi musim ini masa depannya bisa jelas. Apakah dia masih pantas bermain untuk Liverpool atau mencari petualangan di klub lain dengan harapan mendapat klub yang memiliki manajemen jauh lebih baik dibanding Besiktas.

“Saya akan melihat kemungkinan apakah akan kembali ke Liverpool atau mencari tempat lain di Inggris atau Jerman. Jika saya tidak layak lagi untuk Liverpool, maka saya akan mencari tim yang layak untuk saya. Saya tidak khawatir karena karier saya masih panjang dan siap membuktikan diri kalau dimanapun saya masih memiliki peluang.”