Lebih 20 tahun yang lalu, Juventus pernah menggagas proyek besar; mengumpulkan bintang-bintang muda dari berbagai negara. Mereka pun berburu bakat-bakat baru, dan merekrutnya ke dalam satu tim. Selain membangun tim bertabur bintang di masa mendatang, proyek wonderkid itu diharapkan juga akan bisa menghasilkan pundi-pundi keuntungan bagi klub dari hasil penjualan mereka nantinya.
Beberapa pemain yang digadang-gadang sebagai calon bintang akhirnya berhasil mendarat di Turin. Mulai dari Andreas Isaksson (Swedia), Ronnie O’Brien(Republik Irlandia), Matteo Brighi (Italia), Sergio de Windt (Belanda), Vincent Pericard (Prancis), hingga Fabian Carini (Uruguay) dan Tomas Guzman (Paraguay). Sayangnya, tidak satu pun dari deretan nama itu yang benar-benar jadi bintang Juventus.
Masa Depan Cerah
Satu dari tujuh nama talenta muda tersebut, bahkan ternyata harus pergi meninggalkan Juventus lagi dengan cara yang konyol. Itulah yang terjadi pada Pericard setelah dua musim di Italia. I Bianconeri awalnya merekrut sang penyerang menjelang ulang tahunnya yang ke-18 pada musim panas 2000. Tawaran itu datang setelah dia berhasil menunjukkan penampilan gemilang bersama Saint-Etienne.
Pemain yang lahir di Efok, Kamerun pada 3 Oktober 1982, sebelum keluarganya pindah ke Prancis pada 1986 itu, memulai kariernya bersama Saint-Etienne di usia enam tahun. Pada 1999, Pericard sukses menembus tim utama, dan memainkan dua pertandingan di Divisi Satu Prancis. Sejak itu, media terus menyebut namanya sebagai salah satu pemain muda dengan masa depan yang cerah.
Bahkan, jurnalis Prancis, Julien Courbet sampai membuat film dokumenter tentang Pericard dengan judul “the man who will be worth billions”, alias ‘pria yang akan bernilai miliaran’. Itulah kenapa Juventus langsung bergerak untuk mengamankan tanda tangannya. Dan, sang pemain sendiri benar-benar membuktikan kemampuannya dengan mencetak sejumlah gol bersama skuat tim cadangan.
Awal yang Baik
Kepercayaan dari Juventus dan kariernya yang tiba-tiba meroket, telah membuat kehidupan Pericard berubah banyak di usianya yang masih belia. Tentu dia tak pernah membayangkan akan bergabung dalam satu tim bersama salah satu maestro sepakbola dunia pada masa itu, Zinedine Zidane, serta berkesempatan berduet dengan penyerang legendaris Juventus dan Italia, Alessandro Del Piero.
Musim berikutnya, 2001/2002 Pericard sudah berhasil mendapatkan debutnya bersama La Vecchia Signora. Pemilik nomor punggung 33 itu bermain lima menit jelang akhir laga saat Juventus menang 1-2 di kandang Sampdoria dalam leg pertama laga 16 besar Coppa Italia pada 12 November 2001. Selang empat bulan, dia diturunkan saat Juventus menang 1-0 menjamu Arsenal di Liga Champions.
“Sejak saya bergabung dengan Juventus, semua berjalan dengan baik. Saya adalah penyerang terbaik saat bermain dengan tim cadangan, saya berlatih bersama tim utama, dan pergi ke pertandingan Liga Champions. Tidak ada tanda-tanda bahwa, pertama, saya tak cukup bagus untuk Juventus, dan yang kedua bahwa masa depan saya tidak di Juventus,” cerita Pericard kepada Daily Star Sport pada 2002.
Kesalahan Konyol
Tapi, ada satu hal yang mungkin lupa diingat Pericard; semakin tinggi sebuah pohon, maka juga akan makin kencang angin yang menerjang. Hanya karena satu kesalahan yang sebenarnya sangat sepele tetapi berujung fatal, sehingga mengakhiri kariernya di salah satu klub paling sukses di Italia tersebut. Masalahnya, karena dia telah salah menggoda wanita yang ternyata adalah pacar dari petinggi klub.
Itu semua berawal ketika Pericard dan rekan setim dari Prancis, Aboubacar Fofana dan Frantz Bertin mencoba mengajak tutor bahasa Italia mereka, yang diakuinya memang cantik. “Suatu malam kami memutuskan untuk pergi minum bersama rekan-rekan Prancis saya. Kami sedang di rumah dan berpikir ‘siapa yang harus kami undang’,” kata Pericard mengungkap awal mula masalah tersebut.
“Salah seorang teman menyarankan agar mengundang guru privat bahasa Italia kami. Sepuluh menit setelah saya mengirim pesan, saya mendapat telepon dari direktur yang mengatakan ‘kalian bertiga akan datang ke kantor saya besok’,” kenang Pericard. Tanpa diketahuinya, ternyata wanita itu adalah pacar dari Roberto Bettega, legenda klub yang saat itu menjabat wakil ketua dewan direksi Juventus.
“Kejadiannya begitu cepat,” ucap Pericard. Dan, awal musim berikutnya, 2002/2023, dia telah berada di Inggris, untuk bergabung ke Portsmouth, klub kasta kedua Liga Inggris, dalam masa peminjaman selama setahun. “Itu mengejutkan, dansangat mengecewakan dengan beberapa perasaan tidak adil tentang bagaimana hal itu terjadi,” kata sang pemain yang saat itu belum genap 19 tahun tersebut.
Pericard sempat menunjukkan talentanya dengan mencetak 10 gol dalam 35 laga di semua kompetisi dan membantu tim promosi ke Premier League sebagai juara. Juventus lalu memanggilnya pulang, namun dia memiih untuk bertahan sehingga dipermanenkan Portsmouth. Sayangnya, cedera parah pada otot paha depannya kemudian malah menghambat kariernya, memicu serangkaian cedera lain, sehingga sempat beberapa kali pindah klub, hingga Pericard memutuskan pensiun di usia 28 tahun.
Sumber: Dailystar.