Pada 24 Agustus 1949, 41 ribu penonton hadir menyaksikan pertandingan antara Manchester United melawan Bolton Wanderers. Pertandingan tersebut menjadi pertandingan yang spesial bagi Setan Merah. Tidak hanya karena mereka menang 3-0 melalui gol Charlie Mitten, John Rowley, dan gol bunuh diri pemain lawan, laga ini juga menandakan kembalinya United bermain di Old Trafford.
Meski arsip terkait pertandingan ini mungkin sangat sedikit atau bahkan tidak ada, namun saya hakul yakin kalau pendukung United saat itu tidak diliputi perasaan gembira. Pasalnya, butuh hampir sepuluh tahun bagi mereka untuk bisa kembali melihat United bermain di kandang mereka sendiri. Hal ini disebabkan karena Old Trafford harus menjalani renovasi akibat menjadi korban serangan bom pada Perang Dunia II.
Banyak stadion-stadion yang hancur akibat perang besar ini dan Old Trafford adalah salah satunya. Tercatat, dua kali Teater Impian merasakan kerasnya dentuman bom yang jatuh di atas lapangan mereka. Semuanya datang dari tentara Jerman yang memang sedang gencar-gencarnya menyerang Inggris menggunakan bom. Serangan pertama terjadi pada 22 Desember 1940 yang merusak permukaan stadion. Hal tersebut membuat United harus bermain di lapangan Stockport.
Serangan kedua terjadi pada 11 Maret 1941 dan menjadi serangan terparah yang pernah terjadi. Sebagian besar stadion hancur, terutama tribun utama. Bahkan kantor operasional klub yang berada di dekatnya juga ikutan hancur. Hal ini bahkan memaksa kegiatan operasional dipindahkan ke sebuah gudang penyimpanan es yang dimiliki oleh pemilik klub saat itu, James Gibson. Bahkan Sir Matt Busby juga harus bekerja di tempat tersebut.
“Lapangan benar-benar rusak parah. Apa yang tersisa dari lapangan yang rusak adalah rumput liar dan semak-semak berduri yang tumbuh hingga enam kaki di tengah lapangan. Beberapa gubuk berdiri sebagai pengganti kantor dan ruang ganti. Tempat latihan yang berada di belakang Stretford End juga rata dengan tanah. Teater impian saat itu benar-benar menjadi tempat yang penuh dengan mimpi buruk,” begitu Telegraph menceritakan kondisi Old Trafford saat itu. Serangan yang terjadi pada 11 Maret memang cukup mengerikan. Hal ini dikarenakan karena tiga hari sebelumnya, United masih bermain di sana melawan Bury.
Tidak hanya menghancurkan stadion, bom itu juga menghancurkan beberapa arsip sejarah milik klub. Gibson saat itu meminta bantuan kepada War Damage Commision untuk membantu United memperbaiki kandang mereka. Organisasi tersebut kemudian memberikan uang sekitar 22 ribu paun dengan rincian 4.800 paun digunakan untuk membersihkan puing-puing, dan sisa 17 ribu paun digunakan untuk memperbaiki tribun.
Selama Old Trafford menjalani renovasi, United menumpang di Maine Road yang merupakan markas dari tetangga mereka, Manchester City. United saat itu membayar uang sewa sebesar 5 ribu selama satu musim dan plus opsi pergantian gerbang ketika United yang bermain. Butuh kurang lebih tiga tahun bagi United untuk bisa kembali ke kandang mereka. Meski saat itu pembangunan Old Trafford bisa dibilang belum selesai karena atapnya belum dipasang, namun lapangan sudah bisa digunakan.
Sekadar informasi, serangan tentara Jerman yang menjatuhkan bom ke Manchester saat itu disebut sebagai tragedi Manchester Blitz. Tiga bulan setelah serangan di Old Trafford, tentara Jerman juga menjatuhkan bom di sebuth rumah sakit di Salford. Serangan tersebut bahkan hingga menewaskan 14 petugas medis.