David James dikenal sebagai salah satu kiper legendaris dari Inggris, meski hampir sepanjang karier lebih banyak menghabiskan waktunya di bawah bayang-bayang David Seaman di tim nasional. Sejak 1997, dia baru jadi pilihan pertama The Three Lions di Euro 2004, sebelum dibangkucadangkan lagi, dan baru kembali ke bawah mistar gawang timnas pada Piala Dunia 2010 di usia hampir 40 tahun.
Di level klub, kariernya dimulai dari Watford di divisi dua pada 1990 sebelum main di Liverpool, Aston Villa, West Ham United, dan Portsmouth. Dia juga pernah membela Bristol City di Championship, AFC Bournemouth di League One, dan dua klub lain di luar Inggris sebelum pensiun pada 2014. Tapi, salah satu momen paling menarik dalam karier James terjadi saat di Manchester City periode 2004-2006.
Kiper Jadi Striker
James dikenal sebagai kiper yang agresif dan mengesankan, dengan kemampuannya menghentikan tembakan dan menghasilkan lemparan jauh. Profesionalisme dan kepemimpinan juga membuatnya mampu mengatur pertahanan dengan baik. Pemain yang mengidolakan penjaga gawang legendaris Italia, Dino Zoff, itu juga dikenal karena kemampuannya menghentikan penalti dalam pertandingan.
Tetapi, terlepas dari kelebihannya sebagai seorang kiper itu; meskipun juga punya kelemahan karena penampilan yang tidak konsisten dan rawan kesalahan sehingga dijuluki ‘Calamity James’, ternyata dia juga punya pengalaman main di posisi lain. Jika biasanya James berhadapan dengan penyerang lawan, pada pertandingan tersebut dia malah keluar dari sarangnya dan beralih peran jadi striker.
Momen itu terjadi pada musim 2004/2005, ketika James masih berseragam Manchester City. Dalam pertandingan terakhir Premier League Inggris musim itu melawan Middlesbrough di Etihad Stadium, kiper kelahiran Welwyn Garden City, Inggris pada 1 Agustus 1970 tersebut tiba-tiba membuka sarung tangannya, lalu maju ke area pertahanan lawan untuk membantu lini serang tim sebagai penyerang.
Keputusan Mengejutkan
15 Mei 2005, Manchester City akan menjamu Middlesbrough dalam laga terakhir liga. Mereka harus menang demi merebut satu tiket ke Piala UEFA; sebelum berganti nama jadi Liga Europa sejak 2009. The Citizen masih tersangkut di posisi delapan kalsemen dengan 51 poin, tepat di bawah zona tiket ke Piala UEFA, sedangkan tamunya berada di atas mereka dengan keunggulan hanya tiga poin saja.
Jika pasukan Stuart Pearce itu bisa meraih kemenangan, apalagi dengan dukungan penuh dari fans, maka mereka bisa menggusur Middlesbrough karena unggul selisih gol. Sayangnya, James malah kebobolan di babak pertama, yang membuat timnya tertinggal 0-1, sebelum akhirnya menyamakan kedudukan di awal babak kedua. Setelah itu, tidak ada lagi tanda-tanda akan lahir gol berikutnya.
Tepat menit ke-88, Pearce membuat keputusan sangat mengejutkan, James didorong jadi striker.
“Saya duduk di rumah kemarin, dan berpikir dalam hati jika kami membutuhkan gol dan ingin mengumpan bola dengan lima menit yang tersisa, memasukkan James mungkin akan membuat mereka gelisah,” ucapnya dilansir The Telegraph. “Dan itu benar, meski mungkin juga membuat pemain kami gelisah.”
Sebagai penggantinya, penjaga gawang kedua Nicky Weaver masuk menggantikan gelandang Claudio Reyna. Menariknya, padahal saat itu masih ada striker Jon Macken di bangku cadangan dan siap diturunkan untuk menambah kekuatan lini serang tim. Tapi, anehnya Pearce malah menganggap kipernya lebih memungkinkan untuk mencetak gol dibandingkan penyerang senilai 5 juta paun itu.
Hampir Berbuah Gol
“Itu, secara sederhana merupakan ‘final’ yang paling eksentrik,” tulis wartawan sepakbola Daniel Taylor dalam laporannya di The Guardian. “Masih ada dua menit waktu normal tersisa, ditambah lima menit untuk penghentian, ketika Pearce mengadopsi bentuk kepemimpinan yang bahkan akan jadi hal aneh bagi standar Brian Clough, pemikiran untuk menggantikan seorang gelandang, Reyna dengan kiper cadangan Weaver, dan memerintahkan James bermain sebagai penyerang tengah.”
Faktanya, strategi gila itu hampir membuahkan gol. “Hebatnya kekacauan itu hampir membuahkan hasil. Dengan James menyerang seperti burung unta tanpa kepala, peran cameonya menggabungkan tembakan melayang ke udara yang lucu dan setidaknya dua tekel sangat terlambat tapi mungkin bermaksud baik di kaki Doriva (bek lawan), wasit malang Rob Styles memutuskan umpan dari Joey Barton mengenai tangan Franck Queudrue dan jadi penalti,” lanjut laporan dari Taylor tersebut.
Momen itu terjadi saat injury time, ketika bek Queudrue salah mengantisipasi umpan silang yang ditujukan ke James, sehingga terjadi handball dalam kotak penalti. Striker Robbie Fowler pun maju jadi eksekutor. Tapi, kiper lawan Mark Schwarzer bisa menyelamatkan gawang. Akhirnya Manchester City gagal menggeser Middlesbrough yang kemudian mengamankan tiket ke Piala UEFA. “Drama yang luar biasa, Anda tak bisa membayangkan naskah seperti itu,” kata pelatih Steve McClaren pula.
Sumber: The Telegraph, The Guardian,