Khalid Askri: Kiper yang Terkenal Karena Blunder

Foto: The National

Tanggal 10 September 2010 mungkin menjadi hari yang tidak bisa dilupakan oleh seorang Khalid Askri. Pada tanggal tersebut, namanya mulai dikenal oleh para pecinta sepakbola di dunia. Sayangnya, ia tidak terkenal karena aksinya di atas lapangan sebagai penjaga gawang. Ia justru terkenal karena kesalahannya yang sangat fatal.

Peristiwa itu terjadi saat FAR Rabat, klub tempat Khalid bermain, bermain dengan Fez Maghreb pada ajang Piala Maroko. Pertandingan tersebut berlangsung sangat ketat. Tidak ada pemenang selama 120 menit, membuat pertandingan harus dilanjutkan dengan babak adu penalti.

Salah satu penendang Fez Maghreb kemudian melepaskan tendangan yang kemudian bisa terbaca dengan sangat baik oleh Khalid. Setelah merasa sukses menepis penalti tersebut, ia langsung membalikkan badan ke arah penonton dan merayakannya dengan menepuk dada sambil mencium lambang klubnya.

Akan tetapi, Khalid tidak menyadari kalau bola masih berputar. Pelan-pelan bola tersebut justru bergulir dan masuk ke gawangnya. Sang penendang yang melihat kejadian tersebut langsung bertanya kepada wasit apakah gol tersebut sah atau tidak. Wasit pun kemudian memberikan sinyal kalau tendangannya tadi masuk. Sontak, Khalid langsung kaget dan berusaha untuk melancarkan protes. Apes bagi dirinya, karena pada akhir pertandingan timnya kalah dengan skor 7-6.

Video tersebut langsung membuatnya terkenal. Seketika nama Khalid menjadi buah bibir. Setiap kali ada video tentang adegan-adegan lucu dalam sebuah pertandingan sepakbola, maka aksi Khalid pada laga ini tidak akan luput dari pengamatan. Julukan demi julukan pun mulai berdatangan. Ada yang menulisnya sebagai kiper yang tidak beruntung, namun ada juga yang menyebut kalau Khalid adalah kiper yang kocak. Yang paling parah, tentu sebutan yang menyebut kalau dia adalah kiper terbodoh.

Pasalnya, tidak hanya sekali ia melakukan aksi ceroboh seperti itu. Beberapa hari setelah namanya naik, ia lagi-lagi membuat kesalahan konyol. Dalam sebuah pertandingan, ia gagal menguasai backpass sehingga lawan dengan mudah mencuri bola tersebut untuk mencetak gol.

Lucunya, Khalid langsung membuka bajunya dan lari ke ruang ganti. Entah apakah saat itu Khalid merasa malu atau menyesal, tapi yang jelas ia saat itu tidak bertanding lagi. Padahal, pertandingan baru berlangung selama 40 menit. Predikat sebagai kiper sial, kiper konyol, dan kiper bodoh tampak semakin lekat pada namanya.

Meski begitu, ada berkah dari setiap musibah yang menimpa seorang manusia. Begitu juga dengan Khalid. Kesalahannya tersebut memang sempat membuatnya dihujat oleh suporternya sendiri. Akan tetapi, ia juga mendapat perhatian dari kiper-kiper kelas dunia. Pemain elite seperti Gianluigi Buffon bahkan memberikan dukungan sebagai solidaritas sesama penjaga gawang.

“Video itu membuat saya sangat terkenal. Namun, berkat video itu saya memiliki banyak penjaga gawang dari seluruh dunia yang memanggil saya untuk menunjukkan dukungan mereka kepada saya. Bahhkan Gianluigi Buffon,” kata Khalid.

Khalid sendiri sebenarnya merupakan legenda dari FAR Rabat. Ia menghabiskan 14 tahun bersama klub ibu kota Maroko tersebut dan bermain lebih dari 200 pertandingan. Namun dalam dua tahun terakhirnya, ia dipinjamkan ke Chabab Rif Al Hoceima dan Raja Casablanca sebelum ia dipermanenkan oleh klub yang disebut terakhir.

Jika momen-momen buruk menghantui Khalid ketika bermian untuk FAR Rabat, maka lain ketika dia bermain bersama Raja Casablanca. Di sana, ia mendapat banyak momen-momen penting. Satu yang menjadi prestasi terbaiknya adalah ketika ia membawa Raja melangkah ke final Piala Dunia Antarklub 2013.

Bermain sebagai tuan rumah, Raja saat itu tampil mengejutkan karena menyingkirkan beberapa kesebelasan seperti Auckland City, Monterrey, dan Atletico Mineiro. Keberhasilan ini tidak lepas dari performa apik Khalid. Saat melawan Monterrey misalnya, ia tercatat lebih dari lima kali melakukan penyelamatan gemilang. Satu yang paling fenomenal ketika ia menepis tendangan salah satu pemain Monterrey dalam situasi satu lawan satu.

Penampilan apik Khalid kembali muncul saat mereka menang mengalahkan Atletico Mineiro dengan skor 3-1. Ia memang tidak bisa menyelamatkan gawangnya dari tendangan bebas ciamik Ronaldinho. Namun, ia sukses mencegah Fernandinho dan Jo untuk membobol gawangnya. Sayangnya, ia tidak bisa membendung gempuran Bayern Munich yang mengalahkan mereka dengan skor 2-0 pada laga puncak.