Tidak sedikit calon pemain kelas dunia yang ditolak oleh suatu klub. Zlatan Ibrahimovic harus mengikuti trial kalau ingin main untuk Arsenal. Blackburn Rovers tak berusaha lebih untuk mendatangkan Robert Lewandowski. Harry Kane juga menghabiskan setahun di Akademi Arsenal sebelum dilepas.
Begitu pula dengan Pierre-Emerick Aubameyang yang ditolak oleh… West Bromwich Albion.
Kisah ini diceritakan mantan pemandu bakat West Brom yang bernama Stuart White. Ia menghabiskan 15 tahun di West Brom antara 2000 dan 2015. White merekomendasikan Aubameyang pada West Brom pada 2011 lalu. Saat itu, Auba masih membela Saint-Etienne di Ligue 1.
White saat itu ada di Dijon pada Jumat malam untuk memantau seorang pemain, “Seorang penyerang tengah yang tak membuatku terkesan sama sekali.”
White dijadwalkan pulang pada Minggu. Namun, ia menyempatkan diri menonton Auxerre melawan Saint-Etienne. Laga itu berakhir imbang 2-2.
“Namun, Aubameyang dan Emmanuel Riviere adalah pasangan yang luar biasa,” terang White.
Untungnya, minggu depannya, agen Auba meneleponnya. Kebetulan sang agen memang sedang “menjual” sang pemain. Ia menelepon ke sejumlah klub. Saat itu, status Auba adalah pinjaman dari AC Milan. Di akhir musim, ia tertarik untuk berkarier ke Inggris.
Keberuntungan White bertambah ketika kesepakatan dengan Auba sangat mungkin terjadi. Sang agen pun merekomendasikan White untuk meneruskannya pada West Brom dan segera mengejarnya.
Untuk memastikannya, West Brom mengirim pemandu bakat lain untuk menyaksikannya. Di laga melawan Sochaux, Auba mencetak gol di awal pertandingan. Namun, laga itu tak membuat para pemandu bakat lain terkesan.
Sampai akhirnya, West Brom tak jadi mengejar Auba. Sang pemain pun dipermanenkan Saint-Etienne pada 22 Desember 2011. Pada 4 Juli 2013, ia direkrut Borussia Dortmund dan sisanya adalah sejarah.
“Dia kemudian kembali ke Saint-Etienne, mencetak 21 gol dari 45 pertandingan dan kemudian dijual ke Dortmund senilai 13 juta euro. Dia bisa menjadi pinjaman yang gratis dengan biaya dua juta euro kalau kami membawanya,” kenang White.
Kegagalan membawa Aubameyang menghadirkan rasa stress dalam diri White. Ditambah lagi melihat kemajuan Auba saat ini. Namun, ia memastikan kalau setiap pemandu bakat selalu punya rasa sesal yang sama: ketika ia tahu seorang pemain akan bersinar, tapi klub tak menyetujui kepindahannya.
“Banyak pemain yang telah direkomendasikan tetapi tidak masuk. Banyak yang pergi ke tempat lain dan berhasil sukses,” kata White.
White menerangkan kalau West Brom biasanya mengidentifikasi para pemain bagus di awal kariernya sebelum mereka dikenal. Itu adalah kunci bagi klub yang tak bisa membayar mahal pemain top.
“Meski demikian, melakukan kesepakatan tak semudah yang diasumsikan banyak orang,” kata White.
“Misalnya, kami sangat tertarik pada Shinji Okazaki, tetapi Mainz menolak menjualnya musim panas itu. Setahun kemudian dia pergi ke Leicester dengan biaya yang relatif murah dan menjadi juara Premier League,” tutup White.
Sumber: Planetfootball.com