Anda tahu logo Valencia? Di atasnya ada kelelawar, bukan? Nah, kata Claudio Ranieri, Bernardo Espana Edo, adalah yang menangkap kelelawar itu, dan menyimpannya di atas lambang klub.
Tentu saja, Ranieri hanya berkelakar. Ia menggambarkan betapa dihormatinya pria yang dipanggil “Espaneta” tersebut.
Espaneta tidak pernah bermain semenit pun buat Los Che. Ini karena ia bukanlah pesepakbola. Namun, Espaneta adalah kitman, juru perlengkapan Valencia, yang sudah mengabdi di Mestalla lebih dari setengah abad.
Pengabdiannya ini membuatnya mendapatkan banyak rasa hormat dari orang-orang yang mengenalnya. Ia lebih dari sekadar “tukang urus perlengkapan”, karena ia bisa menjadi teman, dan bahkan menjadi orang kepercayaan bagi ratusan pemain Valencia.
Seperti pemuda lainnya, Espaneta ingin menjadi pesepakbola. Akan tetapi di usianya yang menginjak 16 tahun, Espaneta mengalami kecelakaan sepeda motor. Tendon achilles-nya cedera parah, yang membuatnya harus menutup rapat-rapat mimpi menjadi pesepakbola.
Espaneta kemudian berubah haluan. Ia bekerja sebagai ballboy, sebelum akhirnya ditawari membantu mengurusi seragam klub. Tugasnya berat: ia harus mencuci seragam, menyiapkan sepatu para pemain, dan membantu para pemain yang memerlukan bantuannya.
Karena hal ini, Espaneta kenal banyak pemain, baik itu pemain lulusan akademi, maupun mega bintang dari luar negeri. Mulai dari Piojo Lopez ke Ricardo Arias, hingga Mario Kempes dan David Villa.
Espaneta dikenal karena kejujuran dan tanggung jawabnya. Predrag Mijatovic, sering menitipkan jam tangan Rolex-nya senilai 250 juta rupiah, selama sesi latihan maupun saat bertanding.
Espaneta juga dikenal karena kemurahan hatinya. Ia adalah pribadi yang suka menolong. Salah satu yang membuat para pemain berterimakasih adalah kemampuan kaligrafinya. Espaneta meniru tanda tangan para pemain, untuk membantu mereka menandatangani barang-barang yang harus ditandatangani untuk para penggemar, yang jumlahnya tak ada habisnya.
Dalam wawancaranya di El Periodic, Espaneta menjawab mengapa para penggemar dan pemain mengapresiasinya. Ia bilang, “Saya rasa mereka sangat mencintai saya karena saya juga mencintai semuanya. Saya tidak memiliki musuh. Jika seseorang bertanya kepada saya untuk melakukan sesuatu, saya akan selalu bersedia. Oleh karena itu saya merasa penuh perhatian dan sangat dihargai baik di klub dan ruang ganti.”
Karena usia yang sudah tak muda lagi, Espaneta pensiun dari Valencia pada 2016, menandai total 55 tahun pengabdiannya. Ia mendapatkan sejumlah penghargaan istimewa, termasuk diakui oleh Dewan Kota Valencia sebagai salah satu figur penting dalam sejarah klub dan kota.
Espaneta wafat pada 14 Oktober lalu pada usia 82 tahun. Untuk menghormati jasa-jasanya, ruang ganti Mestalla diubah menjadi “Vestuario Bernardo Espana”. Valencia juga menyiapkan kursi kosong untuk Espana dengan sebuah foto dan plakat peringatan.
Valencia juga telah memberikan penghormatan di Gerbang ke-12 Stadion Mestalla dan para penggemar membawakan buket bunga untuk memberikan penghormatannya. Pada pertandingan Valencia CF melawan Getafe CF pada tanggal 1 November, pertandingan perdana setelah beliau tiada, klub mengheningkan cipta selama semenit sebelum kick-off untuk menghormatinya. Kapten kedua kesebelasan menempatkan rangkaian bunga di kursi yang akan dipasang di pinggir lapangan, tempat Españeta biasa menonton pertandingan Valencia.
Espaneta adalah sosok yang dihormati dan setelah tiada, ia begitu dirindukan. Abunya disebar di lapangan di Mestalla sesuai dengan permintaannya. Semoga, Espaneta beristirahat dalam damai.