Kisah-Kisah Menarik Miroslav Klose

Miroslav Klose saat memecahkan rekor gol Piala Dunia. (Foto: FIFA.com)

Hari ini (Senin, 9 Juni 2020) menjadi hari spesial bagi Miroslav Klose. Penyerang kelahiran Opole, Polandia ini merayakan ulang tahunnya yang ke-42. Klose adalah salah satu penyerang terbaik yang pernah dimiliki sepakbola Jerman. Sederet gelar bergengsi sudah pernah ia raih dengan gelar tertingginya adalah Piala Dunia 2014.

Sepanjang kariernya, Klose telah memperkuat lima kesebelasan dengan empat kesebelasan diantaranya berasal dari Jerman. Satu-satunya klub luar Jerman yang pernah diperkuat oleh Klose adalah Lazio sekaligus menjad kesebelasan terakhirnya di dunia sepakbola Yang menarik, Klose tidak kehilangan ketajamannya sebagai seorang pencetak gol ulung meski saat itu usianya sudah mendekati 40 tahun.

Untuk merayakan hari jadi pria yang sekarang menjadi asisten Hans Flick di Bayern Munich tersebut, berikut kami sajikan beberapa momen menarik dari perjalanan karier Klose.

Tenar Pada Piala Dunia

Sosok Miroslav Klose sudah mencuri perhatian sepakbola Jerman ketika dia memperkuat Kaiserslautern. Musim 2001/2002 menjadi musim terbaiknya ketika ia mencetak 16 gol dan berada pada posisi tiga top skor Bundesliga pada musim tersebut. Torehan ini kemudian membawanya masuk dalam skuat Jerman asuhan Rudi Voller untuk Piala Dunia 2002.

Ketajamannya kemudian berlanjut di Korea Selatan-Jepang. Klose mencetak lima gol sepanjang turnamen atau hanya kalah dari Ronaldo yang mendapat sepatu emas. Tiga gol ia buat saat Jerman menang 8-0 atas Arab Saudi dan masing-masing satu gol ketika melawan Irlandia dan Kamerun. Sayangnya, Klose mandul ketika memasuki babak knock-out. Meski begitu, catatan lima gol Klose cukup bagus untuk pemain yang memulai debut pada ajang empat tahunan tersebut. Ia bahkan menjadi satu-satunya pemain di Piala Dunia yang bisa mencetak lima gol melalui sundulan dalam satu turnamen.

Semakin Tajam Bersama Werder Bremen

Klose mencari pengalaman baru dengan hijrah ke Werder Bremen pada musim panas 2004. Pindah klub ternyata tidak mengurangi ketajaman Klose. Sebaliknya, golnya semakin banyak. Bersama Bremen pula ia mendapat gelar top skor Bundesliga yaitu pada 2005/2006 ketika ia mencetak 25 gol. Kesuksesan individu Klose makin lengkap karena pada musim panas 2006, ia melengkapinya dengan menjadi top skor Piala Dunia 2006. Bermain di rumahnya sendiri, ia mencetak lima gol sepanjang turnamen. Berbeda dengan empat tahun sebelumnya, kali ini satu golnya berhasil ia cetak pada fase gugur.

Masa Sulit Bersama Louis van Gaal

Setelah bermain untuk Werder Bremen, Klose hijrah ke Bayern Munich. Disinilah ia mulai mendapatkan gelar Bundesliga pertamanya. Akan tetapi, bersama Bayern juga Klose merasakan masa sulit sebagai seorang pemain.

Setelah dua musim tampil baik dengan terus mencetak 20 gol, Klose meredup pada musim ketiganya atau lebih tepatnya ketika kursi kepelatihan Bayern dikuasai oleh Louis van Gaal. Klose berada di bawah bayang-bayang dua striker lainnya yaitu Luca Toni dan Mario Gomez.

Klose sendiri pernah menuturkan kalau ia kesulitan untuk bekerja sama dengan Van Gaal. Inilah yang membuatnya kesulitan menjaga performanya sebagai seorang striker. Segala hal yang sudah dilakukan Klose sebagai seorang pemain, tetap saja tidak pernah bisa memuaskan pria asal Belanda tersebut.

“Momen bekerja bersamanya adalah momen yang sangat sulit. Saya tidak pernah merasa bebas. Sulit sekali untuk memenuhi harapannya. Ia meminta saya untuk terus berlari yang tidak bisa saya penuhi. Saya sudah memberikan yang saya bisa, tapi sepertinya itu tidak pernah membuatnya merasa cukup,” kata Klose seperti dikutip dari Independent.

Top Skor Sepanjang Masa Piala Dunia

Meski jumlah golnya merosot ketika bersama Bayern Munich, namun Klose tidak pernah ditinggalkan oleh timnas Jerman. Namanya tetap masuk dalam skuad Panzer asuhan Joachim Loew. Pada Piala Dunia 2014, ia mencetak empat gol yang membuat koleksinya pada turnamen Piala Dunia menjadi 14. Ia gagal menambah pundi-pundi golnya ketika Jerman kalah dari Spanyol pada semifinal dan ketika menghadapi Uruguay pada perebutan ketiga.

Empat tahun kemudian, Klose akhirnya bisa memecahkan rekor top skor sepanjang masa Piala Dunia yang sebelumnya dimiliki oleh Ronaldo. Apes bagi Ronaldo, karena gol yang memecahkan rekornya justru dibuat Klose ketika Jerman mengalahkan Brasil dengan skor telak 7-1. Gol itu adalah gol terakhirnya bersama tim nasional. Pencapaian semakin lengkap karena pada akhir turnamen, Jerman menjadi juara Piala Dunia setelah mengalahkan Argentina.

Fair Play Bersama Lazio

Pada 2011, Klose memilih untuk meninggalkan Jerman dan bergabung dengan Lazio. Meski Klose sudah memasuki akhir karier, namun ketajamannya tidak berkurang. Ia masih bisa mencetak 63 gol dari 170 penampilannya bersama rival AS Roma tersebut. Bahkan ia sanggup memberikan gelar Coppa Italia pada 2012/2013.

Akan tetapi, karier Klose di Lazio lebih diingat karena aksinya ketika mereka berhadapan dengan Napoli pada September 2012 lalu. Ketika itu, Klose mencetak gol dengan menggunakan tangannya. Wasit yang memimpin pertandingan tersebut mengesahkan gol tersebut sebelum Klose memberi konfirmasi kalau bola mengenai tangannya. Sebuah bentuk sportivitas yang patut diberikan apresiasi.

“Wasit bertanya apakah bola menyentuh tangan saya dan tidak masalah bagi saya untuk menjawab ‘ya’. Ada banyak pemain muda yang menonton sepakbola di TV dan kami adalah panutan bagi mereka,” ujar Klose.

Momen tersebut membuat Klose mendapat penghargaan Sport Ethics Award dari University of Rome Tor Vergata. Saat masih bermain untuk Bremen, Klose pernah melakukan hal serupa. Saat itu, ia menolak untuk menerima penalti yang diberikan kepada Arminia Bielefeld karena merasa kalau ia tidak layak untuk mendapatkan penalti tersebut. Ia juga mendapat penghargaan atas aksinya tersebut.

“Sebuah kehormatan besar untuk mendapat penghargaan ini, tapi saya juga agak jengkel. Bagi saya, itu adalah sesuatu yang harus Anda lakukan. Saya akan melakukannya lagi. Selalu,” ujar Klose.