Kisah Luka di Wajah Franck Ribery

Selain kecepatannya menggiring dan tiba-tiba membelokkan bola, Franck Ribery juga dikenal karena luka di wajahnya. Namun, luka pada wajah sebelah kanannya inilah yang memotivasinya untuk menjadi orang yang lebih kuat di masa depan.

Luka ini ada di wajah Ribery saat usianya dua tahun. Ketika itu, ia pergi bersama orang tuanya. Akan tetapi, di tengah perjalanan, kendaraan yang mereka tumpangi terlibat dalam kecelakaan hebat dengan menabrak truk.

Ribery yang masih bayi terlempar keluar jendela karena tak menggunakan sabuk pengaman. “Masalahnya aku duduk di belakang dan aku terbang ke depan setelah benturan,” ucap pemain kelahiran 7 April 1983 ini.

Ribery lalu dibawa ke rumah sakit. Ia mendapatkan sekitar 100 jahitan di sebelah kanan wajahnya, dan menjadikan lukanya permanen.

Dalam wawancaranya di Canal+, Ribery mengakui kalau lukanya ini meningkatkan daya tahannya. “Luka ini memberiku karakter dan kekuatan ini,” kata Ribery.

“Karena ketika Anda masih kecil dan punya luka macam begini, hidupmu tidak mudah. Cara orang melihatmu, komentar-komentar mereka, keluargaku menderita karena ini,” tambah mantan pemain Bayern Munchen ini.

“Orang-orang akan bilang, ‘Lihat apa yang ada di wajahnya, lihat kepalanya. Apakah itu luka? Jelek betul’.”

“Ke manapun aku pergi, orang-orang akan melihatku. Bukan karena aku adalah orang yang baik atau karena namaku adalah Franck, atau pesepakbola yang bagus, tapi ya karena luka ini. Orang-orang yang membicarakanmu ini adalah para orang tua (dari anak-anak lain), dan ini amat jahat,” kata Ribery.

Namun, meski trauma, dia tidak pernah merasa kasihan pada dirinya sendiri. Dia berkata, “Saya tidak pernah pergi ke pojokan dan menangis, meskipun menderita.”

“Dalam hal tertentu kecelakaan ini membantu saya. Sebagai seorang anak, kecelakaan ini memotivasi saya. Tuhan memberi saya perbedaan ini. Luka ini adalah bagian dari diriku, dan orang-orang harus menganggapku apa adanya.”

Ribery adalah contoh kisah “from zero to hero”. Bagaimana tidak? Orang tua biologisnya meninggalkannya saat ia masih bayi, dan di usia dua tahun nyawanya hampir tak tertolong.

Meskipun dibesarkan dengan sulit, ia menjadi salah satu pesepakbola terhebat di generasinya. Sudah banyak trofi yang ia raih dalam lebih dari 600 penampilannya sebagai pesepakbola profesional. Ribery juga mengumpulkan 81 caps buat timnas Prancis.

Di Jerman, Ribery memenangi tujuh trofi Bundesliga, tiga Piala Jerman, dan satu Liga Champions pada 2013. Bersama timnas Prancis, Ribery mencetak 16 gol dan main di final Piala Dunia 2006. Ia memutuskan pensiun dari timnas pada 2014.

Di usianya yang sudah 37 tahun, Ribery bahkan masih main bola untuk Fiorentina di Serie A dengan menjadi pemain utama.

Sumber: The Sun, Caught Offside,