22 Maret 2018, Manchester United mengumumkan bahwa Zlatan Ibrahimovic telah menyepakati pemutusan kontraknya. Padahal, pada musim panas 2017 dia baru menandatangani perpanjangan kontrak satu tahun dengan klub Inggris itu, setelah pindah dari Paris Saint-Germain dan menjalani musim debut tahun sebelumnya. Dengan begitu, kontrak barunya itu telah berakhir di tengah jalan.
Ketika itu, Zlatan akan memasuki usia 37 pada tahun tersebut. Dalam karier sepakbola profesional, apalagi untuk seorang penyerang, usia itu sudah sangat tua. Berat bagi pemain seumuran itu untuk mendapakan klub baru yang kompetitif. Makanya, ketika dia akhirnya terbang ke Amerika Serikat, banyak orang yang beranggapan bahwa itu akan menjadi akhir dari perjalanan kariernya selama ini.
Menolak China demi California
23 Maret 2018, Zlatan resmi menandatangani kontrak dengan klub Major League Soccer (MLS), LA Galaxy. Menariknya, dia mengumumkan kedatangannya itu melalui iklan satu halaman penuh di Los Angeles Times.
“Dear Los Angeles, you’re welcome,” demikian tertulis pada iklan tersebut, yang turut dibubuhi dengan tanda tangan. Begitulah caranya untuk pertama kali menyapa warga Los Angeles.
Tak kalah aneh, menurut laporan media, ternyata sebelumnya Zlatan telah menolak tawaran 100 juta Dolar AS dari salah satu klub China. Dia malah lebih memilih kesepakatan selama dua tahun dengan nilai hanya 3 juta dolar AS yang dikirimkan LA Galaxy. Dan sebagai penegasan atas pilihannya itu, dia langsung terbang ke California Selatan bersama keluarganya dalam penerbangan 10 jam dari Inggris.
“Saya di sini bukan hanya untuk satu pertandingan. Saya di sini untuk musim ini,” kata Zlatan dalam konferensi pers. “Saya tahu apa yang harus saya lakukan untuk tampil. Saya telah memainkan 700, 800 pertandingan. Saya mencetak hampir 500 gol. Saya punya lebih banyak gol daripada pemain lain. Saya pikir saya tahu apa yang saya lakukan. Saya hanya harus terus melakukannya,” tambahnya lagi.
Tidak Butuh Waktu untuk Adaptasi
31 Maret 2018, debutnya di Amerika Serikat terjadi dalam pertandingan La Galaxy vs Los Angeles FC. Ini bukanlah laga sembarangan, karena merupakan El Trafico pertama sepanjang sejarah, derby Los Angeles di MLS. Nama Zlatan memang tak masuk dalam starting-line up pertandingan pekan kelima MLS 2018 itu. Tetapi, sosoknya terlihat di bench, tampak sudah siap untuk diturunkan di malam itu.
Zlatan masuk ke lapangan pada menit ke-71, 10 menit setelah timnya memperkecil ketinggalan 0-3 dari tamu. Dua menit kemudian, mereka mencetak satu gol lagi, skor 2-3. Berselang empat menit, giliran Zlatan yang menunjukkan kemampuan. Tendangan setengah voli dari jarak 41 meter bersarang di gawang lawan, sebelum sundulannya di injury time membalikkan keadaan jadi kemenangan untuk LA Galaxy.
“Saya mendengar orang banyak berkata, Kami ingin Zlatan, kami ingin Zlatan. Jadi saya memberikan mereka Zlatan,” katanya setelah pertandingan.
Dan, banyak orang menyebut laga itu salah satu yang paling berkesan sepanjang sejarah MLS. Di mana, Zlatan membuktikan usia 37 tahun ternyata belum terlalu tua baginya untuk membantu tim, seperti sempat dibahasnya dalam konferensi pers pertama.
Seperti perjalanan di klub sebelumnya, dari Malmo ke Ajax, lalu Juventus, Inter Milan, Barcelona, AC Milan, PSG hingga Man United, Zlatan memang tidak pernah butuh waktu lama untuk beradaptasi. “Dia pria yang hebat,” kata rekan setimnya, gelandang Baggio Husidic.
“Di dalam grup, dia seorang pelawak. Dia menyambut pemain muda dan berinteraksi dengan anggota akademi,” sambungnya.
Kesombongan yang Diperbolehkan
Kesombongan memang telah melekat pada sosok Zlatan sepanjang kariernya selama 24 tahun. Tapi, itu pula yang telah membuat dia terus menaikkan standar, bekerja lebih keras dan mencapai tempat yang lebih tinggi. Di AS, dia mencetak 22 gol dalam 27 penampilan pada musim debut, disusul 30 gol lainnya dalam 29 pertandingan pada musim kedua, sebelum pergi melanjutkan petualangan barunya.
“Ada kilau di matanya dan pemahaman tentang karakter yang dimainkan, kepribadiannya,” kata Alexi Lalas, manajer umum LA Galaxy dan legenda AS. “Tak berarti itu tak asli dan otentik. Tapi dia paham bagaimana memanipulasi dan menggunakannya untuk keuntungannya. Kemudian bagian terpenting dari keseluruhan persamaan adalah dia memahami bahwa dia punya kemampuan untuk hidup sesuai dengan itu dan memberikan momen-momen itu daripada hanya membicarakannya,” sambungnya.
“Anda tidak dapat melakukan sesuatu yang brilian kecuali Anda berani menjadi brilian,” kata pelatih LA Galaxy saat itu, Sigi Schmid pula di lain waktu. “Zlatan adalah definisi sempurna dari seorang pria yang selalu berani jadi brilian. Dan jika Anda melakukan itu, Anda telah melakukan beberapa hal,” ucapnya.
Akhir 2019, Zlatan pergi, tapi ternyata dia kembali ke Milan dan terus bermain selama lebih dua tahun, sebelum akhirnya memutuskan pensiun pada 4 Juni 2021, di usianya hampir 42 tahun.